Kata Dokter: Tumor Jinak Payudara dan Risiko Kanker di Masa Mendatang

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 Januari 2023

“Perempuan yang pernah didiagnosis dengan tumor jinak payudara atau memiliki benjolan pada payudara sebelumnya, berisiko hingga dua kali lebih besar untuk berkembang menjadi kanker payudara dalam periode 20 tahun ke depan."

Kata Dokter: Tumor Jinak Payudara dan Risiko Kanker di Masa MendatangKata Dokter: Tumor Jinak Payudara dan Risiko Kanker di Masa Mendatang

Halodoc, Jakarta – Tumor jinak payudara merupakan benjolan yang tumbuh abnormal di sekitar payudara. Benjolan ini sering kali terlewat oleh banyak perempuan karena tidak bergejala. Namun, riset terbaru menunjukkan perempuan yang pernah memiliki benjolan payudara memiliki risiko yang lebih besar untuk mengidap kanker payudara. 

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit tidak menular yang berkontribusi besar terhadap angka kematian perempuan. Tingkat prevalensi kasus ini juga cenderung meningkat akhir-akhir ini karena banyak perempuan yang tidak mengerti risiko kanker payudara dan cara mendeteksinya sedari dini.

Hasil penelitian yang telah dipresentasikan di Konferensi Kanker Payudara Eropa menemukan beberapa fakta. Salah satunya, perempuan yang pernah didiagnosis dengan tumor jinak payudara atau memiliki benjolan pada payudara sebelumnya, berisiko hingga dua kali lebih besar untuk berkembang menjadi kanker payudara dalam periode 20 tahun ke depan jika dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya benjolan payudara pada perempuan memiliki implikasi yang penting terhadap kehidupan perempuan ke depannya. Bahkan penelitian tersebut juga menunjukkan kanker dapat timbul pada sisi payudara yang berbeda dengan benjolan yang timbul saat ini. 

Meskipun peningkatan risiko tersebut terlihat besar, hasil penelitian ini dapat membantu perempuan untuk selalu waspada dengan kemungkinan timbulnya kanker payudara. Perempuan dapat secara rutin melakukan deteksi dini kanker payudara untuk dapat mengontrol gejala dan faktor risiko kanker payudara yang mungkin tidak terlihat.

Tumor Jinak Payudara sebagai Faktor Risiko Kanker Payudara

Tumor jinak payudara adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan jinak dari jaringan di payudara. Perubahan ini seringkali dimanifestasikan sebagai benjolan pada daerah payudara. Tumor jinak payudara dapat bermanifestasi sebagai fibroadenoma, fibrokistik payudara hingga benjolan ringan lain yang berasal dari peradangan atau jaringan parut.

Meskipun penelitian jangka panjang menunjukkan perempuan dengan tumor jinak payudara lebih berisiko terkena kanker payudara, temuan lain dalam penelitian yang sama juga menunjukkan frekuensi deteksi dini kanker payudara berpengaruh terhadap stadium dan angka kejadian kanker payudara.

Artinya, perempuan yang lebih sering melakukan deteksi dini lebih memiliki kewaspadaan akan kanker payudara sehingga dapat menurunkan komplikasi lanjut akibat kanker payudara dan harapan hidup yang lebih baik. Hal ini disebabkan penemuan kanker payudara yang dini mampu meningkatkan prognosis terhadap harapan hidup dan periode bebas kanker. 

Mengetahui dan Menurunkan Risiko Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan penyakit multifaktorial, sehingga tidak hanya satu kondisi saja yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit ini. Beberapa faktor seperti genetik dan gaya hidup dapat memengaruhi terjadinya kanker payudara. 

Dua faktor utama kanker payudara yang tidak dapat dimodifikasi adalah perempuan dan usia tua. Selain itu ada faktor risiko lain yang dapat berperan besar seperti mutasi genetik gen BRCA1 dan BRCA2, riwayat kesehatan reproduksi dan riwayat keluarga dengan kanker payudara. 

Sedangkan gaya hidup merupakan salah satu faktor risiko yang masih dapat dimodifikasi. Sehingga, sangat penting untuk memerhatikan faktor risiko yang dapat kita kontrol ini. 

Beberapa gaya hidup yang dapat memengaruhi kejadian kanker payudara antara lain: berat badan berlebih, jarang berolahraga, riwayat konsumsi alkohol berlebih, hingga suplemen hormonal tertentu dalam jangka waktu panjang. 

Deteksi Dini Kanker Payudara

Deteksi dini kanker payudara adalah serangkaian prosedur pemeriksaan pada payudara wanita untuk mendeteksi adanya kanker payudara atau tidak. Meskipun metode deteksi dini ini tidak mampu mencegah terjadinya kanker payudara, prosedur ini dapat membantu perempuan mengetahui risiko dan meningkatkan penemuan dini kanker payudara sehingga dapat lebih mudah untuk dilakukan terapi. 

Pusat pencegahan penyakit di Amerika Serikat menunjukkan bahwa wanita pada usia 50 hingga 74 tahun merupakan golongan yang sering ditemukan kanker payudara, sehingga penting untuk melakukan deteksi dini setiap dua tahun sekali. Beberapa metode deteksi dini yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mammogram

Mammogram merupakan prosedur pemeriksaan sinar X untuk payudara. Bagi sebagian besar perempuan, mammogram merupakan salah satu metode deteksi dini non-invasif yang paling baik untuk menemukan kanker sejak dini. Mammogram rutin dapat meningkatkan penemuan dini kanker payudara dan menurunkan risiko keparahan karena kanker payudara. 

2. MRI Payudara

MRI merupakan prosedur pencitraan menggunakan gelombang magnet dan radio. MRI payudara biasanya dilakukan bersamaan dengan mammogram pada perempuan yang memiliki risiko tinggi kanker payudara karena MRI payudara dapat memperlihatkan gambaran yang lebih detail meskipun pada perempuan yang tidak menunjukkan gejala. MRI tidak digunakan pada perempuan yang memiliki risiko sedang atau rendah kanker payudara. 

3. USG Payudara

USG atau ultrasonography merupakan prosedur pencitraan menggunakan gelombang suara. USG payudara biasanya dikhususkan pada pasien dengan benjolan payudara. Hal ini merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk mendeteksi benjolan jinak atau ganas pada payudara.

4. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri merupakan pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan oleh masing masing individu dirumah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara mandiri dengan memeriksa payudara setelah mandi pada posisi tertentu salah satunya dengan mengangkat lengan ke atas. Apabila menemukan perubahan ukuran payudara, benjolan atau tanda peradangan lainnya kamu harus segera memeriksakan diri kamu ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan yang lebih komprehensif.

Perempuan dengan riwayat benjolan payudara memiliki risiko yang lebih besar untuk berkembang menjadi kanker pada payudara pada jangka panjang. Namun, hal tersebut seharusnya tidak menjadi sesuatu yang harus ditakutkan secara berlebihan. Deteksi dini secara berkala dan penemuan kanker payudara secara dini dapat menurunkan angka keparahan akibat kanker payudara dan mempermudah terapi kedepannya. 

Itulah beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai langkah mengantipasi tumor jinak payudara dan cara mengatasi risiko kanker di masa mendatang. Kamu pun kini bisa meminta bantuan dokter di Halodoc untuk proses pemeriksaan dengan cara download aplikasi Halodoc dan gunakan fitur janji medis yang bisa kamu lakukan kapan dan di mana saja. 

Ditulis oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. A Comprehensive Guide to Breast Cancer. 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Benign Breast Disease. 
The New England Journal of Medicine. Diakses pada 2023. Benign Breast Disease and the Risk of Breast Cancer. 
CDC.gov. Diakses pada 2023. The BRCA1 and BRCA2 Genes. 
CDC.gov. Diakses pada 2023. What Is Breast Cancer Screening?
Yankes.Kemkes.go. Diakses pada 2023. Sadari Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara. 
P2ptm KemKes. Diakses pada 2023. Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara.
MDPI. Diakses pada 2023. Long-Term Risk of Breast Cancer after Diagnosis of Benign Breast Disease by Screening Mammography

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan