Advertisement

Kondiloma Akuminata pada Wanita, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya 

10 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   20 Mei 2025

Kondiloma akuminata disebabkan oleh disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).

Kondiloma Akuminata pada Wanita, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya Kondiloma Akuminata pada Wanita, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya 

DAFTAR ISI

  1. Kenali Penyebab Kondiloma Akuminata
  2. Faktor Risiko Kondiloma Akuminata
  3. Waspadai Gejala Kondiloma Akuminata
  4. Diagnosis Kondiloma Akuminata
  5. Cara Mengobati Kondiloma Akuminata
  6. Komplikasi Kondiloma Akuminata
  7. Langkah Pencegahan Kondiloma Akuminata
  8. Kapan Harus ke Dokter?
  9. Hubungi Dokter Ini untuk Jika Muncul Gejala Kutil Kelamin

Kondiloma akuminata, atau yang lebih dikenal sebagai kutil kelamin, adalah infeksi menular seksual yang cukup umum terjadi. 

Penyakit ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) dan biasanya muncul dalam bentuk benjolan kecil di area genital atau sekitar anus. 

Penting bagi wanita untuk mengenali gejala, memahami penyebabnya, dan mengetahui cara mengatasinya agar infeksi ini tidak menyebar atau kambuh. 

Yuk, kenali lebih dalam tentang penyakit ini dan langkah-langkah pengobatannya!

Kenali Penyebab Kondiloma Akuminata

Kondiloma akuminata disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV) yang menyerang kulit dan selaput lendir di area genital. 

Virus ini bisa menyebar dengan mudah melalui kontak kulit saat berhubungan intim. 

Selain itu, inilah penyebab utama kondiloma akuminata yang perlu kamu kenali:

1. Infeksi Virus HPV (Human Papillomavirus)

Penyebab utama kutil kelamin adalah infeksi HPV, terutama tipe 6 dan 11. 

Virus ini bisa menyebabkan pertumbuhan jaringan kecil yang menonjol seperti kutil di area genital atau anus. 

HPV sangat umum dan sering kali tidak menunjukkan gejala, jadi banyak orang bisa menularkannya tanpa sadar. 

2. Kontak Seksual Tanpa Pengaman

HPV menyebar terutama melalui hubungan seksual, termasuk vaginal, anal, dan oral. 

Bahkan, virus ini bisa menular hanya melalui kontak kulit ke kulit di area genital, meskipun tidak ada penetrasi. 

Menggunakan kondom memang bisa mengurangi risiko, tapi tidak sepenuhnya melindungi dari infeksi karena virus bisa menyebar ke area yang tidak tertutup kondom.

3. Sistem Imun yang Lemah

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena HIV/AIDS, penggunaan obat imunosupresan, atau stres kronis, lebih rentan terhadap infeksi HPV. 

Saat daya tahan tubuh menurun, virus lebih mudah berkembang dan menyebabkan munculnya kutil kelamin. 

4. Berganti-ganti Pasangan Seksual

Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko terpapar HPV. 

Berhubungan seks dengan pasangan yang riwayat kesehatannya tidak diketahui bisa meningkatkan kemungkinan tertular virus. 

Itu sebabnya penting untuk menjaga komunikasi terbuka tentang kesehatan seksual dan melakukan pemeriksaan rutin.

5. Penularan dari Ibu ke Bayi

Meski kasus ini jarang terjadi, ibu yang terinfeksi HPV bisa menularkan virus ke bayinya saat persalinan. 

Dalam beberapa kasus, bayi bisa mengalami kutil pada tenggorokan atau saluran napas, yang disebut papillomatosis laring. 

Kondisi ini perlu ditangani medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Mengingat infeksi HPV dapat bertahan lama dalam tubuh tanpa gejala, penting untuk rutin memeriksakan kesehatan reproduksi, terutama jika aktif secara seksual. 

Faktor Risiko Kondiloma Akuminata

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang tertular virus HPV, virus penyebab kondiloma akuminata, meliputi:

  • Usia 20-30 tahun
  • Berhubungan seksual tanpa pengaman
  • Sering berganti pasangan seksual
  • Memiliki sistem imun yang lemah
  • Mempunyai riwayat Infeksi Menular Seksual (IMS)
  • Kebiasaan merokok
  • Sering mengonsumsi alkohol berlebihan
  • Tidak mendapatkan vaksin HPV

Jika kamu merasa punya satu atau lebih faktor risiko ini, jangan khawatir. 

Tetap jaga kesehatan, gunakan perlindungan saat berhubungan intim, dan pertimbangkan vaksinasi HPV untuk perlindungan lebih maksimal.

Waspadai Gejala Kondiloma Akuminata  

Terkadang, gejala kondiloma akuminata tergolong ringan dan tidak langsung terasa, sehingga sangat penting untuk mengenali tanda-tandanya lebih awal supaya bisa segera diobati. 

Gejala yang perlu kamu waspadai yaitu:

  • Munculnya kutil kecil di area genital, berbentuk seperti benjolan kecil, datar, atau menyerupai kembang kol.
  • Rasa gatal atau tidak nyaman pada area genital atau anus.
  • Pendarahan saat berhubungan seksual.
  • Keputihan yang tidak biasa, berbau, dan bertekstur.
  • Kutil yang bertambah besar, bahkan menyebar.

Jika kamu merasakan adanya tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri pada dokter untuk mengontrol serta mencegah penyebaran infeksi.

Diagnosis Kondiloma Akuminata

Untuk memastikan apakah benjolan di area genital adalah kondiloma akuminata (kutil kelamin), dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan. 

Biasanya, diagnosis diawali dengan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung bentuk dan lokasi kutil. 

Kalau kutilnya kecil atau sulit terlihat, terutama di dalam vagina atau anus, dokter bisa menggunakan alat pembesar atau mengoleskan larutan asam asetat ringan agar kutil lebih tampak jelas. 

Pada wanita, dokter dapat menyarankan pap smear untuk memeriksa perubahan sel abnormal pada leher rahim yang bisa terkait dengan infeksi HPV. 

Jika diperlukan, dokter bisa mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium guna memastikan diagnosis. 

Tes HPV juga bisa dilakukan untuk mengidentifikasi tipe virus yang menginfeksi. 

Cara Mengobati Kondiloma Akuminata 

Pengobatan bertujuan menghilangkan kutil yang tampak, tapi virus HPV yang menyebabkannya bisa tetap ada di dalam tubuh, jadi penting untuk mengikuti saran dokter agar pengobatan optimal.

Berikut beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan:

1. Obat Oles

Dokter bisa meresepkan krim atau larutan yang dioleskan langsung ke kutil, seperti imiquimod, podofilox, atau asam trikloroasetat (TCA). 

Obat ini bekerja dengan menghancurkan jaringan kutil atau merangsang sistem kekebalan tubuh melawan virus. 

Namun, beberapa obat bisa menyebabkan iritasi atau rasa terbakar, jadi penting menggunakannya sesuai petunjuk dokter.

2. Krioterapi (Terapi Beku)

Metode ini menggunakan nitrogen cair untuk membekukan dan menghancurkan kutil. 

Umumnya, prosedur ini perlu dilakukan beberapa kali sampai kutil benar-benar hilang. 

Efek sampingnya bisa berupa lecet ringan atau nyeri, namun ini cara yang cukup efektif untuk kutil kecil.

3. Elektrokauter dan Bedah Eksisi

Untuk kutil yang lebih besar atau sulit hilang, dokter bisa mengangkatnya dengan alat listrik (elektrokauter) atau memotong langsung melalui prosedur bedah kecil. 

Tindakan ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal, dan meski pemulihannya butuh waktu, metode ini efektif untuk mengangkat kutil yang membandel. 

4. Terapi Laser

Jika kutil sangat besar atau tumbuh di area sulit dijangkau, terapi laser bisa jadi pilihan. 

Sinar laser akan membakar jaringan kutil, meski metode ini cenderung lebih mahal dan bisa menimbulkan rasa nyeri setelah prosedur. 

Jika kamu curiga punya gejala kondiloma akuminata, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter agar bisa mendapat penanganan lebih cepat dan tepat.

Komplikasi Kondiloma Akuminata

Kondiloma akuminata bisa memicu berbagai komplikasi yang mengganggu kesehatan, terutama di area reproduksi. 

Inilah beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

  • Kutil membesar dan menyebar
  • Rasa nyeri dan gatal di area intim
  • Ketidaknyamanan saat duduk atau berhubungan seksual
  • Gangguan kehamilan dan persalinan
  • Peningkatan risiko kanker serviks, vulva, anus, atau penis

Langkah terbaik dalam mencegah komplikasi ini adalah rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, segera mengobati kutil yang muncul, serta melakukan vaksinasi HPV sebagai perlindungan jangka panjang.

Langkah Pencegahan Kondiloma Akuminata

Mencegah kondiloma akuminata penting untuk menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari komplikasi yang lebih serius. 

Ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk melindungi diri dari virus HPV:

1. Vaksinasi HPV

Vaksin HPV adalah cara paling efektif untuk melindungi diri dari jenis virus yang menyebabkan kutil kelamin dan kanker serviks. 

Vaksin ini direkomendasikan untuk remaja dan dewasa muda, tapi tetap bermanfaat diberikan hingga usia 45 tahun. 

2. Gunakan Kondom dengan Benar

Memakai kondom saat berhubungan seksual bisa mengurangi risiko penularan HPV, meskipun tidak sepenuhnya melindungi karena virus bisa menyebar melalui kontak kulit di area yang tidak tertutup kondom.

3. Setia pada Satu Pasangan

Memiliki pasangan seksual tetap dan saling terbuka tentang riwayat kesehatan seksual bisa mengurangi risiko infeksi. 

Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi kemungkinan terpapar virus HPV.

4. Rutin Melakukan Skrining Kesehatan

Pemeriksaan panggul, pap smear, atau tes HPV secara rutin membantu mendeteksi infeksi atau perubahan sel abnormal lebih awal. 

Dengan deteksi dini, pengobatan bisa dilakukan sebelum infeksi berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.

5. Jaga Sistem Imun Tetap Kuat

Daya tahan tubuh yang baik membantu melawan infeksi HPV secara alami. 

Pola makan sehat, olahraga teratur, tidur cukup, dan menghindari kebiasaan merokok bisa memperkuat imun tubuh dan mengurangi risiko berkembangnya kutil kelamin.

Mengambil langkah pencegahan lebih awal bisa bikin kamu terhindar dari banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan HPV.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mencurigai adanya gejala kondiloma akuminata atau pernah terpapar virus HPV, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter. 

Berikut tanda-tanda kamu harus segera ke dokter:

  • Muncul benjolan atau kutil di area genital atau anus
  • Nyeri hingga pendarahan saat berhubungan seksual
  • Rasa gatal yang intens
  • Memiliki riwayat infeksi HPV
  • Kekebalan tubuh semakin melemah

Apabila kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala ini, jangan tunda untuk ke dokter.

Deteksi dini bisa membantu mencegah komplikasi dan mempercepat pengobatan. 

Hubungi Dokter Ini untuk Jika Muncul Gejala Kutil Kelamin

Apabila kamu mengalami gejala kutil kelamin, sebaiknya segera periksakan diri pada dokter spesialis melalui Halodoc.

Dokter spesialis di Halodoc telah berpengalaman dan memiliki rating yang positif, sehingga mampu memberi diagnosis serta penanganan akurat.

Berikut ini daftar rekomendasinya:

1. dr. Frieda Sp.D.V.E

Kamu bisa menghubungi dr. Frieda Sp.D.V.E yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya pada 2015 dan Universitas Sebelas Maret pada 2022. 

Ia kini berpraktik di Bogor, Jawa Barat dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 3321602322166922.

Dengan pengalaman selama 9 tahun, dr. Frieda Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait prosedur penanganan kutil kelamin.

Kamu juga bisa bertanya padanya seputar cara mengobati jerawat, kulit sensitif, masalah kulit bayi dan anak-anak, dan layanan estetika.

Chat dr. Frieda Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

2. dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E

Rekomendasi dokter lainnya yaitu dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E., lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang pada 2010 dan Universitas Airlangga pada 2016. 

Saat ini, ia berpraktik di Gresik, Jawa Timur dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 3521602422110819.

Berbekal pengalaman selama 13 tahun, dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E mampu memberikan solusi terkait gejala kutil kelamin yang kamu alami.

Ia juga mampu mengatasi penyakit kelamin dan kulit lainnya secara aman dan akurat.

Chat dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir. 

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Pennycook KB & McCready TA. Diakses pada 2025. Condyloma Acuminata.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Genital warts; HPV infection.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Anal Warts.
NHS UK. Diakses pada 2025. Human papillomavirus (HPV).