Isap Jempol atau Empeng, Lebih Baik Mana?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Agustus 2018
Isap Jempol atau Empeng, Lebih Baik Mana?Isap Jempol atau Empeng, Lebih Baik Mana?

Halodoc, Jakarta – Mengisap adalah gerakan refleks yang sudah dilakukan bayi sejak ia masih berada dalam kandungan. Itu mengapa saat pemeriksaan USG (ultrasonography), beberapa bayi terlihat seperti sedang memasukkan salah satu jarinya dalam mulut. Jadi, tidak mengherankan jika saat ibu mendekatkan tangan ke mulut bayi, ia akan refleks membuka mulutnya.

Baca juga: Trik Hentikan Kebiasaan Anak Mengisap Jari

Hal itulah yang membuat kebiasaan mengisap ibu jari (jempol) menjadi hal umum dikalangan bayi. Ada orangtua yang membiarkan bayinya mengisap jempol. Namun, ada juga yang memberikan empeng untuk mengatasi kebiasaan tersebut. Lantas, apakah ada yang lebih baik antara mengisap jempol dan empeng? Simak faktanya di sini, yuk!

Kenapa Bayi Gemar Mengisap Jempol?

Refleks mengisap jempol pada umumnya dilakukan untuk membantu Si Kecil menyusu pada puting ibunya. Refleks ini juga berguna untuk membantu Si Kecil mendapatkan makanan, kenyamanan, dan keamanan. Sebab, refleks ini biasanya muncul saat Si Kecil merasa lelah, lapar, bosan, atau kesal. Bahkan tak jarang, kebiasaan ini membantu Si Kecil untuk tenang saat tiba-tiba terbangun dari tidur, sehingga akan membantunya untuk terlelap kembali.

Sayangnya, kebiasaan ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Ini karena Si Kecil belum memiliki kesadaran untuk membersihkan tangan, termasuk jempol yang sering digunakannya untuk mengisap. Jika tangan yang kotor diisap, maka, Si Kecil rentan mengalami sakit, seperti diare. Masalah kesehatan lain yang mungkin terjadi akibat kebiasaan mengisap jempol adalah masalah pada gigi, serta kulit jempol yang menipis, luka, dan infeksi.

Untuk menghindari dampak negatif tersebut, ibu bisa mencegahnya dengan memberikan empeng pada Si Kecil. Meskipun memakai empeng juga tak luput dari dampak negatif (seperti gigi menjadi tidak rata atau infeksi telinga bagian tengah), setidaknya, ibu bisa memantau kebersihan empeng yang digunakan oleh Si Kecil.

Baca juga: Dampak Negatif Memberi Empeng Pada Bayi

Jadi, Lebih Baik Mengisap Jempol atau Empeng?

Jawabannya adalah menggunakan empeng. Selain karena kebersihan empeng bisa diawasi, ibu bisa memilih bentuk empeng yang memudahkan Si Kecil saat menggunakannya. Misalnya, ibu bisa membeli empeng yang memiliki tutup (sehingga kebersihannya tetap terjaga) dan empeng yang mudah untuk dikalungkan pada Si Kecil.

Meski menggunakan empeng lebih baik dibanding mengisap jempol, penggunaan empeng tetap ada batasnya. Sebab, jika kebiasaan ini dibiarkan, mengisap empeng bisa berlangsung hingga Si Kecil beranjak remaja. Pembatasan penggunaan empeng ini bisa dilakukan saat Si Kecil memasuki usia 6 bulan. Caranya dengan membatasi penggunaan empeng atau memberikan rasa yang tidak disukai Si Kecil pada ujung empeng.

Menghentikan kebiasaan empeng tentu bukanlah hal mudah. Bahkan tak jarang, beberapa bayi kembali mengisap jempol saat orangtuanya membatasi penggunaan empeng. Saat hal ini terjadi, ibu bisa mengatasinya dengan memberitahu Si Kecil untuk tidak mengisap jempol. Atau, saat ia sudah bisa memahami kata-kata, ibu bisa memberi penjelasan bahwa mengisap jempol itu tidak baik dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.

Baca juga: Gigi Tonggos Bisa Dihindari Sejak Dini?

Itulah fakta tentang kebiasaan mengisap jempol pada Si Kecil. Kalau ibu punya pertanyaan lain seputar kebiasaan mengisap jempol Si Kecil, jangan ragu untuk bertanya pada dokter Halodoc. Melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa bertanya pada dokter tepercaya kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!