Advertisement

Meteorismus: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi Kembung

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   27 Mei 2025

Meteorismus bisa menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga perlu ditangani sesuai penyebabnya

Meteorismus: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi KembungMeteorismus: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi Kembung

DAFTAR ISI

  1. Apa itu Meteorismus?
  2. Gejala Meteorismus
  3. Penyebab Meteorismus
  4. Diagnosis Meteorismus
  5. Cara Mengatasi Meteorismus
  6. Pencegahan Meteorismus
  7. Kapan Harus ke Dokter?
  8. Kesimpulan
  9. FAQ

Meteorismus, atau yang lebih dikenal sebagai perut kembung, adalah kondisi umum yang seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman.

Kondisi ini terjadi akibat adanya penumpukan gas berlebih di dalam saluran pencernaan. Mari ketahui lebih lanjut tentang penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.

Apa itu Meteorismus?

Meteorismus adalah istilah medis untuk kondisi perut kembung yang disebabkan oleh peningkatan jumlah gas di dalam saluran pencernaan. Gas ini bisa berasal dari makanan yang dicerna, udara yang tertelan saat makan atau minum, atau produksi gas oleh bakteri di usus.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu, mulai dari rasa tidak nyaman hingga nyeri yang signifikan. Perut kembung adalah masalah pencernaan umum yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Gejala Meteorismus

Gejala meteorismus dapat bervariasi pada setiap individu, tetapi umumnya meliputi:

  • Perut terasa penuh dan kencang
  • Nyeri atau kram perut
  • Sering bersendawa
  • Buang angin (kentut) lebih sering dari biasanya
  • Perut terlihat membesar atau membengkak

Dalam beberapa kasus, meteorismus juga dapat disertai dengan gejala lain seperti mual, kehilangan nafsu makan, atau merasa cepat kenyang.

Ketahui lebih dalam tentang Perut Kembung – Gejala, Penyebab dan Pengobatannya berikut ini.

Penyebab Meteorismus

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan meteorismus, di antaranya:

  • Aerofagi: Menelan udara berlebihan saat makan, minum, mengunyah permen karet, atau merokok.
  • Makanan tertentu: Beberapa jenis makanan, seperti kacang-kacangan, brokoli, kubis, dan minuman bersoda, dapat menghasilkan lebih banyak gas saat dicerna.
  • Intoleransi laktosa: Kesulitan mencerna laktosa (gula susu) dapat menyebabkan produksi gas berlebih.
  • Sindrom iritasi usus besar (IBS): Gangguan pencernaan kronis yang dapat menyebabkan perut kembung, nyeri perut, dan perubahan kebiasaan buang air besar.
  • Pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil (SIBO): Kondisi di mana bakteri tumbuh berlebihan di usus kecil, menyebabkan peningkatan produksi gas.
  • Konstipasi: Tinja yang menumpuk di usus dapat menyebabkan fermentasi dan produksi gas.
  • Obstruksi usus: Penyumbatan pada usus dapat menyebabkan penumpukan gas dan tinja.

Diagnosis Meteorismus

Diagnosis meteorismus biasanya didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan evaluasi gejala. Dokter mungkin juga merekomendasikan beberapa tes untuk menyingkirkan penyebab lain atau mengidentifikasi faktor yang mendasari, seperti:

  • Tes darah.
  • Tes tinja.
  • Tes toleransi laktosa.
  • Radiografi abdomen.

Cara Mengatasi Meteorismus

Pengobatan meteorismus tergantung pada penyebabnya. Beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi gejala meliputi:

  • Perubahan pola makan: Hindari makanan yang menghasilkan gas berlebih, makan dengan perlahan, dan hindari menelan udara saat makan.
  • Obat-obatan: Beberapa obat seperti simetikon dapat membantu mengurangi gas. Jika intoleransi laktosa adalah penyebabnya, enzim laktase dapat membantu mencerna laktosa.
  • Probiotik: Suplemen probiotik dapat membantu menyeimbangkan bakteri di usus dan mengurangi produksi gas.
  • Terapi perilaku: Jika aerofagi adalah penyebabnya, terapi perilaku dapat membantu mengurangi kebiasaan menelan udara.

Dalam kasus yang jarang terjadi, jika meteorismus disebabkan oleh obstruksi usus atau kondisi medis serius lainnya, penanganan medis yang lebih intensif mungkin diperlukan.

Ketahui informasi tentang Obstruksi Usus – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya agar kamu lebih waspada tentang kondisi ini.

Pencegahan Meteorismus

Beberapa langkah sederhana dapat membantu mencegah meteorismus:

  • Makan dengan perlahan dan hindari menelan udara.
  • Hindari minuman bersoda dan permen karet.
  • Batasi konsumsi makanan yang menghasilkan gas berlebih.
  • Identifikasi dan hindari makanan yang menyebabkan intoleransi.
  • Olahraga secara teratur untuk membantu melancarkan pencernaan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika meteorismus disertai dengan gejala berikut:

  • Nyeri perut yang parah.
  • Perdarahan rektal.
  • Mual dan muntah.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Perubahan kebiasaan buang air besar yang signifikan.

Jika mengalami tanda-tanda di atas, Ini Dokter yang Bisa Bantu Atasi Gangguan Pencernaan untuk kamu hubungi.

Kesimpulan

Meteorismus adalah kondisi umum yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman akibat penumpukan gas di saluran pencernaan. Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasinya, kamu dapat mengurangi dampak negatifnya pada kualitas hidup.

Jika kamu mengalami meteorismus yang sering atau disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2025. What Causes Abdominal Bloating?
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Conditions & Diseases. Gas and Gas Pains. Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Symptoms. Bloated Stomach. 
Medline Plus. Diakses pada 2025. Abdominal Bloating. 

FAQ

1. Apakah meteorismus berbahaya?

Meteorismus biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Namun, jika disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter.

2. Apakah meteorismus bisa disembuhkan?

Meteorismus dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan yang tepat. Dalam banyak kasus, penyebabnya dapat diidentifikasi dan diobati.

3. Apakah semua orang mengalami meteorismus?

Ya, sebagian besar orang mengalami meteorismus sesekali. Namun, jika terjadi secara teratur dan mengganggu kualitas hidup, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.