Ini 7 Ciri-Ciri HIV pada Wanita yang Harus Diketahui
HIV hingga kini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya.

DAFTAR ISI
- Ciri-Ciri HIV pada Wanita
- Skrining Penyakit Menular Seksual di Rumah Pakai Halodoc
- Penyebab HIV pada Wanita
- Diagnosis HIV
- Pengobatan HIV untuk Wanita
- Komplikasi HIV pada Wanita
- Pencegahan HIV pada Wanita
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
- FAQ
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup berbahaya, karena hingga kini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya.
Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh, dengan cara merusak sel darah putih dalam tubuh. Jika tidak ditangani dengan baik, HIV berisiko menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih parah seperti AIDS.
Tak hanya pria, wanita juga berisiko mengalami penyakit HIV. Meski umumnya sama, ada beberapa perbedaan gejala HIV pada wanita. Berikut ini ulasan selengkapnya!
Ciri-Ciri HIV pada Wanita

HIV dan AIDS merupakan penyakit yang berkaitan, tetapi tidak serupa. AIDS merupakan komplikasi lanjut dari infeksi HIV yang masuk ke dalam tubuh dan menghancurkan sel CD4.
CD4 merupakan bagian dari sel darah putih, yang berfungsi melawan infeksi. Semakin sedikit jumlah sel CD4 dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh seseorang akan menjadi semakin lemah.
HIV dan AIDS menjadi penyakit yang mudah menular melalui darah, sperma, atau cairan vagina. Bahkan, virus ini juga bisa menular melalui air susu ibu ke bayi yang baru dilahirkan.
Nah, mau tahu apa saja ciri ciri HIV pada wanita?
1. Muncul gejala seperti flu
Meskipun umumnya kondisi ini jarang menyebabkan gejala, tetapi ada beberapa pengidapnya yang merasakan munculnya gejala flu di awal penyakit ini menyerang.
Ada beberapa kondisi yang sebaiknya jangan diabaikan, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga muncul ruam pada kulit.
Biasanya, kondisi ini dapat pulih dengan sementara. Setelah itu, gejala lanjutan akan kembali dialami dengan waktu yang beragam, mulai dari hitungan hari, bulan, hingga tahun.
Segeralah lakukan konsultasi dengan dokter saat mengalami gejala HIV. Tujuannya untuk mendapatkan penanganan dan rekomendasi obat yang sesuai.
Beberapa rekomendasi obat HIV yang biasanya diresepkan dokter, bisa kamu cari tahu pada artikel berikut ini:
- Ini Jenis dan Rekomendasi Obat HIV yang Perlu Diketahui.
- Catat Ini 5 Jenis Tes HIV yang Bisa Dilakukan.
Berbagai obat HIV dan alat tes HIV yang direkomendasikan dokter, kini bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
2. Mengalami infeksi vagina berulang
Ciri ciri HIV pada wanita juga berkaitan dengan infeksi pada vagina. Infeksi HIV ini membuat tubuh menjadi kesulitan untuk mengontrol atau mengatasi bakteri, yang kemudian menyebabkan infeksi.
Kondisi ini umumnya membuat wanita lebih rentan mengalami infeksi jamur pada vagina. Infeksi ini bahkan bisa dialami berulang oleh pengidap HIV wanita.
Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai terkait kondisi ini. Mulai dari sensasi panas dan terbakar pada bagian vagina dan vulva, nyeri saat berhubungan intim, serta keputihan.
Kunjungi rumah sakit terdekat dan lakukan pemeriksaan terkait kondisi kesehatan, jika kamu mengalami infeksi jamur vagina secara berulang. Yuk, download Halodoc sekarang juga untuk membuat janji di rumah sakit pilihan tanpa antre!
3. Perubahan siklus menstruasi
Ciri ciri HIV pada wanita selanjutnya adalah perubahan pada siklus menstruasi. Wanita yang terinfeksi HIV lebih rentan mengalami gangguan pada siklus menstruasi, jika dibandingkan dengan wanita yang tidak mengidap HIV.
Kondisi ini biasanya disebut sebagai oligomenorea, di mana siklus menstruasi menjadi tidak teratur, umumnya bergeser dari siklus normal menjadi lebih dari 35 hari.
Selain karena faktor hormonal, hal ini juga dipicu oleh jumlah sel CD4 di dalam tubuh yang semakin menurun karena infeksi virus HIV.
4. Nyeri panggul kronis
Dengan penularan yang hampir serupa dengan penyakit menular seksual, wanita pengidap HIV juga akan lebih rentan terpapar bakteri, seperti klamidia dan gonore.
Hal ini menyebabkan wanita pengidap HIV akan mengalami radang panggul yang kronis. Kondisi ini ditandai dengan nyeri di perut bawah dan panggul, keputihan berbau tidak sedap, sakit saat berhubungan seksual, demam menggigil, nyeri saat buang air kecil, serta pendarahan selama berhubungan seksual.
5. Gangguan kesuburan
Virus HIV dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga pengobatan yang dilakukan untuk nyeri panggul kronis atau radang panggul pun tidak dapat optimal.
Jika hal ini terjadi, maka penyakit radang panggul tersebut bisa memicu masalah kesehatan lainnya pada tubuh wanita. Salah satunya adalah gangguan kesuburan, karena adanya infeksi pada rahim, indung telur, dan tuba fallopi.
Padahal, ketiga organ tersebut memainkan peran penting dalam kesuburan dan kehamilan.
6. Menopause dini
Menopause dini merupakan kondisi berhentinya siklus menstruasi, yang terjadi sebelum wanita memasuki usia 40 tahun.
Wanita pengidap HIV akan rentan mengalami menopause dini ketika penyakit ini disertai dengan gaya hidup yang kurang baik, seperti kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan jumlah sel CD4 yang rendah.
7. Muncul ruam dan luka di tubuh
Ciri-ciri HIV pada wanita juga dapat berkaitan dengan masalah pada kulit. Dalam beberapa kasus, HIV bisa menyebabkan munculnya ruam dan luka di tubuh.
Kondisi ini disebabkan akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah, sehingga berisiko mengembangkan berbagai infeksi kulit, termasuk yang disebabkan oleh jamur, virus, hingga bakteri.
Luka dan ruam umumnya muncul di berbagai bagian tubuh terutama di kulit, mulut, alat kelamin, hingga anus.
Itulah beberapa tanda HIV pada wanita yang perlu diwaspadai. Gejala atau tanda awal HIV biasanya akan muncul setelah 1–2 bulan setelah seseorang terinfeksi. Pada saat ini, biasanya pengidap HIV belum menyadari bahwa dirinya terinfeksi.
Namun, meski Tanpa Gejala Khusus, Ketahui Tanda Awal Penularan HIV agar kamu lebih waspada.
Jangan ragu untuk segera berkonsultasi pada dokter sepsialis kulit dan kelamin bila mengalami gejala-gejala di atas.
Tujuannya untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat, sesuai dengan kondisimu.
Skrining Penyakit Menular Seksual di Rumah Pakai Halodoc
HIV sangat menular dan belum ada obatnya. Untuk itu, penting melakukan skrining penyakit menular seksual secara rutin sebagai tindak pencegahannya.
Nah, saat ini kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual terkait penyakit syphilis dari rumah dengan menggunakan layanan Homecare by Halodoc.
Layanan homecare ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
- Tak perlu repot keluar rumah.
- Tak perlu antre lama di rumah sakit.
- Hemat waktu dan biaya.
- Tenaga medis profesional dan responnya cepat.
- Protokol kesehatan yang ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
- Sampel diambil secara aman dan steril.
- Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
- Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
- Harganya terjangkau, mulai dari Rp599.000,-, kamu bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
- Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
- Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Dengan berbagai keunggulan layanan Homecare by Halodoc, kamu bisa melakukan tes sifilis dengan mudah dan nyaman.
Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi Halodoc atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!
Penyebab HIV pada Wanita
HIV disebabkan oleh virus yang menyebar melalui cairan tubuh tertentu, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu.
Pada wanita, HIV paling sering menular melalui:
- Hubungan seksual tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi HIV
- Berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi HIV
- Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
Diagnosis HIV
Diagnosis HIV dilakukan melalui tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap virus atau virus itu sendiri.
Tes HIV penting untuk dilakukan jika seseorang memiliki faktor risiko terinfeksi HIV atau mengalami gejala yang mencurigakan.
Diagnosis dini HIV memungkinkan pengobatan segera dan membantu mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Pengobatan HIV untuk Wanita
Meskipun tidak ada obat untuk HIV, pengobatan dengan obat antiretroviral (ARV) dapat membantu mengendalikan virus, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV.
Wanita dengan HIV perlu mendapatkan perawatan medis yang komprehensif, termasuk pemantauan kesehatan secara teratur, pengobatan infeksi oportunistik, dan dukungan psikologis.
Komplikasi HIV pada Wanita
Jika tidak diobati, HIV dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada wanita, termasuk:
- Infeksi oportunistik yang parah
- Kanker tertentu
- Penyakit radang panggul
- Gangguan menstruasi
- Infertilitas
- Komplikasi kehamilan
Pencegahan HIV pada Wanita
Pencegahan HIV pada wanita meliputi beberapa strategi, seperti:
- Melakukan hubungan seksual yang aman dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks
- Tidak berbagi jarum suntik dengan orang lain
- Melakukan tes HIV secara teratur, terutama jika memiliki faktor risiko
- Jika positif HIV, segera memulai pengobatan ARV untuk mencegah penularan virus ke orang lain
- Bagi ibu hamil dengan HIV, minum obat ARV secara teratur untuk mencegah penularan virus ke bayi
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala HIV atau memiliki faktor risiko terinfeksi HIV.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup.
Kesimpulan
Mengenali ciri-ciri HIV pada wanita adalah langkah penting dalam diagnosis dini dan penanganan yang tepat.
Jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko terinfeksi HIV, segera periksakan diri ke dokter.
Dengan diagnosis dan pengobatan dini, wanita dengan HIV dapat hidup sehat dan berkualitas.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat dengan cara klik banner di bawah ini!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. HIV and Women: 9 Common Symptoms.
Healthline. Diakses pada 2024. A Comprehensive Guide to HIV and AIDS.
Medline Plus. Diakses pada 2024. HIV/AIDS in Women.
Medical News Today. Diakses pada 2024. What Are The Symptoms of HIV in Women.
Very Well Health. Diakses pada 2024. Signs and Symptoms of HIV in Women.
FAQ
1. Apa yang dirasakan pengidap HIV?
Pengidap HIV pada tahap awal seringkali tidak merasakan gejala apapun atau hanya mengalami gejala mirip flu, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Dalam jangka panjang, tanpa pengobatan, mereka mungkin mengalami penurunan berat badan, kelelahan kronis, infeksi berulang, dan penyakit serius karena sistem imun yang lemah.
2. Bagian tubuh manakah yang terserang ketika tubuh terinfeksi HIV?
HIV terutama menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel T CD4, yang penting dalam membantu tubuh melawan infeksi.
Penurunan sel-sel ini menyebabkan kekebalan tubuh menurun, meningkatkan risiko infeksi dan penyakit terkait.
3. Gatal HIV itu seperti apa?
Gatal pada pengidap HIV sering kali berkaitan dengan infeksi oportunistik atau reaksi alergi terhadap obat-obatan.
Kulit bisa menjadi sangat gatal dan disertai dengan ruam merah atau lesi kulit, terutama jika terjadi infeksi jamur, bakteri, atau reaksi dermatitis seboroik yang umum pada pengidap HIV.


