Halodoc, Jakarta – Toleransi obat adalah kondisi tubuh seseorang melemah akibat efek konsumsi obat sebelumnya. Pada beberapa kasus, efek konsumsi obat sebelumnya mungkin tidak terasa atau mungkin tidak sekuat sebelumnya.

Toleransi obat dapat terjadi pada banyak jenis obat, termasuk obat resep, obat bebas, dan obat-obatan terlarang. Penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda toleransi obat agar dapat mengambil langkah yang sekiranya perlu. Kira-kira apa saja tanda-tandanya? Simak penjelasannya!

Tanda Efek Toleransi Obat yang Dapat Terjadi

Berikut adalah beberapa tanda yang dapat mengindikasikan adanya efek toleransi obat.

1. Dosis yang Meningkat

Salah satu gejala toleransi obat yang paling umum adalah kebutuhan untuk meningkatkan dosis obat untuk mendapatkan efek yang sama seperti sebelumnya. 

Misalnya, ketika seseorang awalnya mengalami efek yang terlihat pada dosis tertentu, tetapi efeknya menghilang seiring waktu dan diperlukan dosis yang lebih besar untuk mendapatkan efek yang sama. Ini mungkin menunjukkan bahwa tubuh telah mengembangkan toleransi terhadap obat tersebut.

Kamu juga bisa membaca artikel mengenai Ini Bahayanya Jika Mengonsumsi Obat Tidak Sesuai Dosis, untuk mengetahui terkait dengan Bahaya dosis yang tidka sesuai. 

2. Efek yang Menurun

Ketika seseorang mengembangkan toleransi terhadap suatu obat, efek yang sebelumnya mereka rasakan mungkin hilang. Misalnya, jika obat sebelumnya menghasilkan perasaan euforia atau kedamaian yang kuat, tetapi efek ini kemudian hilang atau bahkan hilang sama sekali. 

Hal ini dapat menjadi tanda toleransi terhadap obat tersebut. Seseorang mungkin merasa bahwa obat tersebut tidak lagi memberikan manfaat yang sama seperti sebelumnya.

3. Ketergantungan Fisik

Penggunaan obat secara terus menerus dan berkembangnya toleransi obat dapat menyebabkan ketergantungan fisik. Artinya, tubuh telah beradaptasi dengan keberadaan obat di dalam tubuh.

Kecanduan dapat menyebabkan gejala penarikan yang tidak nyaman jika penggunaan obat tiba-tiba dihentikan atau dikurangi. Gejala penarikan dapat berupa kecemasan, nyeri tubuh, sulit tidur, dan gelisah.

4. Penurunan Efektivitas Pengobatan

Perkembangan toleransi terhadap obat bisa mengurangi efektivitas pengobatan pada penyakit yang membutuhkan penggunaan obat dalam jangka panjang.

Dalam beberapa kasus, pengobatan yang sebelumnya efektif dalam mengendalikan gejala atau kondisi tertentu mungkin tidak seefektif dulu. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan memerlukan penyesuaian pengobatan dengan bantuan profesional kesehatan.

Ingat, toleransi obat adalah fenomena yang kompleks dan bisa bervariasi setiap orangnya. Jika kamu mencurigai tanda-tanda toleransi obat, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk dapat menilai situasi secara menyeluruh, memberikan saran yang tepat dan membantu mengelola masalah toleransi obat dengan cara yang paling efektif dan aman.

Dalam menghadapi toleransi obat, mengubah dosis obat, mencari alternatif pengobatan, ataupun melakukan rotasi obat dengan pengawasan medis adalah beberapa langkah yang dapat bisa dilakukan.

Namun, langsung tersebut tetap harus dikonsultasikan kepada dokter dan melakukan pemantauan teratur untuk membantu mengelola toleransi obat secara efektif dan menjaga kesehatan yang optimal.

Konsultasi bisa dengan mudah kamu lakukan melalui Halodoc. Dengan Halodoc, kamu bisa bertanya langsung melalui chat maupun voice/video call. Selain itu, bisa juga mendapatkan kebutuhan vitamin dan suplemen dengan mudah tanpa perlu keluar rumah.

Jadi, tunggu apalagi, yuk, download aplikasinya melalui Apps Store atau Play Store di smartphone kamu!

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2023. Understanding Drug Tolerance.

Medical News Today. Diakses pada 2023. What to know about drug tolerance.

Very Well Health. Diakses pada 2023. What Does Drug Tolerance Mean, and When Should You Worry?