Ketahui Bedah Medis Terbuka untuk Atasi Hernia Inguinalis

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juli 2020
Ketahui Bedah Medis Terbuka untuk Atasi Hernia Inguinalis Ketahui Bedah Medis Terbuka untuk Atasi Hernia Inguinalis

Halodoc, Jakarta - Hernia inguinalis terjadi ketika jaringan usus menonjol melalui titik lemah pada otot perut. Tonjolan yang dihasilkan bisa terasa sakit, terutama ketika batuk, membungkuk, atau mengangkat yang benda berat. Kondisi ini tidak selalu berbahaya, tetapi seseorang yang mengidap hernia inguinalis perlu menjalani perawatan untuk mencegah risiko komplikasi. 

Dokter biasanya menyarankan operasi untuk memperbaiki hernia inguinalis yang terasa nyeri atau membesar. Nah, operasi terbuka adalah salah satu opsi pengobatan yang bisa dipilih. 

Baca juga: Mengapa Hernia Bisa Terjadi pada Bayi?

Operasi Terbuka untuk Atasi Hernia Inguinalis

Hernia yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan nyeri mungkin tidak perlu diobati dengan operasi. Pengidapnya dapat menggunakan penopang untuk meringankan gejala yang ada. Apabila ukuran hernia membesar dan terasa nyeri, maka dokter perlu melakukan prosedur pembedahan menghilangkan ketidaknyamanan dan mencegah komplikasi serius. Selain laparoskopi, operasi terbuka sering dijadikan opsi untuk atasi hernia inguinalis.

Sebelum operasi dilakukan, dokter akan memberikan anestesi lokal terlebih dahulu. Setelah itu, dokter mulai menyayat pangkal paha dan mendorong jaringan yang menonjol agar kembali ke perut. Dokter kemudian menjahit area yang melemah dan diperkuat dengan mesh sintetis (hernioplasty).

Sayatan yang terbuka ditutup dengan jahitan, staples, atau lem bedah. Setelah operasi, pengidap akan didorong untuk bergerak sesegera mungkin. Namun, pengidap harus menunggu beberapa minggu sebelum melanjutkan aktivitas normal.

Apa Penyebab Hernia Inguinalis?

Melansir dari Healthline, titik-titik lemah pada otot-otot perut dan selangkangan seringkali menjadi penyebab utama hernia inguinalis. Tekanan ekstra pada area tubuh ini dapat menyebabkan hernia. Ada pula sejumlah faktor risiko yang meningkatkan peluang terjadinya hernia inguinalis, seperti:

  • Memiliki riwayat keluarga yang mengidap hernia inguinalis sebelumnya;
  • Pernah mengidap hernia inguinalis sebelumnya;
  • Berjenis kelamin laki-laki;
  • Lahir prematur;
  • Kelebihan berat badan atau obesitas;
  • Kehamilan;
  • Mengidap fibrosis kistik;
  • Batuk kronis;
  • Sembelit kronis.

Baca juga: Benarkah Batuk Kronis Sebabkan Hernia inguinalis?

Gejala Hernia Inguinalis

Dikutip dari Mayo Clinic, tanda dan gejala hernia inguinalis termasuk:

  • Muncul tonjolan di kedua sisi tulang kemaluan. Tonjolan ini bisa lebih jelas ketika berdiri tegak, batuk atau tegang.
  • Sensasi terbakar atau sakit di tonjolan tersebut.
  • Rasa sakit atau tidak nyaman di pangkal paha, terutama ketika membungkuk, batuk atau mengangkat.
  • Sensasi berat atau menyeret di pangkal paha.
  • Kelemahan atau tekanan di pangkal paha.
  • Muncul rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testis apabila usus yang menonjol turun ke skrotum.

Baca juga: Hernia pada Anak dan Orang Dewasa, Apa Perbedaannya?

Cari perawatan segera jika tonjolan akibat hernia berubah menjadi merah, ungu atau gelap. Kalau kamu mengalami tanda-tanda di atas, segera periksakan diri ke dokter. Jika kamu berencana mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Inguinal hernia.
Healthline. Diakses pada 2020. Inguinal hernia.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan