Kandungan Babi pada Obat, Kenapa Dilarang?
Halodoc, Jakarta – Penggunaan babi untuk produk makanan ataupun obat telah lama menjadi perdebatan. Selain karena faktor keyakinan, beberapa studi juga telah menyebutkan bahwa daging babi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Studi yang diterbitkan oleh Consumer Report bahkan menyebutkan bahwa 69% dari sampel babi mentah yang diuji terkontaminasi bakteri Yersinia enterocolitica yang dapat menyebabkan demam, diare, muntah, dan kram perut.
Bagaimana dengan kandungan enzim tripsin babi pada obat-obatan? Sama halnya dengan produk makanan, sebagian besar orang akan menghindari produk yang mengandung babi. Bahkan, kabar tentang kandungan enzim tripsin babi pada vaksin juga membuat beberapa masyarakat resah dan takut untuk menggunakannya. Pertanyaannya adalah, apakah obat yang mengandung babi dilarang? Kenapa kandungan babi tidak disarankan untuk digunakan dalam pembuatan vaksin? Apakah konsumsi minyak babi berbahaya? Yuk, simak beberapa penjelasannya di bawah ini!
Obat Mengandung Babi, Dilarang atau Tidak?
Dalam peraturan BPOM Nomor HK.00.05.1.23.3516 disebutkan bahwa produk obat yang bersumber, mengandung, atau dalam proses pembuatannya bersinggungan dengan bahan tertentu dapat diberikan izin edar jika bersifat darurat. Hanya saja, perlu dicantumkan informasi “Bersumber Babi” dalam kotak kemasan pada produk obat yang bersumber babi. Dan juga perlu dicantumkan informasi “Pada proses pembuatannya bersinggungan dengan bahan bersumber babi dan telah dipurifikasi sehingga tidak terdeteksi pada produk akhir” dalam kotak kemasan untuk produk yang dalam proses pembuatannya bersinggungan dengan babi.
Enzim Tripsin Babi pada Obat/Vaksin, untuk Apa?
Seperti dikutip dari situs Ikatan Dokter Indonesia, disebutkan bahwa dalam pembuatan vaksin polio menggunakan enzim tripsin babi. Namun, tidak semua vaksin membutuhkan enzim tripsin babi dalam proses pembuatannya. Enzim ini harus “dibersihkan” atau “dihilangkan” sehingga tidak mengganggu tahapan proses produksi vaksin selanjutnya.
Enzim tripsin babi diperlukan sebagai katalisator untuk memecah protein menjadi peptida dan asam amino yang menjadi bahan makanan kuman. Kuman akan dibiakkan dan difermentasi, kemudian diambil polisakarida kuman sebagai antigen bahan pembentuk vaksin. Selanjutnya dilakukan proses purifikasi dan ultrafiltrasi yang mencapai pengenceran 1/67,5 milyar kali sampai akhirnya terbentuk produk vaksin.
Pada hasil akhir proses sama sekali tidak terdapat bahan-bahan yang mengandung enzim babi. Bahkan antigen vaksin ini sama sekali tidak bersinggungan dengan enzim tripsin babi baik secara langsung maupun tidak. Katalisator yakni zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi yang pada akhir reaksi dilepaskan kembali dalam bentuk semula dalam proses katalis.
Apakah Konsumsi Minyak Babi Berbahaya?
Secara kesehatan, penggunaan minyak babi dalam makanan ataupun obat tidak dianjurkan. Konsumsi minyak babi dapat merugikan kesehatan, karena dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan kadar kolestrol darah, gangguan pada pembuluh darah, dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung, gangguan ginjal, dan lainnya. Kalau kamu ingin tanya mengenai bahaya minyak babi, kamu bisa tanya ke dokter di aplikasi Halodoc melalui Video/Voice Call dan Chat.
Nah, karena keamanaan produk obat sudah diatur oleh BPOM, maka kamu tidak perlu banyak khawatir. Kamu bisa cek nomor registrasi pada kemasan obat dan komposisi dari obat tersebut melalui website resmi BPOM.
Selain bertanya dengan dokter, kamu juga bisa cek kadar kolesterol, kadar gula dalam darah, dan lainnya melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah! Kamu tinggal pilih Lab Service yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemui kamu pada waktu yang sudah ditentukan. Kamu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Kamu hanya tinggal order lewat aplikasi Halodoc, dan pesanan kamu akan diantar dalam satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.