Kenali Berbagai Bakteri Penyebab Terjadinya Keracunan Makanan
“Keracunan makanan bisa menyebabkan keluhan kesehatan seperti muntah, diare, sakit perut, dan demam."

Halodoc, Jakarta – Keracunan makanan akibat bakteri dapat menyebabkan gejala-gejala tidak menyenangkan, seperti muntah, diare, sakit perut, dan demam. Ketika seseorang mengalami keracunan, butuh sekitar tiga hari hingga gejala-gejala ini berkembang. Unggas, daging, dan susu yang terkontaminasi menjadi sumber infeksi.
Bakteri Campylobacter adalah penyebab umum keracunan makanan. Campylobacter adalah bakteri yang merupakan bagian dari flora normal dan hidup di usus unggas yang sehat, seperti ayam. Di pabrik, ketika seekor ayam telah mati, isi ususnya termasuk bakteri berbahaya dapat bersentuhan dengan kulit burung. Ini cara daging ayam mentah bisa terkontaminasi dan menyebabkan keracunan.
Selain Campylobacter, ketahui bakteri apa saja yang bisa menyebabkan keracunan makanan berikut!
Jenis Bakteri Penyebab Keracunan Makanan
Selain Campylobacter, ada jenis bakteri lain yang harus kamu waspadai untuk mencegah keracunan makanan, antara lain:
1. E. Coli
Secara umum, bakteri E. coli tidak berbahaya bagi manusia. Namun, ada beberapa yang bisa membuat kamu sakit. Jenis ini biasanya mencemari daging mentah atau setengah matang selama proses pengolahannya, sehingga bahan makanan seperti bakso, daging cincang, atau burger sangat rentan terhadap bakteri ini. E. coli juga dapat mencemari susu yang tidak non-pasteurisasi.
Ada beberapa obat yang bisa digunakan untuk mengatasi keracunan makanan. Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 7 Rekomendasi Obat Keracunan Makanan agar Cepat Pulih“.
2. Shigella
Shigella adalah salah satu jenis bakteri yang bisa menyebabkan kerusakan sel di usus. Ketika seseorang keracunan makanan mengandung bakteri shigella, mereka bisa mengalami kram perut dan diare parah.
Bakteri ini dapat mencemari makanan jika kamu mencucinya dengan air yang terinfeksi, seperti salad kantong atau sayuran yang telah terkontaminasi di lapangan. Shigella juga dapat menyebar dari orang ke orang.
3. Listeria
Bakteri ini dapat mencemari berbagai makanan dingin dan siap saji. Jika mengonsumsi makanan mengandung Listeria, kamu dapat mengidap Listeriosis. Makanan yang harus kamu waspadai termasuk keju lunak, salmon asap, sandwich kemasan, dan mentega. Wanita hamil sangat rentan terhadap listeriosis, dan untuk alasan ini wanita sebaiknya menghindari makanan yang bisa mengandung Listeria selama kehamilan.
4. Salmonella
Hidup di usus banyak hewan ternak, bakteri Salmonella dapat mencemari telur mentah, susu, dan unggas. Salmonella dapat tertular dari orang ke orang melalui kebersihan makanan yang buruk.
Tidak hanya di dalam makanan, bakteri ini juga bisa mencemari air dan lingkungan, sehingga cara terbaik menghindari keracunan makanan karena Salmonella adalah pengolahan makanan yang higienis. Bakteri ini dapat memicu infeksi usus dan juga penyakit diare.
Bagaimana Mengamankan Makanan dari Bakteri?
Bakteri seperti Campylobacter yang bisa menyebabkan keracunan makanan peka terhadap panas, sehingga memasak daging dengan benar akan membunuhnya dan membuat dagingnya aman untuk kamu makan.
Jika kamu makan daging yang belum matang, bakteri bisa tetap hidup dan berkembang biak di dalam usus orang tersebut.
Jika sudah terjadi keracunan makanan, kondisi ini bisa berlangsung antara dua hari hingga seminggu. Untuk menghindarinya perpindahan mikroba dari makanan mentah ke makanan yang kamu makan, penting untuk menjaga kebersihan dapur yang baik.
Kamu bisa menyimpan makanan mentah dan matang secara terpisah, serta menjaga kebersihan diri yang baik dengan mencuci tangan dengan benar dan mengikat rambut ke belakang.
Itulah berbagai bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Jika kamu mengalami kondisi ini, segera lakukan Pertolongan Pertama saat Alami Keracunan Makanan. Kalau kamu mengalami gejala diare atau kram perut karena keracunan makanan, segera konsultasikan diri ke dokter atau beli obat melalui aplikasi Halodoc.
Sekarang kamu bisa berkonsultasi dengan praktis kapan saja dan dari mana saja. Tunggu apa lagi? Ayo download Halodoc sekarang juga!
