Obat Baricitinib Turunkan Angka Kematian COVID-19 di Rumah Sakit

2 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 Maret 2022

“Obat antiinflamasi baricitinib disebut mampu menurunkan kematian akibat COVID-19 derajat berat pada semua kelompok usia. Di samping itu, terapi ini tergolong lebih murah dibandingkan dengan beberapa terapi lain menggunakan antibodi monoklonal.”

Obat Baricitinib Turunkan Angka Kematian COVID-19 di Rumah SakitObat Baricitinib Turunkan Angka Kematian COVID-19 di Rumah Sakit

Halodoc, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada rilis terakhirnya bulan Januari 2022 telah memberikan rekomendasi penggunaan baricitinib yang dikombinasikan dengan obat kortikosteroid untuk pasien COVID-19 derajat berat atau kritis di rumah sakit. 

Baricitinib sendiri sebenarnya sudah diberikan izin penggunaan darurat oleh pengawas obat di Amerika Serikat untuk kasus COVID-19 berat pada November 2020 silam. Lalu apakah obat baricitinib itu sendiri?  

Terbukti Efektif dan Lebih Murah

Baricitinib merupakan obat antiinflamasi dari golongan penghambat Janus Kinase (JAK), yang biasanya digunakan untuk terapi radang sendi berulang. Baricitinib terbukti mampu menurunkan risiko kematian pasien COVID-19 berat yang dirawat di Rumah Sakit hingga 20 persen menurut suatu penelitian terpusat tentang terapi dan evaluasi COVID-19.

Para peneliti dari Universitas Oxford mengatakan baricitinib memiliki manfaat yang lebih baik dari dexametason dan toclizumab, yang telah terbukti sebelumnya mampu menurunkan risiko kematian pada pasien COVID-19 berat. Temuan ini mampu memberikan kemungkinan kombinasi obat antiinflamasi lain untuk menurunkan angka kematian COVID-19. 

Kombinasi beberapa obat antiinflamasi dilaporkan mampu menurunkan angka risiko kematian COVID-19 derajat berat hingga 50 persen. Sedangkan dari segi biaya, biaya yang dibutuhkan untuk terapi menggunakan baricitinib diperkirakan sekitar 250 poundsterling. Artinya, terapi ini tergolong lebih murah dibandingkan beberapa terapi lain menggunakan antibodi monoklonal. 

Penelitian yang berjalan dari Februari hingga Desember 2021 ini melibatkan 4148 pasien yang secara acak menerima baricitinib 4 mg sehari sekali. Pemberiannya dilakukan selama 10 hari atau hingga keluar dari rumah sakit, dan dibandingkan dengan yang menerima terapi perawatan COVID-19 pada umumnya. 

Hasilnya, baricitinib secara signifikan mampu menurunkan kematian akibat COVID-19 derajat berat pada semua kelompok usia. Baricitinib juga mampu menurunkan penggunaan ventilasi mekanik pada pasien yang dirawat di rumah sakit. 

Dapatkan Rekomendasi PAPDI

Salah satu profesor yang mengetuai penelitian ini, Peter Horby, mengatakan bahwa hasil ini mengonfirmasi penemuan sebelumnya yang menyatakan bahwa baricitinib efektif sebagai salah satu kombinasi obat untuk penderita COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Ia berharap hasil penelitian ini mampu diterapkan secara luas dan menyeluruh untuk membantu menyelamatkan penderita COVID-19 derajat berat.

Di Indonesia sendiri, baricitinib telah mendapatkan rekomendasi dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) melalui rilis Pedoman Tatalaksana COVID-19 bersama Kemenkes. Pemberian baricitinib tidak disarankan bersamaan dengan pemberian penghambat reseptor IL-6 karena mampu meningkatkan risiko infeksi sekunder akibat bakteri maupun jamur. 

Itulah hasil riset terkini mengenai terapi baricitinib untuk penderita COVID-19 kritis maupun derajat berat. Hasil riset ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang nyata dan dapat diterapkan secara luas untuk segera mengatasi pandemi COVID-19.

Nah, bagi kamu yang mau tahu lebih jauh mengenai COVID-19 atau masalah kesehatan lainnya, bisa tanya dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Ditulis oleh:

dr. Fadhli Rizal Makarim