Ketahui Penyebab Diare saat Traveling

Halodoc, Jakarta – Kamu pasti sudah tidak asing dengan penyakit diare. Namun, tahukah kamu kalau ternyata diare ada jenisnya? Traveler’s diarrhea adalah salah satu jenis diare yang kerap menyerang para pelancong atau seseorang yang sedang bepergian ke daerah tertentu. Penyebab diare jenis ini sebenarnya sama dengan diare biasa, yakni akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri atau virus.
Mengalami diare saat bepergian pastinya bisa mengganggu liburan yang menyenangkan. Keinginan untuk BAB terus-menerus membuat kamu sulit beraktivitas dan menikmati perjalanan dengan tenang. Jika kamu suka bepergian dan tidak ingin terserang traveler’s diarrhea, sebaiknya waspadai beberapa hal yang dapat memicunya berikut.
Baca juga: Diare Sering Kambuh pada Malam Hari, Apa Sebabnya?
Penyebab Traveler’s Diarrhea yang Wajib Diwaspadai
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab utama diare adalah mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh tinja yang mengandung virus atau bakteri penyebab diare. Namun ternyata tidak hanya makanan saja, stres saat bepergian atau perubahan pola makan nyatanya juga bisa menyebabkan para pelancong mangalami diare.
Bepergian ke wilayah-wilayah yang banyak mengalami kasus diare juga membuat kamu rentan terkena diare. Oleh sebab itu, pastikan kamu mempertimbangkan dengan matang tentang destinasi yang kamu tuju. Ada pula kelompok-kelompok individu yang rentan terserang diare, seperti lansia, anak-anak, ibu hamil, dan orang yang mengidap kondisi tertentu. Kelompok-kelompok ini umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang mumpuni, sehingga rentan terinfeksi virus atau bakteri penyebab diare.
Tips Mencegah Diare saat Bepergian
Kalau kamu sudah memantapkan diri untuk mengunjungi wilayah tertentu, tapi ternyata wilayah tersebut banyak sekali kasus penularan diare, ada beberapa tips yang dapat kamu terapkan supaya terhindar dari diare selama bepergian. Hal yang paling utama adalah memperhatikan makanan dan minuman yang kamu konsumsi.
Baca juga: Ini Makanan yang Harus Dihindari saat Diare
Kamu harus memastikan bahwa makanan dan minuman yang akan kamu konsumsi benar-benar bersih dan matang. Sebisa mungkin, hindari membeli makanan dari pedagang kaki lima, minum air dari keran langsung dan mengonsumsi makanan mentah. Hanya minum air kemasan dan hindari meminum es balok yang belum tentu terjaga kebersihannya. Tips lain yang harus kamu perhatikan adalah:
- Pastikan piring dan perkakas bersih dan kering sebelum digunakan.
- Cuci tangan sesering mungkin setelah menggunakan toilet dan sebelum makan. Apabila air bersih tidak tersedia, persiapkan hand sanitizer yang setidaknya mengandung 60 persen alkohol untuk membersihkan tangan sebelum makan.
- Carilah makanan yang membutuhkan sedikit penanganan dalam persiapannya.
- Cegah anak memasukkan barang termasuk tangan kotor ke dalam mulut. Jika memungkinkan, jaga agar bayi tidak merangkak di lantai yang kotor.
- Gunakan air kemasan untuk menyikat gigi jika memungkinkan.
Melansir dari Mayo Clinic, beberapa dokter menyarankan untuk mengonsumsi bismuth subsalicylate yang telah terbukti mengurangi kemungkinan diare. Namun, sebaiknya jangan minum obat ini lebih dari tiga minggu dan hindari pemakaiannya pada ibu hamil atau seseorang yang alergi terhadap aspirin. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi bismuth subsalicylate jika mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan.
Baca juga: 4 Penyakit yang Ditandai dengan Diare
Efek samping umum yang tidak berbahaya dari bismuth subsalicylate termasuk lidah berwarna hitam dan tinja berwarna gelap. Dalam beberapa kasus , obat ini dapat menyebabkan sembelit, mual dan, jarang, telinga berdenging (tinnitus). Kalau kamu butuh menanyakan seputar hal ini, kamu dapat menghubungi dokter lewat aplikasi Halodoc. Hanya dengan smartphone yang kamu punya, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.



