Advertisement

Ini Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Harus Diketahui

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   17 April 2025

Panduan lengkap imunisasi bayi: jadwal imunisasi dasar (0-18 bulan), jenis vaksin & efek sampingnya.

Ini Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Harus DiketahuiIni Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Harus Diketahui

DAFTAR ISI

  1. Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Harus Diketahui
  2. Pentingnya Imunisasi Bayi untuk Kekebalan Tubuh
  3. Jadwal Imunisasi Bayi 0-12 Bulan
  4. Jadwal Imunisasi Bayi 12-18 Bulan
  5. Jenis Vaksin Imunisasi Dasar yang Perlu Diketahui
  6. Efek Samping Imunisasi dan Cara Mengatasinya
  7. Produk Halodoc Terkait Imunisasi
  8. Kapan Harus Menunda Imunisasi?
  9. Catatan Penting untuk Orang Tua
  10. Kesimpulan

Imunisasi adalah cara efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. Dengan imunisasi, sistem kekebalan tubuh anak akan terlatih untuk melawan infeksi di masa depan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menetapkan jadwal imunisasi dasar yang wajib diikuti oleh setiap anak.

Namun, mengapa imunisasi begitu penting, dan bagaimana jadwal yang tepat untuk memastikan anak mendapatkan perlindungan optimal? Simak informasi lengkapnya dalam artikel ini.

Pentingnya Imunisasi Bayi untuk Kekebalan Tubuh

Imunisasi bayi adalah langkah krusial untuk membangun kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi mengancam jiwa.

Bayi yang baru lahir masih sangat rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.

Vaksin bekerja dengan merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi, sehingga tubuh bayi siap melawan penyakit jika terpapar di kemudian hari.

Menurut data dari WHO, imunisasi berhasil mencegah jutaan kematian setiap tahunnya.

Dengan memberikan imunisasi sesuai jadwal, orang tua dapat memberikan perlindungan terbaik bagi buah hati mereka.

Imunisasi bukan hanya melindungi anak secara individual, tetapi juga berkontribusi pada kekebalan kelompok (herd immunity), yang melindungi seluruh komunitas, terutama mereka yang terlalu muda atau memiliki kondisi medis yang tidak memungkinkan untuk diimunisasi.

Jadwal Imunisasi Bayi 0-12 Bulan

Jadwal imunisasi bayi usia 0-12 bulan meliputi berbagai jenis vaksin yang diberikan pada waktu-waktu tertentu.

Berikut adalah jadwal imunisasi dasar yang direkomendasikan oleh Kemenkes RI:

  • Usia 0 bulan: Vaksin Hepatitis B (HB-0) untuk mencegah infeksi hati.
  • Usia 1 bulan: Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) untuk mencegah tuberkulosis (TB).
  • Usia 2 bulan: Vaksin DPT-HB-Hib (Difteria, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe b) dosis pertama dan vaksin Polio (IPV atau bOPV) dosis pertama.
  • Usia 3 bulan: Vaksin Polio (bOPV) dosis kedua.
  • Usia 4 bulan: Vaksin DPT-HB-Hib dosis kedua dan vaksin Polio (IPV atau bOPV) dosis ketiga.
  • Usia 9 bulan: Vaksin MR (Measles-Rubella) atau Campak untuk mencegah campak dan rubella.

Pastikan untuk mencatat tanggal imunisasi dan membawa buku catatan imunisasi setiap kali mengunjungi dokter atau fasilitas kesehatan.

Jika ada imunisasi yang terlewat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan jadwal catch-up.

Jadwal Imunisasi Bayi 12-18 Bulan

Setelah usia 1 tahun, bayi masih memerlukan imunisasi lanjutan untuk memperkuat kekebalan yang telah dibangun sebelumnya.

Berikut adalah jadwal imunisasi yang direkomendasikan untuk bayi usia 12-18 bulan:

  • Usia 12 bulan: Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) dosis pertama untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus.
  • Usia 18 bulan: Vaksin DPT-HB-Hib dosis ketiga dan vaksin MR (Measles-Rubella) ulangan.

Imunisasi pada usia ini sangat penting untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit-penyakit yang dapat mengancam kesehatan anak.

Jenis Vaksin Imunisasi Dasar yang Perlu Diketahui

Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai jenis-jenis vaksin yang termasuk dalam imunisasi dasar:

  • Hepatitis B (HB): Melindungi dari infeksi virus Hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati kronis.
  • BCG: Mencegah penyakit Tuberkulosis (TB), terutama TB berat yang dapat menyerang otak dan paru-paru.
  • DPT-HB-Hib: Vaksin kombinasi yang melindungi dari Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus, Hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b yang dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia.
  • Polio: Mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
  • MR (Measles-Rubella): Mencegah penyakit Campak dan Rubella (campak Jerman). Rubella berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi.
  • PCV: Melindungi dari infeksi bakteri Pneumokokus yang dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.

Efek Samping Imunisasi dan Cara Mengatasinya

Setelah imunisasi, beberapa anak mungkin mengalami efek samping ringan, seperti demam ringan, rewel, atau nyeri dan kemerahan di tempat suntikan.

Efek samping ini biasanya hilang dalam beberapa hari.

Untuk mengatasi efek samping imunisasi, kamu dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Kompres hangat atau dingin di tempat suntikan untuk mengurangi nyeri dan kemerahan.
  • Berikan parasetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang dianjurkan dokter jika anak demam atau rewel.
  • Berikan ASI atau susu formula lebih sering untuk mencegah dehidrasi.
  • Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.

Jika anak mengalami efek samping yang lebih serius, seperti demam tinggi (di atas 38°C), kejang, atau kesulitan bernapas, segera bawa ke dokter.

Produk Halodoc Terkait Imunisasi

Halodoc menyediakan berbagai layanan yang memudahkan kamu untuk memenuhi kebutuhan imunisasi anak:

  • Buat Janji Dokter: Jadwalkan kunjungan imunisasi dengan dokter terpercaya di rumah sakit atau klinik terdekat.
  • Layanan Home Lab: Dapatkan layanan imunisasi di rumah dengan nyaman dan aman.
  • Tanya Dokter: Konsultasikan dengan dokter spesialis anak melalui chat untuk mendapatkan informasi dan saran mengenai imunisasi.
  • Beli Obat dan Vitamin: Temukan obat-obatan dan vitamin yang dibutuhkan untuk mengatasi efek samping imunisasi atau mendukung kesehatan anak.

Kapan Harus Menunda Imunisasi?

Dalam beberapa kondisi, imunisasi sebaiknya ditunda hingga anak pulih. Berikut adalah beberapa kondisi yang memerlukan penundaan imunisasi:

  • Anak sedang sakit demam tinggi atau infeksi akut.
  • Anak dirawat di rumah sakit.
  • Anak memiliki riwayat reaksi alergi berat terhadap vaksin sebelumnya.

Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah anak perlu menunda imunisasi atau tidak.

Catatan Penting untuk Orang Tua

Imunisasi adalah investasi terbaik untuk kesehatan anak. Dengan memberikan imunisasi sesuai jadwal, kamu telah memberikan perlindungan optimal terhadap penyakit-penyakit berbahaya.

Berikut adalah beberapa catatan penting yang perlu diingat:

  • Selalu bawa buku catatan imunisasi setiap kali mengunjungi dokter atau fasilitas kesehatan.
  • Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter jika kamu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran mengenai imunisasi.
  • Laporkan setiap efek samping yang dialami anak setelah imunisasi kepada dokter.
  • Pastikan anak mendapatkan imunisasi ulangan (booster) sesuai jadwal untuk memperkuat kekebalan tubuhnya.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi adalah hak setiap anak dan merupakan tanggung jawab orang tua untuk memenuhinya.

Kesimpulan

Imunisasi bayi adalah langkah penting untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya dan memastikan tumbuh kembang yang optimal.

Dengan mengikuti jadwal imunisasi dasar yang direkomendasikan oleh Kemenkes RI dan berkonsultasi dengan dokter, orang tua dapat memberikan perlindungan terbaik bagi buah hati mereka.

Untuk kemudahan akses layanan kesehatan terkait imunisasi, gunakan fitur Halodoc.

Kamu bisa melakukan imunisasi di rumah melalui layanan Homecare by Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter spesialis anak melalui chat.

Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Buku Imunisasi Indonesia.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Immunization coverage.