Mengenal Lebih Dalam Hypoactive Sexual Desire pada Wanita

Halodoc, Jakarta - Gairah seksual wanita secara alami berfluktuasi, dari masa ke masa. Misalnya, saat kehamilan, menopause, atau karena penyakit tertentu. Jika kurangnya minat pada seks berlanjut atau kembali dan menyebabkan tekanan pribadi, kamu mungkin mengalami kondisi yang disebut hypoactive sexual desire.
Seperti apa tanda hypoactive sexual desire dan apa yang menyebabkannya? Yuk simak pembahasannya lebih lanjut!
Baca juga: Berhubungan Intim yang Ideal Itu Berapa Kali Seminggu Sih?
Ini Tanda Hypoactive Sexual Desire
Jika kamu ingin berhubungan intim lebih jarang daripada pasangan, sebenarnya adalah hal yang masih wajar pada taraf tertentu. Demikian pula, meskipun dorongan seks kamu lebih lemah dari sebelumnya, hubungan dengan pasangan bisa jadi lebih kuat, dengan berbagai cara mengungkapkan kasih sayang lainnya.
Intinya, tidak ada angka atau patokan tertentu untuk menentukan hypoactive sexual desire. Kondisi ini bisa bervariasi pada setiap wanita. Namun, berikut ini tanda-tanda hypoactive sexual desire yang perlu diperhatikan:
- Tidak tertarik pada jenis aktivitas seksual apa pun, termasuk masturbasi.
- Tidak pernah atau hanya jarang memiliki fantasi atau pikiran seksual.
- Khawatir dengan kurangnya aktivitas atau fantasi seksual.
Jika kamu khawatir dengan keinginan yang rendah untuk berhubungan intim, bicarakan dengan dokter di aplikasi Halodoc. Pada beberapa kasus, solusinya bisa sesederhana mengganti obat yang sedang dikonsumsi, atau memperbaiki kondisi medis kronis seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
Baca juga: Mitos Seputar Hubungan Intim yang Perlu Remaja Ketahui
Apa Penyebab Hypoactive Sexual Desire?
Hasrat untuk seks didasarkan pada interaksi kompleks dari banyak hal yang memengaruhi keintiman, termasuk kesejahteraan fisik dan emosional, pengalaman, kepercayaan, gaya hidup, dan hubungan kamu dan pasangan saat ini. Jika kamu mengalami masalah di salah satu aspek tersebut, hal itu dapat memengaruhi hasrat untuk berhubungan intim.
Berbagai macam penyakit, perubahan fisik, dan pengobatan dapat menyebabkan hypoactive sexual desire, termasuk:
- Masalah seksual. Mengalami nyeri saat berhubungan intim atau tidak bisa orgasme, hal itu dapat mengurangi hasrat untuk bercinta.
- Penyakit medis. Banyak penyakit non seksual memengaruhi dorongan seks, termasuk artHritis, kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, dan penyakit neurologis.
- Pengobatan. Obat resep tertentu, terutama antidepresan yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif, diketahui dapat menurunkan gairah seks.
- Gaya hidup. Terlalu banyak konsumsi alkohol memengaruhi gairah seksual. Hal yang sama berlaku untuk narkoba, dan kebiasaan merokok.
- Pembedahan. Setiap operasi yang berhubungan dengan payudara atau organ genital dapat memengaruhi citra tubuh, fungsi seksual, dan hasrat untuk berhubungan intim.
- Kelelahan. Misalnya karena merawat anak-anak atau orangtua dapat berkontribusi pada rendahnya gairah seks.
- Perubahan kadar hormon. Misalnya saat memasuki masa menopause, hamil, dan menyusui.
Baca juga: 7 Manfaat Berhubungan Intim yang Mengejutkan
Selain faktor fisik, kondisi mental juga dapat memengaruhi hasrat seksual. Ada banyak penyebab psikologis dari hypoactive sexual desire, di antaranya:
- Masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.
- Stres.
- Citra tubuh yang buruk.
- Tingkat percaya diri yang rendah.
- Sejarah pelecehan fisik atau seksual.
- Pengalaman seksual negatif sebelumnya.
- Masalah hubungan.
Bagi banyak wanita, kedekatan emosional merupakan awal yang penting untuk keintiman seksual. Jadi, masalah dalam hubungan kamu dan pasangan juga bisa menjadi faktor utama hypoactive sexual desire.
Minat yang menurun pada seks sering kali disebabkan oleh masalah yang berkelanjutan, seperti kurangnya koneksi dengan pasangan, konflik atau perkelahian yang tidak terselesaikan, komunikasi yang buruk tentang kebutuhan dan preferensi seksual, serta masalah kepercayaan.