Mengenal Kanker Hidung, Gejala dan Pengobatannya
Meski jarang terjadi, kamu tetap perlu memahami gejala, penyebab, dan pengobatan kanker hidung agar bisa dideteksi dan diatasi sejak dini.

DAFTAR ISI
- Gejala Kanker Hidung yang Perlu Kamu Waspadai
- Apa Penyebab Kanker Hidung?
- Pilihan Pengobatan yang Tersedia
- FAQ
Kanker hidung adalah kondisi ketika sel kanker memengaruhi jaringan hidung, langit-langit mulut, dan sinus di dekat hidung. Jenis kanker ini relatif jarang terjadi, dan gejalanya sering tidak pengidapnya sadari.
Salah satu alasannya adalah karena gejala kanker ini mirip seperti gejala infeksi biasa. Seperti hidung tersumbat, perubahan suara, pembengkakan pipi, sakit kepala, dan pipi nyeri atau mati rasa. Agar lebih jelas, simak lebih lanjut dalam pembahasan berikut ini!
Gejala Kanker Hidung yang Perlu Kamu Waspadai
Sebagian besar kanker hidung terbentuk di sel datar yang melapisi sinus. Gejala dapat bervariasi berdasarkan ukuran dan luasnya tumor.
Ini juga sering hanya muncul di satu sisi dan dapat mirip seperti gejala kondisi yang kurang serius seperti flu atau infeksi sinus.
Gejala awal kanker hidung yang perlu kamu waspadai adalah:
- Hidung mampet.
- Mimisan.
- Penurunan indra penciuman.
- Hidung sering berair.
- Postnasal drop yang konstan.
Jika tidak diobati, tumor dapat menekan mata, saraf, dan jaringan lainnya. Gejala selanjutnya yang dapat muncul adalah:
- Benjolan di wajah, hidung, atau langit-langit mulut.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
- Nyeri atau mati rasa pada wajah, terutama di pipi bagian atas.
- Kehilangan penglihatan sebagian.
- Mata berair terus-menerus.
- Rasa sakit atau tekanan di salah satu telinga.
- Mata menonjol.
Ketahui lebih dalam seputar Kanker – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
Apa Penyebab Kanker Hidung?
Berikut berbagai penyebab kanker hidung yang perlu kamu waspadai:
- Pertumbuhan sel abnormal di rongga hidung
Kanker hidung terjadi ketika sel-sel pada lapisan rongga hidung dan sinus paranasal tumbuh tidak terkendali akibat perubahan DNA. - Paparan zat kimia berbahaya
Pekerja industri yang sering terpapar debu kayu, debu kulit, formaldehida, nikel, atau kromium memiliki risiko tinggi terkena kanker hidung. Paparan jangka panjang dapat merusak sel mukosa dan memicu mutasi genetik. - Infeksi virus HPV (Human Papillomavirus)
Beberapa kasus kanker hidung, khususnya jenis skuamosa, dikaitkan dengan infeksi HPV yang dapat mengubah struktur DNA sel di area hidung. - Kebiasaan merokok dan polusi udara
Zat kimia dalam asap rokok dan polutan udara dapat mengiritasi serta merusak sel di rongga hidung, meningkatkan risiko terjadinya kanker. - Riwayat sinusitis kronis:
Peradangan jangka panjang pada sinus bisa menyebabkan perubahan jaringan yang membuat sel lebih rentan terhadap pertumbuhan kanker. - Paparan radiasi di area kepala dan leher
Terapi radiasi atau paparan kerja di lingkungan bertenaga tinggi (misalnya industri nuklir) dapat meningkatkan risiko kanker hidung. - Faktor genetik dan riwayat keluarga
Individu yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker kepala dan leher lebih rentan mengalami kanker hidung.
Pilihan Pengobatan yang Tersedia
Ada berbagai jenis pengobatan untuk kanker hidung. Beberapa yang umum dokter berikan adalah:
1. Operasi
Operasi adalah pengobatan umum untuk semua stadium kanker rongga hidung. Dokter dapat mengangkat kanker dan beberapa jaringan sehat dan tulang di sekitar kanker.
Jika kanker sudah menyebar, dokter mungkin akan mengangkat kelenjar getah bening dan jaringan lain di leher.
Setelah dokter mengangkat semua kanker yang terlihat pada saat operasi, beberapa pasien mungkin diberikan kemoterapi atau terapi radiasi setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang tersisa.
Perawatan yang dokter berikan setelah operasi yang bisa pengidap jalani adalah terapi adjuvan.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah pengobatan kanker yang menggunakan sinar X berenergi tinggi atau jenis radiasi lainnya untuk membunuh sel kanker atau mencegah pertumbuhannya.
Ada dua jenis terapi radiasi untuk kanker hidung, yaitu:
- Terapi radiasi eksternal. Menggunakan mesin di luar tubuh untuk mengirimkan radiasi ke arah kanker.
- Terapi radiasi internal. Menggunakan zat radioaktif dalam jarum, biji, kabel, atau kateter yang dokter tempatkan langsung ke dalam atau di dekat kanker.
Cara pemberian terapi radiasi tergantung pada jenis dan stadium kanker yang pengidap alami. Terapi radiasi eksternal dan internal dapat dokter gunakan untuk mengobati sinus paranasal dan kanker rongga hidung.
Terapi radiasi eksternal ke tiroid atau kelenjar pituitari dapat mengubah cara kerja kelenjar tiroid. Kadar hormon tiroid dalam darah dapat dokter periksa sebelum dan sesudah perawatan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan untuk kanker hidung yang menggunakan obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker. Baik dengan membunuh sel atau dengan menghentikannya membelah.
Ada dua jenis kemoterapi yang biasa dokter gunakan, yaitu kemoterapi sistemik dan regional. Kemoterapi sistemik adalah ketika obat dokter berikan secara oral atau suntikan ke pembuluh darah atau otot.
Ketahui lebih dalam tentang Kemoterapi – Tujuan, Manfaat, dan Prosedurnya di sini.
Sementara pada kemoterapi regional, obat dokter tempatkan langsung ke dalam cairan serebrospinal, organ, atau rongga tubuh seperti perut, tempat sel kanker berada.
Dokter juga dapat memberikan kemoterapi kombinasi yang menggunakan lebih dari satu obat antikanker.
Itulah pembahasan mengenai kanker hidung, gejala dan pengobatannya. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis THT di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. Nasal Cancer/Sinus Cancer.
Healthline. Diakses pada 2025. Sinus Cancer Symptoms, Treatment, and Outlook.
Homage. Diakses pada 2025. Nasal Cancer 101 : Symptoms, Causes, Stages & Treatment.
FAQ
1. Apakah kanker hidung bisa memengaruhi penciuman sebelum gejala lain muncul?
Ya. Salah satu tanda awal yang sering terabaikan adalah menurunnya kemampuan mencium aroma secara bertahap akibat sel kanker yang menekan saraf olfaktori.
2. Benarkah kanker hidung lebih sering terjadi pada sisi hidung yang dominan digunakan untuk bernapas?
Benar. Studi menunjukkan sisi hidung yang lebih sering digunakan bernapas menerima paparan udara, debu, dan polutan lebih besar, sehingga lebih rentan mengalami iritasi kronis dan mutasi sel.
3. Apakah suara bisa berubah akibat kanker hidung?
Bisa. Pertumbuhan tumor di rongga hidung atau sinus dapat mengubah resonansi suara dan membuat nada bicara terdengar “mendengung” atau serak tanpa sebab jelas.
4. Bisakah kanker hidung menyebabkan gangguan penglihatan?
Ya. Jika sel kanker menyebar ke dinding sinus dekat mata, tekanan dari massa tumor dapat menekan saraf optik, menimbulkan penglihatan ganda atau bola mata menonjol.
5. Apakah tidur di lingkungan lembap bisa meningkatkan risiko kanker hidung?
Sebagian penelitian menunjukkan iya. Lingkungan lembap dan berjamur dapat memicu pertumbuhan Aspergillus dan mikroba lain yang menghasilkan senyawa karsinogenik, yang bila terhirup jangka panjang bisa memengaruhi jaringan rongga hidung.


