MRI Dapat Deteksi Penyakit Kanker Tulang, Begini Prosedurnya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Maret 2019
MRI Dapat Deteksi Penyakit Kanker Tulang, Begini ProsedurnyaMRI Dapat Deteksi Penyakit Kanker Tulang, Begini Prosedurnya

Halodoc, Jakarta -  Kanker yang satu ini sebenarnya jarang terjadi. Setidaknya, kanker tulang hanya terjadi 5 persen dari total kasus kanker yang ada di dunia. Perlu diwaspadai, kanker tulang dapat dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa dan terjadi akibat adanya pertumbuhan sel tulang yang abnormal.

Apabila sel kanker dideteksi pertama kali terdapat di jaringan tulang, maka kanker disebut kanker tulang primer. Kanker tulang juga dapat terjadi akibat penyebaran dari kanker lain yang sebelumnya sudah terjadi, seperti kanker usus, kanker mata, atau kanker payudara.

Pada kanker tulang yang muncul akibat kanker lain, kondisi itu disebut sebagai kanker tulang sekunder. Kanker yang terjadi pada usia dewasa umumnya merupakan kanker tulang sekunder yang terjadi akibat adanya penyebaran sel kanker ke jaringan tulang. Kanker tulang primer dan sekunder masing-masing memiliki prognosis dan pengobatan yang berbeda.

Baca juga: Perbedaan antara MRI dan MSCT

Kanker tulang dapat dideteksi melalui pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging). Pemeriksaan ini menggunakan teknologi magnet untuk melihat bagian tubuh secara detail.

Prosedur Pemeriksaan MRI

Dapat kamu perhatikan, pada bagian tengah mesin MRI yang berbentuk tabung, terdapat tempat tidur yang bisa digerakkan keluar masuk selama pasien diperiksa secara berbaring. MRI dioperasikan melalui komputer yang berada di ruangan terpisah untuk menghindari medan magnet dari mesin pemindai.

Kamu dapat berkomunikasi dengan petugas medis yang mengoperasikan alat MRI melalui interkom dan mereka akan memantau kamu melalui sebuah monitor televisi. Selama dilakukannya pemeriksaan, alat akan mengeluarkan bunyi yang cukup keras saat menghasilkan arus listrik yang dihasilkan pemindai. Kamu dapat meredam suara dengan mengenakan penyumbat telinga atau headphone dengan musik.

Saat di dalam mesin MRI, sebaiknya hindari bergerak dan usahakan untuk tetap diam selama pemindaian MRI berlangsung, sekitar 15 sampai 90 menit. Durasi tersebut tergantung pada area tubuh yang diperiksa dan seberapa banyak gambar yang dibutuhkan.

Baca juga: Amankah Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan MRI

Dalam melakukan pemeriksaan, kamu mungkin akan diminta petugas medis untuk melakukan beberapa hal. Misalnya, menekan ibu jari ke arah jari-jari tangan lain, menggosok kertas amplas, atau menjawab pertanyaan sederhana.

Hal yang harus diperhatikan, yaitu pemeriksaan MRI tidak dapat dilakukan pada semua orang. MRI tidak dapat dilakukan pada mereka yang menggunakan alat bantu berbahan logam, khusus seperti alat pacu jantung atau pacemaker implant. Selain karena alasan tidak aman, logam kemungkinan akan mengganggu gambar yang dihasilkan MRI. Beritahu dokter atau petugas medis apabila tubuh kamu menyimpan logam atau alat elektronik, seperti:

  • Implan koklea pada telinga.

  • Defibrilator jantung yang ditanamkan.

  • Katup jantung buatan (artificial heart valves).

  • Sendi buatan berbahan logam (metallic joint prosthesis).

  • Peluru atau serpihan logam.

  • Klip logam (metal clip) atau cincin logam pada pembuluh darah.

Baca juga: Begini Prosedur Pemeriksaan MRI

Sebelum datang ke rumah sakit atau lab untuk melakukan pemeriksaan MRI, ada baiknya kamu berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai pemeriksaan MRI ini. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.