Halodoc, Jakarta – PTSD merupakan gangguan mental yang terjadi pada beberapa orang yang pernah mengalami kejadian traumatis, menakutkan, atau berbahaya. Setelah mengalami peristiwa traumatis, kebanyakan pengidap PTSD akan sulit untuk bertahan dan melanjutkan hari-harinya seperti sedia kala. 

Mereka dapat merasa stres dan cemas, bahkan selalu dibayang-bayangi oleh pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut. Hal ini termasuk salah satu gejala PTSD yang disebut avoidance.

Gejala ini menyebabkan pengidap cenderung menghindari hal-hal atau tempat yang bisa mengingatkannya pada peristiwa traumatis yang pernah dialaminya. Avoidance mengacu pada tindakan apa pun yang dilakukan untuk mencegah suatu hal yang berpotensi menimbulkan emosi yang tidak nyaman. 

Contohnya seperti ketakutan, kesedihan, atau rasa malu. Faktanya, avoidance adalah salah satu gejala awal PTSD atau  gangguan stres pascatrauma. 

Memahami Avoidance, Salah Satu Gejala Awal PTSD

Gejala PTSD biasanya muncul tidak lama setelah kejadian traumatis, dalam waktu sekitar 1-3 bulan. Namun, kadang-kadang gejala juga bisa baru muncul bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut. Gejala PTSD umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis, dan salah satunya adalah penghindaran (avoidance).

Pengidap PTSD menganggap perilaku penghindaran merupakan upaya efektif untuk menarik diri dari situasi, dan perasaan yang berhubungan dengan trauma. Bahkan pengidap dapat mengubah kebiasaan pribadinya. Misalnya, setelah mengalami kecelakaan mobil yang parah, orang yang biasanya bepergian dengan mengendarai mobil mungkin akan menghindari mengemudi atau mengendarai mobil.

Berikut ini gejala awal PTSD berupa avoidance ditunjukkan oleh pengidapnya: 

• Menjauhi tempat, peristiwa, atau objek yang mengingatkannya akan pengalaman traumatis.
• Menghindari pikiran atau perasaan yang berhubungan dengan peristiwa traumatis.

Perilaku avoidance kadang-kadang membuat pengidap menyangkali trauma yang dimilikinya. Akibatnya, pengidap akan menjalani kehidupan yang terbatas yang menciptakan rasa aman yang palsu. Disisi lain, tidak semua situasi, orang, atau tempat dapat dihindari. Berbagai pemicu juga bisa muncul secara tidak terduga dan mereka sering kali berada di sekitar. 

Cara Mengatasi Gejala Avoidance

Mengatasi gejala avoidance bagi pengidap PTSD bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Cara terbaik untuk mulai mengatasi gejala adalah dengan mengembangkan mekanisme koping efektif yang memungkinkan pengidap mengidentifikasi, menerima, dan memproses emosi. Terapi dapat membantu pengidapnya untuk bisa mengekspresikan, dan memahami emosi serta memeriksa sumber respons emosional tersebut.

Psikoterapi adalah terapi yang efektif untuk mengatasi gejala-gejala PTSD. Terapi tersebut meliputi pemahaman tentang gejala, keterampilan untuk membantu mengidentifikasi pemicu gejala, dan keterampilan untuk mengelola gejala.

Selain psikoterapi, kamu bisa mencoba langkah berikut untuk mengatasi sedikit demi sedikit perilaku penghindaran:

• Tuliskan sebanyak mungkin hal-hal di lingkungan yang dapat memicu gejala avoidance, dan apa yang biasanya dilakukan untuk menghindari hal tersebut.
• Susunlah hal-hal pemicu gejala avoidance yang sudah dikumpulkan berdasarkan tingkat ketakutan, atau kesulitan yang ditimbulkannya serta pelatihan mengatasinya. 
• Tidak perlu terburu-buru dan ambil sebanyak mungkin waktu yang diperlukan untuk berlatih mengatasi suatu pemicu secara perlahan. 

Itulah penjelasan mengenai avoidance yang merupakan salah satu gejala awal PTSD.

Kalau kamu membutuhkan bantuan ahli untuk bertanya soal kesehatan mental, kamu bisa langsung tanyakan pada Psikolog yang Bisa Bantu Perawatan PTSD di Halodoc.

Yuk, segera download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Play Store secara gratis.

Referensi:

National Institute of Mental Health. Diakses pada 2020. Post-Traumatic Stress Disorder.

Psychology Today. Diakses pada 2020. Avoidance: The Biggest Threat to Our PTSD Awareness.

Verywell. Diakses pada 2020. How to Reduce Avoidance in PTSD