Kenali Astenoteratozoospermia, Gangguan pada Pergerakan Sperma

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Maret 2023

“Astenoteratozoospermia adalah kondisi dimana spermatozoa tidak berkembang secara normal yang ditandai dengan adanya gangguan pergerakan sperma. Adanya inflamasi, trauma, keracunan dan gangguan hormonal dapat menjadi faktor risiko terjadinya Astenoteratozoospermia”

Kenali Astenoteratozoospermia, Gangguan pada Pergerakan SpermaKenali Astenoteratozoospermia, Gangguan pada Pergerakan Sperma

Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukan bahwa astenoteratozoospermia merupakan bentuk sperma yang belum matang, sehingga pergerakan sperma menjadi terganggu.

Astenoteratozoospermia termasuk gangguan reproduksi pada pria yang dapat terjadi akibat disfungsi mitokondria sperma dengan pergantian struktur yang terlibat dalam motilitas sperma, yaitu serat luar yang padat, selubung fibrosa, dan aksonema.

Cara Mengetahui Kondisi Sperma yang Sehat

Faktanya, tidak semua spermatozoa mendapatkan perkembangan yang normal. Bentuknya ada yang memiliki struktur tidak beraturan, individu yang lemah dengan kecepatan gerak yang rendah dan lainnya yang tidak mampu membuahi.

Sehingga, penting untuk mengetahui bagaimana kondisi sperma yang sehat maupun tidak karena berpengaruh terhadap kesuburan. Analisis dapat diketahui melalui pengambilan sampel sperma yang nantinya dapat dilakukan uji laboratorium.

Apa itu Astenoteratozoospermia?

Astenoteratozoospermia berasal dari kata Asthen yakni istilah asthenia artinya melemah, “Teratos” dalam terjemahan dari bahasa Yunani berarti aneh atau jelek, Zoo artinya binatang menunjukkan hubungan dengan dunia kehidupan, dan “Sperma” yakni sperma atau benih jantan.

Secara harfiah, astenoteratozoospermia merupakan kondisi sperma yang melemah dan menurunkan kualitas sperma.

Penyebab Asthenoteratozoospermia

Penyebab kelainan asthenoteratozoospermia pada pria dapat berupa berbagai patologi, seperti:

  • Akinospermia, kondisi tidak ada sekresi sperma saat ejakulasi.
  • Azoospermia, kondisi tidak ada spermatozoa dalam ejakulasi terisolasi.
  • Oligozoospermia, jumlah spermatozoa yang tidak mencukupi dalam cairan mani.
  • Asthenozoospermia, aktivitas spermatozoa yang melemah dan rendah.
  • Teratozoospermia, kelainan pada struktur (morfologi) spermatozoa (bentuk kepala telah berubah hingga tidak ada, badan memanjang atau bengkok, tidak ada ekor, percabangan ekor sperma)

Asthenoteratozoospermia merupakan kondisi yang sering menular dari pria pada usia berapa pun, penyakit menular ataupun virus. Salah satu komplikasinya adalah pembengkakan testis dengan kemungkinan atrofi yang tinggi dengan perawatan yang tidak memadai.

Yang lebih berbahaya adalah infeksi jamur dan bakteri yang tertular secara seksual. Klamidia, trikomoniasis, gonore, herpes genital, dan patologi lain juga dapat berdampak buruk pada pembentukan dan perkembangan spermatozoa.

Faktor Risiko Asthenoteratozoospermia

Faktor risiko perkembangan asthenoteratozoospermia antara lain:

1. Penyakit Menular dan Inflamasi

Penyakit menular dan inflamasi pada sistem reproduksi pria, seperti orkitis, epididimitis epididimis, prostatitis.

2. Trauma

Faktor yang menjadi pemicu adanya gangguan pada proses pematangan spermatozoa dan perkembangan asthenoteratozoospermia juga bisa berupa trauma pada alat kelamin pria, terutama testis.

3. Keracunan

Keracunan tubuh yang terus-menerus dengan alkohol, nikotin, dan zat narkotika menyebabkan perubahan struktur tubulus seminiferus di testis, tempat spermatozoa baru matang. Hal ini meningkatkan kemungkinan perkembangan patologi seperti aglutinasi. Kondisi tersebut membuat spermatozoa menggumpal, sehingga kehilangan mobilitas dan kemampuan untuk membuahi sel telur.

4. Gangguan Hormonal

Gangguan hormonal yang berkaitan dengan ketidakseimbangan estrogen, prolaktin dan testosteron tidak dapat mempengaruhi kerja gonad pada pria, sehingga menyebabkan berbagai patologi sperma. Dalam hal ini, kadar testosteron yang rendah dan peningkatan kadar prolaktin menjadi hal yang berbahaya. Meningkatnya produksi hormon seks wanita estrogen membuat pria menjadi banci dan mengurangi kapasitas reproduksinya.

5. Gangguan Fungsi Tiroid

Gangguan fungsi tiroid (misalnya, hipotiroidisme) adalah penyebab infertilitas yang cukup umum, baik pada pria maupun wanita.

6. Diabetes Melitus

Seperti halnya penyakit endokrin lainnya, diabetes melitus dapat mempengaruhi produksi dan aktivitas spermatozoa, antara lain sering menimbulkan patologi sperma seperti asthenoteratozoospermia.

7. Gizi Buruk

Ketika seorang pria kehilangan vitamin yang berperan untuk produksi spermatozoa dan menjaga libido (terutama vitamin B9, A dan E). Dalam beberapa kasus dapat memicu penyakit di mana terjadi penurunan jumlah spermatozoa aktif, serta sebagai aktivitas mereka.

Gejala Asthenoteratozoospermia

Ketika seorang pria mengalami Asthenoteratozoospermia, maka akan menunjukkan gejala seperti:

  1. Sensasi nyeri dan ketidaknyamanan serta dengan adanya radang pada organ reproduksi, khususnya testis.
  2. Kesuburan menurun
  3. Peluang pembuahan normal menjadi semakin kecil jika spermatozoa mengalami gangguan morfologis dan tidak cukup aktif

Diagnosa Asthenoteratozoospermia

Gangguan asthenoteratozoospermia yang sering menghalangi paternitas adalah tidak adanya simtomatologi yang mengarah pada patologi ini. Gejala asthenoteratozoospermia pada sebagian besar tidak terduga.

Metode diagnostik utama untuk astenoteratozoospermia adalah spermogram, dimana komposisi kualitatif sperma dan karakteristik biokimianya diperiksa.

Metode diagnostik yang paling umum untuk asthenoteratozoospermia adalah studi menggunakan teknik Kruger. Teknik tak hanya menghitung jumlah spermatozoa yang dimodifikasi, tetapi juga untuk menentukan indikator kuantitatif berupa jumlah rata-rata patologi per sel reproduksi (indeks gangguan sperma) dan rata-rata indikator jumlah patologi yang diamati spermatozoa dengan kelainan struktur (indeks teratozoospermia).

Dalam kebanyakan kasus, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan tes yang mendeteksi patogen menular termasuk metode apusan dari uretra dan tes darah untuk antibodi.

Itulah seputar Astenoteratozoospermia yang merupakan gangguan yang terjadi pada sperma. Kamu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Jadi tunggu apalagi, yuk, langsung saja unduh aplikasi Halodoc dari App Store atau Play Store smartphone kamu.

Referensi:

Biology of Reproduction Oxford Academic. Diakses pada 2023. Chromosome Abnormalities in Sperm from Infertile Men with Asthenoteratozoospermia
Iliveon. Diakses pada 2023. Asthenoteratozoospermia in men: the reasons for what to do and treatment
Springer. Diakses pada 2023. The Diagnosis and Treatment of Male Infertility

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan