Advertisement

Ini 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana Mengatasinya

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   03 Desember 2025

Burnout bisa menurunkan motivasi dan kinerja, tapi bisa diatasi dengan langkah sederhana dan dukungan dari profesional seperti psikolog.

Ini 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana MengatasinyaIni 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana Mengatasinya

DAFTAR ISI


Kondisi burnout terkadang sulit untuk dijelaskan, karena bukan kondisi medis. Menurut kamus psikologi American Psychological Association (APA), burnout artinya sebagai kelelahan fisik, emosional atau mental, disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja dan sikap negatif pada diri sendiri dan orang lain.

Kamu mungkin tidak menyadari bahwa sedang burnout. Namun, jika kamu merasa lelah dan lambat, bahkan pekerjaan sederhana pun terasa berat untuk diselesaikan,apalagi jika disertai stres sehingga cepat marah dan frustasi, maka kemungkinan besar kamu sedang mengalami burnout. 

Ciri-ciri Burnout yang Perlu Dikenali

Ciri-ciri burnout pada setiap orang bisa berbeda. Pada dasarnya tekanan yang disebabkan burnout dapat memengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional. Nah, berikut beberapa ciri-ciri burnout yang perlu diwaspadai.

1. Selalu merasa kelelahan

Jika kamu merasa lelah sehingga tidak bisa menggerakkan otot, bahkan tidak berdaya untuk bangun dari tempat tidur, kemungkinan itu ada ciri-ciri burnout. Burnout merupakan jenis stres terkait pekerjaan yang ditandai perasaan lelah, baik secara emosional maupun fisik.

2. Merasa tidak berguna

Ciri-ciri burnout yang kedua adalah munculnya rasa tidak berguna atau tidak kompeten. Hal ini mengarah pada kurangnya pencapaian dan produktivitas. Ada kalanya tanda-tanda burnout muncul sekaligus.

3. Depresi

Jika kamu merasa tidak berguna, tidak heran jika kamu mengalami depresi. Penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama burnout adalah pekerjaan.

Sedangkan depresi bisa menjadi kondisi seumur hidup jika tidak ditangani dengan benar, termasuk depresi yang dapat disebabkan oleh pekerjaan.

Bisa dibilang depresi dan pekerjaan saling berhubungan. Studi menunjukkan bahwa jika kamu rentan terhadap depresi, maka akan lebih rentan lagi mengalami burnout.

Pahami lebih dalam mengenai Depresi – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya berikut ini.

4. Membenci pekerjaan

Studi menunjukkan bahwa ketidakpuasan pada pekerjaan adalah salah satu dari beberapa efek samping dari burnout. Ciri-ciri burnout ini sering kali muncul disertai dengan penyakit fisik.

5. Sakit kepala

Herbert Freudenberger, psikolog asal Amerika Serikat yang mencetuskan konsep burnout pada tahun 1974, menyebutkan sering sakit kepala merupakan ciri-ciri fisik dari burnout. Selanjutnya sakit kepala dapat berdampak pada masalah tidur.

Jika kamu butuh teman bicara, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun.

Penyebab Burnout

Burnout disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:

  • Beban kerja berlebihan: Terlalu banyak pekerjaan dengan tenggat waktu yang ketat.
  • Kurangnya kontrol: Tidak memiliki kendali atas pekerjaan atau keputusan terkait pekerjaan.
  • Kurangnya pengakuan: Tidak mendapatkan apresiasi atau penghargaan atas hasil kerja.
  • Lingkungan kerja toxic: Konflik interpersonal, bullying, atau diskriminasi di tempat kerja.
  • Ketidakseimbangan hidup: Kesulitan memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Fase-Fase Burnout yang Perlu Kamu Ketahui

Burnout tidak datang secara tiba-tiba. Kondisi ini berkembang melalui beberapa fase, dan penting bagi kamu untuk mengenali setiap fasenya agar bisa mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Nah, fase-fase burnout adalah

  • Fase 1: Antusiasme tinggi. Pada fase ini, kamu sangat bersemangat dengan pekerjaan atau peranmu. Kamu merasa termotivasi dan penuh energi untuk mencapai tujuanmu.
  • Fase 2: Stres ringan. Seiring berjalannya waktu, kamu mulai merasakan stres ringan. Beban kerja mungkin meningkat, atau kamu menghadapi tantangan yang lebih besar. Namun, kamu masih bisa mengatasinya dengan baik.
  • Fase 3: Stres kronis. Jika stres ringan tidak ditangani, maka akan berkembang menjadi stres kronis. Kamu mulai merasa kelelahan, mudah tersinggung, dan sulit berkonsentrasi.
  • Fase 4: Burnout. Pada fase ini, kamu merasa benar-benar kelelahan secara fisik dan mental. Kamu kehilangan motivasi, merasa putus asa, dan mungkin mengalami gejala fisik seperti sakit kepala atau gangguan tidur.

Mengenali fase-fase burnout ini sangat penting agar kamu bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu merasa mengalami gejala burnout.

Pahami informasi lebih lanjut seputar Kesehatan Mental – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya di sini.

Cara Sederhana Mengatasi Burnout

Berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi burnout adalah:

  • Evaluasi pilihan. Diskusikan masalah pada orang yang dipercaya. Jika itu pekerjaan di kantor, maka kamu bisa berdiskusi dengan atasan. Mungkin kamu dapat bekerja sama dengan atasan untuk mengubah ekspektasi atau mencapai kompromi dan solusi. Coba juga untuk menetapkan tujuan apa yang harus dilakukan dan apa yang bisa menunggu.
  • Cari dukungan. Kamu bisa berbicara dengan teman, rekan kerja, atau orang yang dicintai. Dukungan dan kolaborasi dapat membantumu mengatasinya. 
  • Lakukan aktivitas yang menenangkan. Eksplorasi kegiatan yang dapat membantumu mengatasi stres. Contohnya yoga, meditasi, atau tai chi.
  • Olahraga secara rutin. Aktivitas fisik dapat membantu mengatasi stres dengan baik. Kegiatan ini juga dapat mengalihkan pikiran dari sesuatu yang membuatmu burnout.
  • Tidur yang cukup. Tidur dapat memulihkan kesehatan dan membantu meningkatkan kesehatan. 
  • Fokus. Ini adalah tindakan yang memusatkan perhatian pada aliran napas sehingga kamu menjadi sangat sadar akan apa yang kamu rasakan setiap saat. 

Bagaimana cara meredakan stres? Baca di sini: Ini Cara Mengatasi Stres yang Efektif dan Mudah Dilakukan

Hal yang perlu diingat, tetaplah untuk berpikiran terbuka saat mempertimbangkan pilihan. Jangan biarkan pekerjaan yang menuntut merusak kesehatanmu. Apalagi kesehatan jadi terganggu akibat terpengaruh oleh sesuatu yang tidak menguntungkan. 

Cara Mencegah Burnout

Berikut beberapa strategi pencegahan yang dapat diterapkan:

  • Manajemen waktu yang efektif: Buat jadwal kerja yang realistis dan prioritaskan tugas-tugas penting.
  • Delegasikan tugas: Jangan ragu untuk meminta bantuan atau mendelegasikan tugas kepada orang lain jika memungkinkan.
  • Komunikasi yang terbuka: Bicarakan masalah atau kekhawatiran dengan atasan atau rekan kerja.
  • Pengembangan diri: Ikuti pelatihan atau workshop untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
  • Jaga keseimbangan hidup: Pastikan ada waktu untuk bersantai, berlibur, dan melakukan aktivitas di luar pekerjaan.

Singat kata, burnout artinya masalah serius yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Mengenali ciri-ciri burnout sejak dini, mengidentifikasi penyebabnya, dan menerapkan strategi pencegahan yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan dan produktivitas.

Ini Beberapa Rekomendasi Psikolog yang Bisa Bantu Mengatasi Gejala Burnout

Jika burnout berlangsung lebih parah, tidak ada salahnya untuk bicara dengan psikolog di Halodoc.

Tak perlu ke luar rumah, kamu bisa melakukan konseling secara online dan efektif melalui aplikasi Halodoc.

Nah, berikut rekomendasi psikolog online yang sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:

1. Gentur Anto Judho S.Psi, Psikolog, CHt

Kamu bisa menghubungi Gentur Anto Judho S.Psi, Psikolog, CHt, seorang lulusan Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung pada 1993 dan 2003.

Gentur Anto Judho S.Psi, Psikolog, CHt kini berpraktik di Bandung, Jawa Barat, dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Dengan pengalamannya sebagai psikolog klinis dewasa selama 23 tahun, Gentur Anto Judho S.Psi, Psikolog, CHt bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait masalah burnout.

Ia juga mampu memberikan konsultasi seputar keluarga, hubungan, pengembangan diri, gangguan kecemasan, identitas seksual, dan stres.

Chat Gentur Anto Judho S.Psi, Psikolog, CHt mulai dari Rp 145.000,- di Halodoc.

2. Shinta Utami S.Psi, M.Psi, Psikolog

Pilihan lainnya adalah Shinta Utami S.Psi, M.Psi, Psikolog yang merupakan alumnus Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana pada 2013 dan Universitas Tarumanagara pada 2016.

Shinta Utami S.Psi, M.Psi, Psikolog berpraktik di DKI Jakarta, dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Dengan pengalamannya sebagai psikolog klinis selama 9 tahun, Shinta Utami S.Psi, M.Psi, Psikolog dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait penanganan burnout

Shinta Utami S.Psi, M.Psi, Psikolog bisa memberikan konsultasi seputar keluarga dan hubungan, depresi, gangguan kecemasan, stres, hingga gangguan kepribadian.

Chat Shinta Utami S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 150.000,- di Halodoc

3. Famella Sari M.Psi, Psikolog

Kamu juga bisa berkonsultasi pada Famella Sari M.Psi, Psikolog yang merupakan alumnus Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia pada 2003 dan Universitas Gadjah Mada pada 2007 .

Famella Sari M.Psi, Psikolog berpraktik di Palembang, Sumatera Selatan dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Dengan pengalamannya sebagai psikolog klinis selama 17 tahun, Famella Sari M.Psi, Psikolog mampu membantu kamu atasi masalah burnout yang kamu alami.

Ia dapat memberikan konsultasi seputar keluarga dan hubungan, pengembangan diri, pekerjaan dan karir, gangguan kecemasan serta stres.

Chat Famella Sari M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 115.000,- di Halodoc

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. What Is Burnout?
WebMD. Diakses pada 2025. Signs You’re Burned Out.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Job burnout: How to spot it and take action.