Langkah Mengatasi Hepatitis B pada Ibu Hamil
“Ada dua langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hepatitis B pada ibu hamil. Salah satunya adalah pemberian vaksin yang memperkuat sistem imunitas demi mencegah perkembangan virus dalam tubuh.”

Halodoc, Jakarta – Banyak sekali ibu hamil yang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi hepatitis B. Hal tersebut karena tidak adanya gejala hepatitis B yang muncul atau tidak dirasakan. Padahal, infeksi virus hepatitis B (HBV) pada wanita hamil dapat menimbulkan risiko serius bagi bayi yang dikandung saat lahir.
Lantas, jika ibu hamil terinfeksi hepatitis B, kira-kira langkah apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya? Yuk, ketahui penjelasannya di sini!
Langkah Mengatasi Hepatitis pada Ibu Hamil
Saat hasil testpack menunjukkan positif hamil, ibu wajib memeriksakan kandungan ke dokter. Biasanya, ibu hamil akan disarankan untuk menjalani serangkaian pemeriksaan darah, termasuk pemeriksaan virus hepatitis B. Jika ibu hamil dinyatakan negatif virus hepatitis B, maka dokter akan melakukan imunisasi. Terutama pada ibu hamil yang berisiko tinggi mengidap penyakit ini.
Jika saat melakukan pemeriksaan dinyatakan positif virus hepatitis B, biasanya ibu akan diberikan vaksin yang memperkuat sistem imunitas tubuh guna mencegah perkembangan virus dalam tubuh. Vaksin ini aman diberikan pada ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Namun dalam kasus yang lebih parah, biasanya dokter akan memberikan obat antivirus guna mencegah perkembangan virus hepatitis B pada janin.
Ini penting dilakukan karena hepatitis B yang dialami ibu hamil dapat memicu timbulnya komplikasi kesehatan lainnya. Misalnya seperti munculnya diabetes gestasional, ketuban pecah sebelum waktunya, perdarahan saat kehamilan, serta mengalami batu empedu.
Ibu Positif Hepatitis B, Perlukah Bayi Imunisasi?
Imunisasi wajib dilakukan pada setiap bayi, apalagi bayi dengan ibu yang terinfeksi virus hepatitis B. Beberapa saat setelah kelahiran, bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis pertamanya sebelum meninggalkan rumah sakit. Jika belum bisa memutuskan, maka vaksin dapat diberikan saat bayi berusia dua bulan.
Setelah vaksin pertama, vaksin lanjutan akan diberikan dalam waktu 6-18 bulan de depan. Setelah dua imunisasi dijalankan, imunisasi ketiga dilakukan untuk perlindungan seumur hidup.
Saat ibu didiagnosis mengidap hepatitis B, biasanya dokter akan langsung memberikan vaksin penguat sistem imunitas tubuh pada bayi setelah 12 jam dilahirkan. Vaksin ini dinilai cukup untuk memberikan perlindungan jangka pendek pada bayi terhadap virus hepatitis B. Nilai keberhasilan antibodi dan vaksin dalam mencegah hepatitis adalah 85-95 persen.
Proses Penularan dan Gejala yang Tampak
Hepatitis B menyebar dengan cepat melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti air mani atau cairan vagina. Hal tersebut dapat terjadi saat seseorang melakukan hubungan seks yang tidak sehat oleh orang yang terinfeksi, atau dengan memakai jarum suntik bekas pakai orang yang terinfeksi.
Pada ibu hamil, gejala hepatitis B akan ditandai dengan mual, muntah, selalu merasa lelah, mengalami penurunan nafsu makan, demam, sakit perut, nyeri otot dan persendian, serta jaundice atau penyakit kuning.
Namun masalahnya, gejala bisa saja tidak tampak selama berbulan-bulan lamanya setelah pengidap terinfeksi. Hal tersebut yang membuat hepatitis ditemui dalam kondisi yang sudah terlanjur parah.
Bisakah Ibu Hamil Positif Hepatitis B Melahirkan Normal?
Saat mengidap hepatitis B selama kehamilan, sebenarnya tidak menutup kemungkinan ibu untuk melahirkan secara normal. Selain itu, ibu hamil juga dapat melahirkan secara caesar.
Kendati demikian, keduanya memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk menularkan penyakit hepatitis B pada bayi saat persalinan. Penting bagi ibu hamil untuk senantiasa memantau kondisi kehamilan dan berdiskusi dengan dokter terkait metode persalinan yang cocok.
Itulah langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hepatitis B pada ibu hamil. Salah satunya adalah pemberian vaksin yang memperkuat sistem imunitas tubuh guna mencegah perkembangan virus dalam tubuh.
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit serius yang perlu diwaspadai selama kehamilan. Oleh sebab itu, pemeriksaan kandungan secara rutin tentunya diperlukan. Tujuannya tentu saja untuk mencegah risiko penyakit-penyakit tertentu yang berpotensi menyerang ibu hamil dan janin.
Jika ibu masih memiliki pertanyaan seputar hepatitis B pada kehamilan, segeralah hubungi dokter spesialis kandungan. Nah, melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa tanya dokter spesialis kandungan untuk informasi medis yang ibu butuhkan. Ibu dapat menggunakan fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi: