Kenapa Pengidap Diabetes Rentan Mengalami Bell's Palsy?

Halodoc, Jakarta – Bell's Palsy adalah sindrom akibat kekurangan suplai darah pada saraf wajah, dan salah satunya dipicu oleh angiopati diabetik. Nah, angiopati diabetik sendiri adalah penyakit pembuluh darah yang disebabkan oleh kadar glukosa yang tinggi. Karenanya Bell's palsy kerap dikaitkan sebagai bentuk komplikasi dari diabetes. Itulah mengapa orang yang mengalami gejala Bell’s Palsy juga diperiksa kadar glukosanya.
Baca juga: Catat, 5 Makanan Ini Dapat Menurunkan Gula Darah Tubuh
Hubungan Antara Diabetes dan Bell’s Palsy
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Diabetes In Control, sekitar 20 persen pengidap Bell's palsy juga mengidap diabetes mellitus. Ada beberapa komplikasi yang terjadi pada pengidap diabetes, termasuk gangguan saraf kranial, penyakit pembuluh darah, infeksi virus, ataupun infeksi bakteri yang parah.
Komplikasi ini memengaruhi kemampuan pasien untuk memulihkan wajah dari kelumpuhan saraf. Dalam sebuah studi baru, tim peneliti dari Jepang menganalisis perbedaan prognostik pada Bell's palsy antara pasien diabetes dan nondiabetes dalam pergerakan wajah dan tingkat pemulihannnya.
Pada pengidap diabetes, pemulihan dari Bell's palsy sedikit tertunda dan skor pergerakan wajah tetap rendah dibandingkan dengan orang dengan non-diabetes. Untuk itu, perawatan yang lebih agresif diperlukan pada pengidap diabetes dengan kondisi Bell's palsy.
Bagaimana penanganan kondisi diabetes supaya tidak sampai memicu Bell’s Palsy? Tidak ada cara lain dengan mengontrol glukosa dengan menjalani terapi diabetes. Dalam kasus kelumpuhan total, terapi steroid dosis tinggi, dengan tingkat kesembuhan 97,4 persen, sangat efektif dalam mengobati Bell's palsy yang disertai diabetes.
Informasi selengkapnya mengenai diabetes dan penyakit Bell’s Palsy bisa dibaca di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Mengenal Bell’s Palsy
Bagaimana seseorang bisa mengenali gejala Bell's Palsy? Ini bisa ditandai dengan kelemahan tiba-tiba pada otot wajah. Dalam kebanyakan kasus, kelemahan tersebut bersifat sementara dan meningkat secara signifikan dalam beberapa minggu.
Kelemahan tersebut bisa membuat separuh wajah tampak terkulai. Senyuman hanya pada satu sisi saja, dan mata di sisi satunya menolak untuk menutup. Bell's Palsy, juga dikenal sebagai kelumpuhan wajah perifer akut. Pembengkakan saraf yang mengontrol otot di satu sisi wajah adalah salah satu pemicunya atau mungkin reaksi yang terjadi setelah infeksi virus.
Baca juga: Pengidap Diabetes Bisa Kena Pemfigoid Bulosa, Ini Faktanya
Bagi kebanyakan orang, Bell's Palsy bersifat sementara. Gejala biasanya mulai membaik dalam beberapa minggu, dengan pemulihan total dalam waktu sekitar enam bulan. Sebagian orang akan terus mengalami gejala Bell's Palsy seumur hidup dengan kemungkinan kondisi Bell's Palsy yang jarang kambuh.
Kamu perlu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala menyerupai Bell’s Palsy. Komplikasi akibat kondisi Bell’s Palsy yang tidak terawat dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf wajah.
Baca juga: Mitos atau Fakta Pengidap Diabetes Dilarang Berolahraga?
Ini termasuk juga pertumbuhan kembali serabut saraf yang tidak normal yang dapat menyebabkan kontraksi otot tertentu yang tidak disengaja saat kamu mencoba tersenyum. Kebutaan sebagian atau seluruhnya pada mata yang tidak dapat ditutup karena kekeringan yang berlebihan juga menjadi bentuk komplikasi yang lain dari Bell’s Palsy.