Masyarakat Enggan Divaksin, Ini Penjelasan Sosiolog

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Maret 2021
Masyarakat Enggan Divaksin, Ini Penjelasan SosiologMasyarakat Enggan Divaksin, Ini Penjelasan Sosiolog

Halodoc, Jakarta - Dari hasil survey yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI), ada sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia yang bersedia untuk vaksinasi virus corona. 41 persen lainnya tidak bersedia melakukannya, dan 4,2 persen sisanya tidak menjawab. Jika dilihat dari jumlahnya, persentase tersebut sangat kurang untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Untuk bisa mencapai kekebalan kelompok, setidaknya diperlukan 70 persen populasi manusia yang melakukan vaksinasi virus corona. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh pemerintah agar warga yang mau melakukan vaksinasi mengalami peningkatan? Berikut ini penjelasan terkait hal tersebut oleh sosiolog, dan langkah apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.

Baca juga: Ibu, Ketahui Cara Mencegah Virus Corona pada Makanan

Temukan Jawaban Mengapa Warga Enggan Divaksin

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menemukan alasan mengapa banyak warga yang enggan untuk divaksin. Setidaknya begitu kata Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono. Ia juga menuturkan, ada banyak kemungkinan yang terjadi mengapa warga menolak vaksinasi virus corona. Sebagian besar dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan saja.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah mengandalkan tokoh masyarakat, artis, atau orang-orang penting yang sudah melakukan vaksinasi. Mereka dapat mempromosikan sekaligus menerangkan kepada khalayak ramai, jika vaksinasi merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk melindungi diri sekaligus orang-orang disekitar. 

Baca juga: Sebelum Vaksinasi COVID-19, Ketahui 6 Hal Ini

Banyak Mitos Mengenai Vaksin yang Beredar

Banyak warga yang menolak vaksinasi karena alasan ideologi. Ideologi tersebut terkait tentang halal dan haram, atau konspirasi di balik vaksin tersebut. Jika yang ditemui adalah aspek ideologis, maka cara mempromosikan sekaligus menerangkan kepada khalayak ramai seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sepertinya kurang efektif.

Untuk mematahkan ideologi warga yang tidak masuk akal, pemerintah perlu membantah dengan melibatkan tokoh-tokoh yang berkaitan dengan vaksin, seperti dokter, atau ilmuwan. Jika warga memiliki pikiran yang terbuka, mereka seharusnya menerima keberadaan vaksin. Pasalnya, vaksin merupakan inovasi terbaru, yang seharusnya disukai oleh warga berpikiran terbuka.

Ketika menemukan kelompok warga yang tidak mau berubah atau menolak inovasi, hal tersebut yang menjadi masalah. Kelompok orang tersebut memiliki rasa takut yang tinggi terhadap risiko inovasi yang dilakukan, sehingga sama sekali tidak mau melakukan vaksinasi karena alasan-alasan yang tidak logis atau dibuat-buat sendiri.

Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Mengenai Herd Immunity Coronavirus

Memperbaiki Langkah Pendekatan

Untuk membujuk 45 persen warga yang tidak ingin melakukan vaksinasi, pemerintah seperti harus memperbaiki langkah pendekatan terkait dengan komunikasi. Selain itu, pemerintah bisa menggunakan perspektif difusi atau menyebarkan sesuatu dengan pendekatan seragam, yaitu kesehatan. 

Nah, itulah sejumlah langkah yang dapat dilakukan bagi warga yang tidak ingin melakukan vaksinasi virus corona. Untuk lebih lengkapnya mengenai hal tersebut, kamu bisa mendiskusikannya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc.

Referensi:
Kompas.com. Diakses pada 2021. Survei Sebut 41 Persen Masyarakat Tidak Bersedia Divaksin, Ini Saran Sosiolog.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan