Ketahui Tujuan Tes IQ untuk Anak

Halodoc, Jakarta - Intelligence Quotient (IQ) adalah ukuran kecerdasan relatif yang ditentukan oleh tes standar. Melansir dari Healthline, tes kecerdasan pertama kali dibuat pada 1905 oleh Alfred Binet dan Théophile Simon untuk menentukan anak sekolah Prancis mana yang terlalu "lambat" dalam mendapatkan manfaat dari pengajaran.
Binet mendapatkan ide tersebut ketika ia menyadari bahwa anak-anak semakin mampu mempelajari konsep-konsep sulit dan melakukan tugas-tugas sulit seiring bertambahnya usia. Kebanyakan anak mencapai tingkat kerumitan yang sama pada waktu yang hampir bersamaan, tetapi beberapa anak lebih lambat dalam mencapai tingkat tersebut.
Baca juga: 7 Beda EQ dan IQ yang Perlu Diketahui
Ini Tujuan Tes IQ untuk Anak
Saat ini tes IQ dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis kecacatan intelektual atau mengukur potensi intelektual seseorang. Beberapa sekolah juga menggunakan tes IQ untuk menentukan jenis fasilitas akademik yang dibutuhkan anak di sekolah. Anak-anak yang mendapat skor IQ 70 ke bawah bisanya memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas khusus di sekolah.
Namun, skor tes IQ tentu tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan kebutuhan anak. Beberapa anak-anak yang memiliki skor IQ di atas 70 terkadang juga memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas khusus apabila mereka ternyata memiliki ketidakmampuan belajar seperti disleksia.
Anak-anak berbakat, yang umumnya dianggap jenius karena memiliki skor IQ lebih dari 130, juga dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas khusus apabila mereka memiliki ketidakmampuan belajar atau perkembangan.
Tes IQ juga bisa menjadi langkah pertama dalam mendiagnosis masalah intelektual pada anak. Jika Si Kecil memiliki skor yang sangat rendah, dokter biasanya merekomendasikan agar anak menjalani penyaringan keterampilan adaptif, tes darah, USG otak dan pemeriksaan kesehatan mental lengkap.
Pemeriksaan prenatal dapat membantu mendeteksi potensi kecacatan intelektual sebelum bayi lahir. Kondisi ini biasanya rentan terjadi pada ibu yang hamil di atas usia 35 tahun atau lebih, atau wanita yang telah menggunakan narkoba atau alkohol selama kehamilan. Jika masalah potensial terdeteksi saat ini, dokter anak dapat menindaklanjuti dengan tes IQ pada anak usia dini.
Baca juga: IQ Bisa Ditingkatkan atau Tidak?
Hasil Tes IQ
Menurut The National Institute of Child Health and Human Development, 85 persen anak-anak dengan disabilitas intelektual biasanya memiliki skor IQ antara 55-70. Skor 100 dianggap masih dalam batas rata-rata.
- Skor Tinggi
Skor IQ dianggap tinggi apabila melebihi 100. IQ di atas 100 biasanya dikaitkan dengan kecerdasan tinggi. Sedangkan anak yang mendapatkan skor IQ di atas 130 dianggap memiliki kecerdasan ekstrem. Namun, hasil ini bersifat stereotip. Skor tinggi biasanya berarti orang tersebut memiliki banyak potensi, bukan karena mereka "pintar".
- Skor Rendah
Seseorang yang mendapat nilai di bawah 100 dianggap memiliki kecerdasan "di bawah rata-rata". Skor yang sangat rendah, di bawah 70, biasanya menjadi perhatian. Mereka mungkin menunjukkan ketidakmampuan belajar.
Cara Mendapatkan Tes IQ
Skor IQ hanyalah salah satu bagian dari teka-teki. Tidak semua sekolah umum menggunakannya. Beberapa orangtua mungkin tidak memiliki akses ke dokter atau psikolog yang dapat melaksanakan tes tersebut. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya peluang untuk pengujian penting terutama selama tahun-tahun awal anak ketika perawatan sangat penting.
Baca juga: 6 Tanda Anak Memiliki IQ Tinggi
Namun, kini banyak tersedia tes IQ daring. Kendati demikian, ibu tidak boleh mengandalkannya untuk diagnosis medis. Jika ibu curiga Si Kecil mengalami gangguan intelektual pada orang yang jangan tunda bertemu dengan dokter untuk mendapat pengujian awal. Jika ibu berencana mengunjungi rumah sakit, jangan lupa buat janji rumah sakit lewat Halodoc terlebih dahulu supaya lebih mudah.