Ketahui 6 Penyebab Seseorang Meninggal saat Tidur
“Kematian saat tertidur terkenal juga dengan istilah kematian nokturnal. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kejadian ini."

Halodoc, Jakarta – Tidur adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan fungsi tubuh. Namun, terkadang ada beberapa kasus seseorang meninggal saat tidur. Kondisi ini tentu menjadi momok menakutkan bagi banyak orang.
Biasanya, ketika seseorang meninggal ketika tertidur, terdapat beberapa sistem organ yang saling bergantungan mengalami disfungsi. Gagal jantung dan gagal paru-paru menjadi komponen yang paling sering jadi pemicunya.
Perubahan ritme jantung yang memicu berhentinya detak jantung secara mendadak serta hilangnya fungsi jantung secara progresif terkait dengan gagal jantung kongestif (CHF) adalah kondisi medis utama yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hal ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Penyebab Detak Jantung Tidak Teratur.
Penyebab Meninggal Saat Tidur
Berikut adalah beberapa penyebab kematian saat tidur yang dapat terjadi.
1. Serangan Jantung
Infark miokard atau serangan jantung adalah salah satu penyebab kematian saat tidur yang paling umum. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat, yang dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan bahkan dapat berujung kematian jika tidak segera melakukan pengobatan.
Selama serangan jantung, otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Bagian otot jantung menjadi rusak atau mati, dan jantung menjadi tidak mampu memompa darah dan oksigen secara efektif ke seluruh tubuh.
Baik tua maupun muda bisa meninggal karena masalah jantung. Menurut American Academy of Pediatrics, kematian jantung mendadak (baik saat tidur ataupun saat siang hari) adalah penyebab utama kematian atlet muda.
2. Stroke
Adanya gangguan dalam memasok oksigen ke otak dapat menyebabkan terjadinya stroke. Adapun, stroke dapat berakibat dari gumpalan darah atau pendarahan otak. Aneurisma otak (pembuluh darah pecah) atau stroke masif dapat menyebabkan kematian saat tidur.
3. Epilepsi
Gangguan kejang atau epilepsi berkaitan dengan peningkatan risiko kematian saat tidur. Menurut Epilepsy Foundation, setiap tahun terdapat lebih dari 1 dari 1.000 orang penderita epilepsi meninggal akibat kematian mendadak yang tidak terduga dalam epilepsi, atau SUDEP. Mereka dengan epilepsi yang tidak terkontrol memiliki risiko kematian yang lebih besar akibat SUDEP.
Orang dengan epilepsi dapat mengurangi risiko kematian akibat SUDEP dengan menjaga kondisinya tetap terkendali. Konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk menemukan rencana perawatan yang efektif dan minum obat sesuai resep.
4. Keracunan Karbon Monoksida
Sayangnya, beberapa kematian saat tertidur adalah akibat dari tragedi yang tidak terduga, seperti keracunan karbon monoksida. Karena karbon monoksida adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang dapat berasal dari peralatan rumah tangga biasa (termasuk pemanas air dan pengering). Untuk mengantisipasinya, kamu dapat memasang detektor karbon monoksida di rumah untuk memperingatkan tentang potensi tingkat berbahaya dari gas ini.
5. Diabetes
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Diabetic Medicine, diabetes tipe 1 dapat meningkatkan risiko kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan dan sering kali terjadi pada malam hari terhadap orang muda yang sehat.
Istilah pemakaian kata “mati di tempat tidur” untuk menggambarkan sindrom ini dan menyumbang sekitar 6% dari semua kematian orang di bawah usia 40 tahun yang menderita diabetes tipe 1.
Mekanisme pasti kematian di malam hari terhadap penderita penyakit gula belum sepenuhnya jelas. Dalam beberapa kasus, hipoglikemia berat (gula darah rendah) dapat menjadi penyebab kematian. Penyakit gula ini juga berkaitan dengan penyakit jantung, jadi kemungkinan beberapa kematian berasal dari irama jantung yang tidak normal.
6. Gangguan Tidur
Sleep apnea adalah suatu kondisi yang bermula dengan jeda napas saat tidur, dapat menyebabkan kematian pada beberapa orang. Namun, sulit untuk mengatakan apakah sleep apnea dan jeda napas (yang dapat menurunkan kadar oksigen di seluruh tubuh) secara langsung menyebabkan kematian.
Gangguan tidur lainnya juga dapat menyebabkan kematian saat tidur. Sleepwalking, misalnya, dapat menyebabkan situasi berbahaya dan berpotensi mematikan.
Untuk menghindari kematian saat tertidur, kamu dapat mewaspadai gejala dan penyebabnya. Optimalkan kesehatan secara keseluruhan dan kebutuhan tidur tercukupi dengan baik memiliki peranan untuk membangun hidup yang sehat dan berkualitas.
Jika kamu ingin berkonsultasi terkait masalah kesehatan dengan dokter dapat melalui Halodoc. Dengan Halodoc, kamu dapat menanyakannya secara langsung melalui chat atau video call. Jadi tunggu apalagi, langsung download Halodoc sekarang juga di Play Store maupun App Store.
