Ini Risiko Anal Seks yang Wajib Diketahui
Anal seks bisa menjadi aktivitas yang aman jika dilakukan dengan persiapan dan pengetahuan yang cukup. Namun, penting untuk memahami risiko seperti cedera dan infeksi, agar dapat menjaga kesehatan diri dan pasangan.

DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Seks anal adalah aktivitas seksual yang melibatkan penetrasi pada anus. Aktivitas seks ini membawa risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan jenis seks lainnya.
Sebab, banyak perbedaan anatomi antara anus dan vagina dan tingkat ketahanan jaringan di area tersebut.
Kulit di sekitar anus lebih tipis dan lebih sensitif dibandingkan vagina, sehingga lebih mudah robek atau terluka.
Selain itu, anus juga mengandung banyak saraf dan pembuluh darah, yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
Risiko ini meningkat jika tidak dilakukan dengan benar atau tanpa perlindungan yang memadai.
Ketahui Risiko Anal Seks
Nah, berikut berbagai risiko anal seks yang wajib kamu waspadai:
1. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Risiko penularan IMS seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, gonore, dan klamidia sangat tinggi pada seks anal.
Luka pada anus dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri dan virus penyebab IMS. Selain seks anal, waspadai 5 Kegiatan Seksual yang Berisiko Menularkan HIV.
2. Anus Robek dan Luka
Kulit anus yang tipis mudah robek atau luka, terutama jika tidak dilumasi dengan cukup atau jika penetrasi dilakukan terlalu dalam atau kasar.
Luka ini dapat menyebabkan perdarahan, rasa sakit, dan meningkatkan risiko infeksi.
3. Hemoroid
Seks anal yang terlalu sering atau kasar dapat memperburuk kondisi hemoroid yang sudah ada atau bahkan menyebabkan hemoroid baru.
Dalam kasus parah, ambeien atau hemoroid bisa pecah dan menyebabkan pendarahan.
4. Fisura ani
Fisura ani adalah robekan kecil pada lapisan dalam anus. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat saat buang air besar dan berdarah.
Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan segera sebelum pendarahan semakin parah.
5. Inkontinensia
Seks anal yang berulang dapat merusak otot-otot sfingter anus, yang berfungsi untuk menahan tinja.
Kerusakan otot ini dapat menyebabkan inkontinensia atau kesulitan menahan tinja.
6. Proktitis
Risiko seks anal lain yang perlu kamu waspadai adalah proktitis. Kondisi ini merupakan peradangan pada lapisan dalam rektum.
Nah, prokitis dapat menyebabkan diare, perdarahan, dan rasa sakit.
7. Kanker anus
Meskipun jarang, seks anal berisiko meningkatkan risiko kanker anus, terutama pada orang yang juga terinfeksi HPV (human papillomavirus). Jika tida diobati, sel kanker bisa menyebar ke organ lain.
Risiko Infeksi Bakteri
Selain infeksi menular seksual, anal seks juga dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri. Anus adalah bagian tubuh yang mengandung banyak bakteri, termasuk bakteri dari saluran pencernaan. Ketika terjadi penetrasi, bakteri ini dapat berpindah ke alat kelamin atau menyebabkan infeksi pada area anal itu sendiri.
Beberapa jenis infeksi bakteri yang mungkin terjadi meliputi:
- Infeksi Saluran Kemih (ISK): Bakteri dari anus dapat berpindah ke uretra, terutama pada wanita, karena jarak antara anus dan uretra yang relatif dekat. Hal ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih yang ditandai dengan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, demam, dan nyeri panggul.
- Proktitis: Infeksi atau peradangan pada lapisan rektum yang dapat disebabkan oleh bakteri seperti E. coli atau bakteri penyebab infeksi menular seksual. Gejalanya meliputi nyeri rektum, perdarahan, dan rasa tidak nyaman saat buang air besar.
- Sepsis: Dalam kasus yang parah, infeksi bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis, kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan darurat.
Tips Meminimalisir Risiko Seks Anal
Untuk menghindari risiko di atas, sebaiknya kamu tidak menerapkan seks anal dan melakukan aktivitas seks yang aman.
Selain itu, lakukan tindakan berikut untuk meminimalisir risikonya:
- Gunakan kondom untuk melindungi dari IMS. Pastikan kondom yang digunakan cukup besar dan dilumasi dengan baik.
- Kamu juga perlu menggunakan pelumas berbasis air atau silikon. Cara ini dapat mengurangi gesekan dan risiko robekan. Hindari pelumas berbasis minyak karena dapat merusak kondom.
- Pastikan area anus dan alat kelamin bersih sebelum berhubungan seks.
- Komunikasi terbuka dengan pasangan sangat penting untuk memastikan bahwa keduanya merasa nyaman dan aman.
- Setelah melakukan seks anal, perhatikan tanda-tanda infeksi seperti rasa sakit, gatal, perdarahan, atau keluarnya cairan yang tidak biasa. Jika muncul gejala, segera konsultasikan dengan dokter.
- Vaksinasi HPV dapat membantu mencegah kanker anus dan beberapa jenis kanker lainnya.
- Lakukan tes IMS secara rutin, terutama jika kamu sering berganti pasangan seks.
Selain tips di atas, berikut 6 Tips Standar untuk Aman Berhubungan Intim yang perlu kamu terapkan.
Itulah risiko seks anal yang wajib kamu ketahui. Jika punya pertanyaan lain seputar kesehatan seks, hubungi dokter spesialis kulit dan kelamin di Halodoc.
Mereka bisa memberikan saran seks yang aman serta meresepkan obat jika dibutuhkan. Pakai Halodoc sekarang juga!


