Halodoc, Jakarta – Spondilolistesis adalah gangguan tulang belakang bagian bawah yang menyebabkan salah satu tulang bergerak. Akibatnya, perubahan tersebut menekan saraf sehingga menyebabkan nyeri punggung bagian bawah.

Kondisi ini rentan menyasar olahragawan. Oleh sebab itu, mereka perlu melakukan teknik yang tepat untuk mencegah kondisi ini. Jika terlanjur mengalaminya, opsi pengobatan bisa berupa metode terapeutik dan bedah.

Terapi untuk Mengobati Spondilolistesis

Jenis terapi untuk mengobati spondilolistesis yakni terapi fisik. Terapis melatih pasien untuk memperkuat perut dan punggung secara rutin. Latihan mampu menghilangkan rasa sakit setelah beberapa minggu. 

Selain terapi fisik, pengidapnya juga wajib beristirahat dari aktivitas berat dan olahraga. Untuk mengurangi nyeri, pengidap bisa mengonsumsi pereda nyeri, seperti ibuprofen dan naproxen. Jika nyeri masih mengganggu, dokter umumnya menyarankan suntikan obat steroid ke bagian yang sakit. 

Opsi perawatan lainnya adalah menggunakan brace untuk menstabilkan tulang belakang. Brace berfungsi membatasi gerakan untuk mempercepat proses penyembuhan. Namun, perawatan ini tidak ditujukan untuk orang dewasa, melainkan untuk anak-anak saja. 

Jika dibiarkan tanpa penanganan, gangguan pada tulang belakang ini mampu meningkatkan risiko sindrom cauda equina. Gangguan ini terjadi saat akar saraf bagian punggung bawah (cauda equina) tertekan. Akibatnya, seseorang mati rasa pada bagian kaki dan memengaruhi kandung kemih.

Selain itu, ini juga termasuk keadaan darurat medis. Jika tidak diobati, sindrom cauda equina bisa menyebabkan seseorang kehilangan kontrol kandung kemih dan bahkan kelumpuhan.

Apa Penyebabnya?

Usia, keturunan, dan gaya hidup adalah sederet faktor penyebab spondilolistesis. Pada anak-anak, spondilolistesis umumnya disebabkan karena cacat lahir atau cedera. Faktor genetik juga menyumbang potensi spondilolistesis. Pertumbuhan yang cepat selama masa remaja termasuk salah satu faktor penyebabnya.

Pada orang dewasa, spondilolistesis seringkali disebabkan karena olahraga. Aktivitas olahraga dapat memicu ketegangan dan tekanan pada punggung bagian bawah. Beberapa olahraga yang dapat menjadi penyebabnya, yaitu sepak bola, gimnastik dan angkat beban. 

Selain itu, spondilisis juga kerap menjadi faktor pendorong spondilolistesis. Spondilisis disebabkan oleh patah tulang belakang, tetapi tulang belum bergeser terlalu jauh.

Waspadai Tanda-Tandanya

Gejala amat beragam, mulai dari ringan sampai berat. Dalam kasus ringan, pengidpanya mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Namun, pada seseorang yang alami kasus parah, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas harian. Beberapa gejala yang umum dirasakan, yaitu:

• Nyeri punggung bawah yang persisten.
• Kekakuan pada punggung dan kaki.
• Merasakan kelembutan pada punggung bawah.
• Alami nyeri paha.
• Terasa kencang pada otot hamstring dan bokong.

Apakah Bisa Dicegah?

Spondilolistesis amat bisa dicegah. Ada beberapa cara untuk mencegah gangguan tulang belakang ini, seperti:

• Melakukan olahraga secara teratur agar otot punggung dan perut lebih kuat.
• Mempertahankan berat badan yang sehat, sebab kelebihan berat badan dapat menambah tekanan pada punggung bagian bawah.
• Mengonsumsi makanan yang sehat agar tulang tetap kuat dan ternutrisi dengan baik.

Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Spondylolisthesis.

Healthline. Diakses pada 2022. Spondylolisthesis.

Web MD. Diakses pada 2022. Spondylolisthesis.