Kesepian Sama Berbahayanya dengan Merokok, Ini Faktanya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   29 November 2022

"Kesepian ternyata sama mematikannya dengan merokok. Sebab, hal ini bisa memicu depresi yang berdampak negatif pada kesehatan fisik."

Kesepian Sama Berbahayanya dengan Merokok, Ini FaktanyaKesepian Sama Berbahayanya dengan Merokok, Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta – Kesepian banyak dirasakan setiap orang bahkan di tengah keramaian sekalipun. Seringkali, orang yang kesepian adalah mereka yang suka menyendiri. Padahal belum tentu demikian. Kesepian merujuk pada kurangnya frekuensi kontak sosial dengan sekitarnya. Alhasil, mereka yang mengalaminya merasa terisolasi dan diabaikan. 

Hal ini bisa mengurangi kebahagiaan hidup yang lambat laun berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Bahkan, ada sebuah studi yang mengungkapkan jika kesepian sama berbahayanya dengan kebiasaan merokok. 

Fakta, Kesepian Ternyata Sama Berbahayanya dengan Merokok

Sebuah penelitian yang dipublikasikan US National Library of Medicine National Institutes of Health mengungkapkan kalau kesepian sama mematikannya dengan merokok 15 batang sehari. Kesepian ditengarai mampu mengacaukan fungsi biologis, menimbulkan tekanan psikologis sampai menyebabkan masalah perilaku. Dalam penelitian tersebut, para ahli melibatkan 300 ribu orang dewasa. Hasilnya, sebanyak 50 persen yang mengalami kesepian meninggal dunia lebih cepat daripada mereka yang mampu bersosialisasi. 

Penelitian lain juga mendapat hasil yang serupa. Sebuah survei yang dilakukan oleh American Association of Retired Person (AARP) menemukan 35 persen orang dewasa berusia 45 tahun ke atas mengalami kesepian. 

Pada individu berusia lanjut, kesepian bahkan rentan menyebabkan depresi yang kemudian memicu pikiran bunuh diri, alzheimer dan demensia. Dampak negatif lainnya adalah menurunkan kekebalan tubuh seseorang. Alhasil, mereka lebih berisiko mengalami penyakit kronis seperti jantung. 

Apa yang Membuat Seseorang Kesepian?

Melansir Psychology Today, pikiran negatif adalah salah satu penyebab utama kesepian. Sebagian besar orang yang merasa sepi umumnya selalu mencari sisi negatif dari sebuah interaksi sosial. Misalnya, seperti kritikan dan ketidaksetujuan yang orang lain katakan padanya. 

Kemudian, hal-hal negatif tersebut selalu teringat dan terngiang-ngiang selama bertemu dengan orang lain. Lambat laun hal ini membuat individu tersebut putus asa sehingga tidak lagi mengharapkan hal-hal yang positif dari sebuah interaksi. 

Ketika mendatangi sebuah pertemuan, orang tersebut langsung cemas dan merasa sudah melakukan kesan yang buruk. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya keterampilan interpersonal untuk memelihara suatu hubungan. 

Ada beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan ini, seperti berlatih untuk tidak canggung saat menerima telepon, memberi dan menerima pujian, hingga berkomunikasi secara positif secara non-verbal.

Bagaimana Cara Menangani Kesepian?

Jika kamu mengalami kesepian, lakukan cara di bawah ini supaya tidak berlarut-larut:

1. Konsultasi medis

Rasa kesepian tak boleh dianggap remeh yang bisa hilang begitu saja. Jika dibiarkan, hal ini bisa menyebabkan stres sampai depresi. Apalagi kalau kesepian mendorong kamu untuk melakukan hal-hal impulsif. Segera lakukan konsultasi dengan psikiater untuk membicarakan apa yang kamu rasakan dan masalah yang tengah dihadapi. 

2. Jalin hubungan dengan orang lain dengan minat yang sama

Carilah orang-orang yang memiliki sikap hidup positif dan minat yang sama denganmu. Misalnya, orang yang hobi membaca, merajut, main game atau apapun. Dari minat yang sama ini, nantinya kamu bisa berkomunikasi rutin dan menemukan semangat melakukan aktivitas. 

3. Bergabung dengan komunitas

Coba bergabung dengan komunitas yang mendukung kesehatan mental. Hal ini bisa membantu kamu untuk berpikir positif. Perasaan positif dan membangun koneksi sangat penting jika kamu merasa kesepian. Sebab, mereka bisa membantu kamu bangkit dari kesendirian dan meninggalkan perasaan tersebut. 

Jika kamu ingin berdiskusi dengan psikiater, hubungi di aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Banner download aplikasi Halodoc
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Loneliness Rivals Obesity, Smoking as Health Risk.
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2022. Loneliness has same risk as smoking for heart disease.
National Library of Medicine. Diakses pada 2022. A Systematic Review of Loneliness and Smoking: Small Effects, Big Implications.