Advertisement

Ini Mitos dan Fakta seputar Krisis Identitas

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 Oktober 2022

“Krisis identitas adalah masalah yang berhubungan dengan belum menemukannya jati diri sendiri. Ada banyak sekali mitos terkait kondisi ini, sehingga perlu tahu faktanya agar tidak salah.”

Ini Mitos dan Fakta seputar Krisis IdentitasIni Mitos dan Fakta seputar Krisis Identitas

Halodoc, Jakarta – Beberapa orang kerap mempertanyakan jati dirinya, terutama pada seseorang yang baru beranjak dewasa. Kondisi ini disebut juga dengan krisis identitas diri, serta tidak mudah untuk didiagnosis.

Umumnya, masalah ini terjadi akibat adanya perubahan besar dalam hidup dan dipicu karena mengalami masalah yang berat dan tidak kunjung usai. Namun, ada banyak sekali mitos yang beredar terkait kondisi ini yang masih banyak orang percaya.

Ada banyak sekali berbagai mitos yang beredar, sehingga perlu tahu faktanya. Dengan begitu, ketidakpahaman banyak orang akan kondisi ini bisa diluruskan, agar pengidapnya bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Berbagai Mitos dan Fakta dari Krisis Identitas

Krisis Identitas Rentan Terjadi pada Remaja, Mitos atau Fakta?

Faktanya, memang kondisi ini lebih rentan terjadi pada remaja. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada orang dewasa. Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat remaja memiliki risiko tinggi mengalami masalah ini:

1. Adanya perubahan fisik dari anak-anak menjadi remaja.

2. Mengalami ketertarikan pada lawan jenis.

3. Mulai matangnya cara berpikir, untuk hari ini dan masa depan.

4. Pengalaman masa kecil yang buruk.

Benarkah Krisis Identitas Lebih Rentan Terjadi pada Wanita?

Ternyata, hal ini termasuk dalam mitos terkait krisis identitas. Kenyataannya, kondisi ini tidak berpengaruh pada jenis kelamin tertentu, risikonya sama saja baik untuk wanita ataupun pria. Satu hal yang perlu dipahami, remaja lebih rentan untuk mengalaminya dibandingkan orang dewasa atau anak-anak.

Krisis Identitas Dapat Membahayakan?

Faktanya, krisis identitas tidak menimbulkan sesuatu yang membahayakan, tetapi dapat menyebabkan situasi yang bermasalah dan tidak nyaman. Seseorang yang mengalami masalah ini perlu mendapatkan penanganan karena berisiko mengalami masalah yang lebih serius, yaitu depresi.

Seseorang yang mengalami depresi bisa mendapatkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri, memiliki pikiran tentang kematian, bahkan percobaan bunuh diri. Beberapa tanda dari depresi, yaitu:

  • Mengalami perubahan suasana hati dan mudah marah.
  • Energi dan motivasi diri yang rendah.
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang membuatnya senang.
  • Mengalami masalah terkait perhatian dan konsentrasi.
  • Berpikir tentang kematian.

Krisis Identitas Adalah Sesuatu yang Buruk?

Meski terdengar seperti sesuatu yang negatif, situasi ini tidak sepenuhnya memberikan dampak buruk. Krisis identitas dapat memberikan seseorang kesempatan untuk mencari cara untuk berpikir, merasakan sesuatu, dan bahkan lebih hidup.

Kondisi ini bisa menjadi momen peringatan jika sedang mengalami masalah. Dengan mengenali masalahnya, orang tersebut dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah, sehingga belajar sesuatu yang baru.

Nah, itulah berbagai mitos dan fakta terkait krisis identitas yang perlu diketahui semua orang, terutama orangtua yang memiliki anak remaja. Jika melihat anak yang kerap mempertanyakan segala hal tentang jati dirinya, ada baiknya segera membawanya ke psikolog untuk mendapatkan penanganan dari ahlinya.

Nah, pemesanan untuk pemeriksaan pada psikolog bisa dilakukan melalui fitur janji medis dari aplikasi Halodoc, lho. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan melalui smartphone di tangan. Makanya, segera unduh aplikasi Halodoc untuk menikmati kemudahannya!

Referensi:
Choosing Therapy. Diakses pada 2022. Identity Crisis: Signs, Symptoms, & Treatments.
UIN Jakarta. Diakses pada 2022. Krisis Identitas, Konflik Diri yang Rentan Dialami Remaja.