Kata Dokter: Mengenal Penyebab Sindrom Stevens Johnson
“Penyebab sindrom Stevens Johnson sebenarnya sulit diketahui. Namun, penyakit ini biasanya terjadi karena penggunaan obat tertentu.”

Halodoc, Jakarta – Sindrom Stevens Johnson adalah kelainan kulit dan selaput lendir yang langka dan serius. Biasanya ini terjadi sebagai reaksi terhadap pengobatan yang dimulai dengan gejala seperti flu, diikuti dengan ruam menyakitkan yang menyebar dan melepuh.
Kemudian lapisan atas kulit yang terkena akan mati, mengelupas dan mulai sembuh setelah beberapa hari. Sindrom ini adalah keadaan darurat medis yang biasanya memerlukan rawat inap.
Perawatan berfokus pada menghilangkan penyebabnya, merawat luka, mengendalikan rasa sakit dan meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali. Butuh waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih.
Penyebab Sindrom Stevens Johnson
Menurut dr. M. Alfi Auliya Rachman dalam kanal Youtube Halodoc, sindrom Stevens Johnson adalah penyakit yang dipicu oleh alergi terhadap obat tertentu.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan sindrom Stevens Johnson meliputi:
- Obat anti asam urat, seperti allopurinol.
- Obat-obatan untuk mengobati kejang dan penyakit mental (antikonvulsan dan antipsikotik).
- Sulfonamida antibakteri (termasuk sulfasalazine).
- Nevirapine.
- Pereda nyeri, seperti acetaminophen, ibuprofen dan naproxen sodium.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena sindrom Stevens Johnson adalah:
- Infeksi HIV.
- Kanker, terutama kanker darah.
- Riwayat sindrom Stevens Johnson sebelumnya. Jika kamu pernah mengalami kondisi ini, kamu berisiko mengalaminya lagi jika menggunakan obat itu lagi.
- Riwayat keluarga. Jika anggota keluarga dekat memiliki sindrom ini, kamu mungkin lebih rentan untuk mengembangkannya juga.
“Selain itu, penyakit ini lebih berisiko pada orang-orang yang memiliki gangguan pada imun tubuhnya,” ungkap dr. Alfi.
Gangguan pada imun tubuh dapat terjadi karena banyak hal. Termasuk transplantasi organ, HIV/AIDS dan penyakit autoimun.
Sindrom ini juga dapat terjadi pada anak-anak. Biasanya penyebabnya adalah infeksi virus.
Komplikasi Serius Jika Tidak Segera Ditangani
Dokter Alfi mengungkapkan bahwa seseorang yang mengalami sindrom Stevens Johnson harus ditangani dengan tepat dan segera. Sebab, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Dehidrasi. Area kulit yang mengeluarkan cairan, ditambah luka di mulut dan tenggorokan dapat membuat asupan cairan menjadi sulit, sehingga terjadi dehidrasi.
- Infeksi darah (sepsis). Sepsis terjadi ketika bakteri dari infeksi memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Ini adalah kondisi yang berkembang pesat dan mengancam jiwa yang dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ.
- Masalah mata. Ruam yang disebabkan oleh sindrom Stevens Johnson dapat menyebabkan peradangan mata, mata kering dan sensitivitas cahaya. Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan bahkan kebutaan.
- Kerusakan kulit permanen. Ketika kulit tumbuh kembali setelah sembuh dari sindrom ini, mungkin ada benjolan dan warna yang tidak normal. Mungkin juga ada bekas luka yang tidak bisa hilang. Masalah kulit yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan rambut rontok, dan kuku jari tangan dan kaki tidak tumbuh secara normal.
Bagaimana Pengobatan Penyakit ini?
Pengobatan untuk sindrom Stevens Johnson meliputi:
- Menghentikan penggunaan obat yang menyebabkan masalah.
- Mengganti elektrolit dengan cairan infus .
- Menggunakan pembalut non-perekat pada kulit yang terkena.
- Mengonsumsi makanan berkalori tinggi, mungkin dengan pemberian makanan melalui selang, untuk meningkatkan penyembuhan.
- Menggunakan antibiotik bila diperlukan untuk mencegah infeksi.
- Pemberian obat pereda nyeri.
Tergantung keparahan kondisi, pengidap sindrom ini juga mungkin perlu dirawat di unit perawatan intensif. Perawatan juga akan dilakukan oleh dokter spesialis kulit atau dokter spesialis mata, jika terjadi komplikasi.
Nah, itulah pembahasan mengenai sindrom Stevens Johnson. Jika kamu pernah mengalami penyakit ini, segera download Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk berkonsultasi, ya.