Advertisement

Mengenal Resusitasi Jantung Paru dan Cara untuk Melakukannya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   16 September 2025

Saat melakukan dasar resusitasi jantung paru pada orang dewasa, kamu perlu mendorong keras dan cepat di bagian tengah dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit.

Mengenal Resusitasi Jantung Paru dan Cara untuk MelakukannyaMengenal Resusitasi Jantung Paru dan Cara untuk Melakukannya

DAFTAR ISI


Resusitasi jantung paru (RJP/CPR) adalah tindakan darurat untuk orang yang mengalami henti jantung atau henti napas, misalnya pada kondisi tenggelam, tersedak, trauma berat, atau henti jantung mendadak.

Pada serangan jantung, CPR hanya dilakukan jika pasien tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi

Resusitasi jantung paru dilakukan dengan cara menekan dada secara keras dan cepat. Pengaplikasiannya dapat berbeda kepada orang dewasa maupun anak-anak.

Informasi lengkap mengenai cara melakukan resusitasi jantung paru bisa kamu baca di sini!

Beda Resusitasi Jantung Paru pada Anak dan Orang Dewasa

Sebelumnya sudah disebutkan kalau fisiologi, otot, kepadatan tulang, dan kekuatan anak berbeda dengan orang dewasa, sehingga resusitasi jantung paru dilakukan secara berbeda.

Jika kamu pertama kali melakukan resusitasi jantung paru, mengontak profesional medis akan membantu kamu melakukan panduan penyelamatan tersebut.

Panduan dasar CPR pada orang dewasa adalah mendorong keras dan cepat di bagian tengah dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit.

Kedalaman kompresi untuk orang dewasa harus setidaknya 5-6 cm. Jika kamu bersertifikat CPR, ingatlah untuk menggunakan rasio 30 kompresi dengan dua napas buatan. 

CPR pada bayi dilakukan dengan sangat berhati-hati. Pasalnya, tulang bayi memang lebih lentur, namun sekaligus rapuh.

Hal yang perlu pertama dipastikan adalah , apakah bayi benar tidak sadarkan diri. Namun, jangan pernah mengguncang bayi. Sebagai gantinya, jentikkan telapak kaki bayi untuk mengecek kesadarannya.

Periksa denyut nadi di bagian dalam lengan atas bayi dan segera mulai CPR jika tidak terdeteksi denyut nadi. Saat memberikan napas buatan pada bayi, miringkan kepala dengan lembut sehingga hidung bayi tampak seperti mengendus udara. 

Jangan menengadahkan kepala terlalu jauh. Bersikaplah sangat lembut saat memberikan bantuan pernapasan, jangan gunakan kekuatan penuh paru-paru untuk mengeluarkan udara ke dalam mulut bayi. Sebagai gantinya, embusan udara ke dalam mulut dan hidung bayi. 

Kompresi pada bayi dilakukan dengan dua jari di tengah dada, sedalam sekitar 4 cm, dengan kecepatan 100–120 kali per menit. Bila penolong hanya satu orang, gunakan rasio 30 kompresi : 2 napas. Bila penolong dua orang (tenaga terlatih), gunakan rasio 15:2.

Hal lain yang Perlu Diperhatikan saat Hendak Memberikan Resusitasi Jantung Paru

Kecepatan kompresi dada yang dianjurkan adalah 100–120 kali per menit. Untuk memudahkan, bisa mengikuti irama lagu dengan tempo serupa, misalnya ‘Stayin’ Alive’.

Kadang-kadang, tulang rusuk bisa berisiko patah karena kompresi dada. Namun, ini masih lebih baik daripada tidak menerima resusitasi jantung paru sama sekali. 

Seseorang dari segala usia membutuhkan CPR jika:

  • Kolaps.
  • Jatuh.
  • Kehilangan respons. 
  • Tidak bernapas.
  • Kehilangan denyut nadi. 

Lebih dari separuh orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit tidak segera mendapat pertolongan.

Jika seseorang menerima CPR tepat setelah mengalami serangan jantung, peluang untuk bertahan hidup dapat lebih besar. 

Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum melakukan resusitasi jantung paru adalah:

1. Mengecek Kondisi Lainnya

Periksa, apakah ada kondisi luka yang membuat orang tersebut perlu mendapatkan bantuan selain CPR.

Jika kondisi yang terjadi lebih dari sekadar henti jantung, besar kemungkinan, perlu bantuan yang lebih profesional. 

2. Respons

Periksa apakah orang tersebut dalam keadaan sadar atau tidak setelah dilakukan CPR. Apakah memberikan respons dan memberikan tanggapan.

Penting juga untuk mengetahui apakah mereka merespons sentuhan dan menyadari rasa sakitnya.

3. Jalan Napas

Periksa apakah jalan napasnya bersih atau tidak, bila tidak coba bersihkan.  jika tidak, coba bersihkan.

Minta orang tersebut untuk berbaring telentang, lalu letakkan satu tangan di dahi dan dua jari dari tangan lainnya di dagu. 

Miringkan kepalanya ke belakang dengan lembut sambil sedikit mengangkat dagunya ke atas.

Jika ada benda asing yang terlihat jelas di mulut, boleh diambil hati-hati dengan jari. Jangan memasukkan jari ke dalam mulut bila benda tidak terlihat, karena bisa makin menyumbat jalan napas. Gigi palsu yang tidak longgar sebaiknya dibiarkan di tempatnya.

4. Alur Pernapasan

Jangan lupa untuk selalu mengecek alur pernapasan orang yang diberi bantuan keselamatan.

Kamu bisa mengeceknya dengan mendekatkan pipi ke mulut dan hidung untuk mengecek pernapasannya lancar atau tidak. 

Mengapa RJP Harus Dilakukan dalam 4 Menit Pertama?

Salah satu hal penting dalam resusitasi jantung paru (RJP) adalah kecepatan respon. Kenapa? Karena otak manusia hanya bisa bertahan tanpa oksigen sekitar 4–6 menit sebelum terjadi kerusakan permanen.

Jika seseorang mengalami henti jantung dan tidak segera mendapatkan RJP:

  • Setelah 4 menit, sel-sel otak mulai mengalami kerusakan.
  • Setelah 6 menit, kerusakan otak semakin parah dan bisa permanen.
  • Setelah 10 menit, peluang untuk bertahan hidup sangat kecil meski dilakukan RJP.

Itulah mengapa RJP dikenal sebagai “golden minutes” rescue, artinya pertolongan pertama yang diberikan di menit-menit awal akan sangat menentukan hasilnya.

Dengan kata lain, semakin cepat RJP dilakukan, semakin besar peluang pasien untuk selamat tanpa mengalami kerusakan otak berat.

Itulah informasi mengenai resusitasi jantung paru dan cara melakukannya. Informasi selengkapnya mengenai isu kesehatan lainnya bisa kamu tanyakan ke dokter spesialis jantung atau dokter spesialis paru di Halodoc.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Very Well Health. Diakses pada 2025. Cardiopulmonary resuscitation (CPR).
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR).
Medical News Today. Diakses pada 2025. CPR steps: A visual guide.
Emedicine Health. Diakses pada 2025. What Are the Seven Steps of CPR?