Jangan Lupa, Gembira Itu Penting Lho!
Halodoc, Jakarta – Merasa kurang bahagia? Jangan dulu mencari kambing hitam. Menurut ahli dalam buku Life is Uncertain, Eat Dessert First!, tiap orang memang mempunyai kemampuan untuk bergembira yang berbeda-beda. Nah, yang perlu diketahui, kegembiraan itu adalah langkah awal menuju kebahagian. Menariknya, dampak rasa senang bagi kesehatan menyimpan berbagai keistimewaan.
Lebih Mudah Kaya Daripada Gembira
Bila kebahagian lebih menyangkut dengan keadaan menyenangkan dalam jangka waktu lama, kegembiraan dikaitkan dengan rasa senang yang singkat. Misalnya, kamu saat ini sedang merasa gembira, tapi lima menit lagi bisa saja tidak.
Walaupun hidup kita terus-menerus mengalir dari gembira ke susah, atau sebaliknya, bila kegembiraan lebih sering terjadi daripada kesusahan atau semacamnya, kita boleh mengatakan bahwa hidup kita “bahagia”. So, kegembiraan bisa mengantarkan kita pada kebahagiaan. Bahkan, kegembiraan itu langkang awal menuju kebahagian. Namun, jangan dikira kegembiraan itu gampang didapat. Enggak percaya?
Mengutip buku Kumpulan Artikel Psikologi – Intisari, menurut ahli psikologi dari University of London, UK, kebanyakan orang jauh lebih mudah merasa kaya daripada gembira. Kata ahli, umumnya orang beranggapan faktor-faktor luarlah yang membuatnya tak dapat bergembira. Mereka menyalahkan pendidikan orangtua atau nasib yang jelek.
Padahal, kata ahli di atas, sebenarnya seberapa jauh kita bisa bergembira amat ditentukan oleh sifat bawaan. Pendek kata, setiap orang punya kemampuan dasar yang berbeda-beda untuk bergembira.
Ada orang yang dasarnya lebih periang dan tahan terhadap stres, ada pula yang mudah cemberut, uring-uringan, dan murung hanya karena masalah sepele.
Hidup Gembira, Badan pun Makin Sehat
Rasa senang, gembira, atau bahagia ini juga membawa manfaat bagi tubuh. Pasalnya, tubuh dan pikiran saling terhubung. Bahkan, keduanya ini begitu intim dan tak terpisahkan. Dalam dunia sains, relasi keduanya melahirkan cabang ilmu eksak baru, yaitu psiko-neuroimunologi (PNI). Ilmunya mengeksplorasi hubungan antara pikiran, otak, dan sistem imun tubuh.
Ada penelitian menarik dari PNI yang pernah dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine. Di sana, para ilmuwan mengadakan survei pada sejumlah relawan yang diminta memakai obat semprot hidung. Beberapa dari obat itu mengandung virus demam ringan, dan sisanya hanya mengandung garam. Namun, para objek penelitan enggak tahu-menahu kandungan yang akan meraka dapat. Hasilnya? Mereka yang pikirannya sedang dilanda stres, mengalami gejala flu.
Lain cerita untuk mereka yang pikirannya baik-baik saja. Mereka bisa menghadapi dan melawan virus-virus deman ringan tersebut. Kesimpulannya, dampak rasa senang bagi kesehatan turut serta memengaruhi kondisi, bahkan fungsi tubuh seseorang.
Banyak ahli sepakat kalau stres bisa membaut seseorang gampang sakit. Penelitian dari PNI menunjukkan, kondisi emosional seperti stres, takut, atau marah, akan mengirimkan sinyal ke kelenjar utama dalam tubuh untuk memproduksi hormon kortisol, adrenalin, dan epinefrin. Hormon-hormon itulah yang memberitahu sel dalam tubuh kapan waktunya untuk bekerja, beristirahat, bahkan untuk berkelahi atau berlari.
Nah, hasilnya tubuh akan 'melupakan' sejenak tugas untuk melawan penyakit supaya tekanan darah naik dan dapat terus berlari kencang. Berlari kencang di sini maksudnya berlari untuk menyelamatkan diri dalam kehidupan sehari-hari. Namun, berapa sering sih kamu perlu berlari untuk menyelamatkan diri dalam kehidupan sehari-hari?
Pasalnya, kegiatan seperti itu sudah tergantikan dengan berbagai rasa takut yang enggak ada habisnya. Mulai dari takut gagal, takut dipecat, hingga takut kondisi finansial terperosok. Nah, kondisi itulah yang terus-menerus memforsir kerja tubuh kamu, sehingga kamu mudah sakit. Kok bisa?
Simpel alasannya, karena kondisi tertekan seperti di atas akan membuat tubuh melupakan virus atau bakteri infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
(Baca juga: 5 Tips Hubungan Asmara Selalu Harmonis)
Punya masalah kesehatan psikis dan ingin meminta saran dokter? kamu bisa menghubungi para dokter ahli melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai solusi dari masalahmu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.