Mitos atau Fakta, Bayi Prematur Berisiko Obesitas?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   28 April 2021
Mitos atau Fakta, Bayi Prematur Berisiko Obesitas?Mitos atau Fakta, Bayi Prematur Berisiko Obesitas?

Halodoc, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan prematuritas sebagai bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Menurut WHO, prevalensi kelahiran prematur berkisar antara 5-18 pesen, termasuk sekitar 12 persen di negara berpenghasilan rendah, dan 9 persen di negara berpenghasilan tinggi. 

Kelahiran prematur kerap kali membuat para orangtua merasa khawatir. Pasalnya, bayi prematur sering mengalami berbagai masalah kesehatan. Pertanyaannya, benarkah bayi prematur berisiko mengalami obesitas di masa mendatang? 

Baca juga: Ketahui Kondisi Kesehatan Bayi Lahir Prematur

Kelahiran Prematur Picu Obesitas?

Dengan kemajuan teknologi terkini dalam perawatan neonatal, membuat peningkatan yang signifikan dalam tingkat kelangsungan hidup bayi prematur. Namun, terdapat beberapa masalah kesehatan yang dikaitkan dengan bayi prematur, termasuk penyakit metabolik dan obesitas. 

Kelahiran prematur disebut-sebut dapat meningkatkan risiko obesitas pada Si Kecil di kemudian hari. Mau bukti? Faktanya bisa dilihat dalam studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE berjudul “Accelerated weight gain, prematurity, and the risk of childhood obesity: A meta-analysis and systematic review”

Menurut jurnal di atas, bayi prematur cenderung mengalami gangguan kesehatan jangka panjang, terutama masalah obesitas dan metabolisme. Faktanya dalam studi tersebut mengatakan, bayi prematur memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami obesitas pada masa kanak-kanak. 

Pertambahan berat badan yang meningkat pada bayi prematur, terutama pada masa bayi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas di kemudian hari.

Selain obesitas, bayi prematur juga berisiko mengalami sindrom metabolik dan adipositas sentral (timbunan lemak pada tubuh). Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengatakan hal tersebut. 

Baca juga: Benarkah Bayi Lahir Prematur Lebih Mudah Sakit?

Nah, bagi ibu yang memiliki bayi prematur, bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc, mengenai apa saja hal yang perlu diperhatikan pada bayi prematur. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Dihantui Berbagai Masalah Kesehatan

Bayi prematur sebenarnya bukan hanya dibayang-bayangi oleh risiko obesitas di kemudian hari saja. Bayi prematur juga berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan lainnya. Mau tahu apa saja apa saja kondisi yang bisa menghantui bayi prematur? 

  • Kesulitan bernapas.
  • Berat badan rendah.
  • Lemak tubuh rendah.
  • Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh yang konstan.
  • Masalah gerakan dan koordinasi.
  • Kesulitan makan.
  • Kulit pucat atau kuning tidak normal.

Ada juga komplikasi yang dapat membahayakan jiwanya, antara lain:

  • Pendarahan otak.
  • Perdarahan di paru-paru.
  • Hipoglikemia, atau gula darah rendah.
  • Sepsis neonatal.
  • Pneumonia, infeksi dan radang paru-paru.
  • Patent ductus arteriosus, lubang yang tidak tertutup di pembuluh darah utama jantung.
  • Anemia, kekurangan sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
  • Sindrom gangguan pernapasan neonatal (neonatal respiratory distress syndrome), gangguan pernapasan yang disebabkan oleh paru-paru yang kurang berkembang.

Baca juga: Hal yang Harus Diperhatikan pada Kelahiran Prematur

Tuh, tidak main-main bukan komplikasi dari kelahiran prematur? Oleh sebab itu, bayi prematur harus mendapatkan perhatian khusus dari ibu, dokter, dan tenaga medis lainnya. Tujuannya agar bayi prematur dapat tumbuh sehat tanpa dibayang-bayangi berbagai masalah kesehatan.

Ibu yang memiliki bayi prematur bisa memeriksakan dirinya ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?



Referensi:
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2021. Accelerated weight gain, prematurity, and the risk of childhood obesity: A meta-analysis and systematic review
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Premature Birth.
American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada 2021. Preterm (Premature) Labor and Birth.
Healthline. Diakses pada 2021. Premature Infant.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan