Halodoc, Jakarta – Seseorang yang fobia terhadap rasa takut disebut sebagai phobophobia. Rasa takutnya sangat tidak realistis dan alasannya juga di luar nalar. Misalnya, mereka bisa sangat takut untuk bicara di depan umum atau berpidato. Normalnya, seseorang memang akan cemas dan gugup, tetapi tidak menjadi sangat ketakutan.

Nah, pada pengidap phobophobia, ketakutannya bisa membuat dirinya mual, panas dingin sampai sesak napas. Untuk menghindari rasa takut, pengidap phobophobia lebih memilih mengisolasi diri supaya tidak bertemu pemicu rasa takutnya.

Begini Ciri-Ciri Phobophobia

Tanda seseorang mengalami phobophobia, yaitu:

• Menghindari situasi yang memicu rasa takut, seperti menonton film horor, menaiki roller coaster atau terjun payung
• Mengalami serangan panik saat melihat, memikirkan atau membicarakan rasa takut
• Tidak mau ke luar rumah karena rasa takut
• Menyingkirkan seluruh benda yang bisa menimbulkan rasa takut

Ketika bertemu dengan sumber rasa takutnya, mereka bisa mengalami serangan panik yang ditandai dengan gejala:

• Panas dingin.
• Pusing dan sakit kepala ringan.
• Keringat berlebihan (hiperhidrosis).
• Detak jantung cepat
• Mual.
• Sesak nafas (dispnea).
• Gemetar.
• Sakit perut atau gangguan pencernaan (dispepsia).
• Keringat berlebihan

 Berbagai Penyebab Phobophobia

Penyebab phobophobia bisa dua hal, yaitu sudah memiliki fobia sebelumnya atau pernah mengalami trauma. Contohnya, seseorang yang mengidap entomofobia (fobia terhadap serangga) bisa berkembang menjadi phobophobia.

Selain itu, trauma di masa lalu juga bisa membuat pengidapnya mengidap fobia ini. Pengalaman tersebut mungkin saja menimbulkan ketakutan yang parah dan intens. Sampai-sampai, orang tersebut takut dan tidak ingin merasakannya lagi.

Melansir dari Cleveland Clinic, fobia juga bisa diturunkan secara genetik. Artinya, orang yang mewarisi gen abnormal dari orangtua dapat meningkatkan risiko fobia.

Apakah Bisa Diobati?

Jawabannya, bisa. Langkah perawatannya melalui jenis-jenis terapi yang bisa dikombinasikan satu sama lain. Berikut jenis-jenis terapi untuk mengatasi phobophobia:

1. Terapi bicara

Terapis membantu pengidap phobophobia untuk mengubah cara berpikir dan perilakunya terhadap sumber ketakutan. Melalui terapi ini, pengidap akan belajar mengidentifikasi hal-hal yang memicu ketakutan. Mereka juga belajar menghadapi rasa takut lewat teknik pernapasan atau meditasi.

2. Terapi paparan

Setelah mengetahui faktor yang memicu rasa takut, terapis bisa melakukan terapi paparan. Mereka akan menciptakan gejala ketakutan dan kepanikan di lingkungan yang terkendali. Tujuannya supaya pengidap fobia peka terhadap ketakutan tersebut dan mengelola rasa takutnya. Lambat laun, gejalanya semakin berkurang saat mereka berhasil menghadapi rasa takut tersebut.

 3. Obat-obatan

Jika fobia menimbulkan kecemasan, gangguan panik, atau PTSD, dokter dapat meresepkan obat anti kecemasan dan antidepresan untuk mengatasi hal tersebut.

Cara Mencegah Phobophobia

Ketakutan berlebihan bisa membuat pengidapnya mengurung diri dan menghambat aktivitasnya sehari-hari. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah gejalanya kambuh, seperti:

• Membatasi kafein, obat-obatan, alkohol, atau zat lain yang memperburuk kecemasan.
• Minta dukungan dari teman dan anggota keluarga.
• Konsumsi makanan yang bergizi seimbang dan tetap aktif.
• Prioritaskan hobi atau aktivitas yang memberikan kesenangan dan kepuasan.

Bila kamu mengalami masalah yang berhubungan dengan mental, jangan ragu untuk menemui psikolog. Segera buat janji medis dengan psikolog di aplikasi Halodoc. Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Phobophobia (Fear of Fear)

Healthline. Diakses pada 2022. What Is Phobophobia?

Verywell Mind. Diakses pada 2022. The Fear of Phobias Is Phobophobia.