Advertisement

Penglihatan Mata Silinder: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   17 April 2025

Mata silinder atau astigmatisme adalah kelainan refraksi umum.

Penglihatan Mata Silinder: Penyebab, Gejala, dan Cara MengatasinyaPenglihatan Mata Silinder: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI:

  1. Apa Itu Mata Silinder?
  2. Gejala Mata Silinder yang Perlu Kamu Ketahui
  3. Penyebab Penglihatan Mata Silinder
  4. Diagnosis Mata Silinder
  5. Cara Mengatasi Penglihatan Mata Silinder
  6. Pencegahan Mata Silinder: Mitos atau Fakta?
  7. Kapan Harus ke Dokter?
  8. Hubungi Dokter Ini untuk Info Perawatan Mata Silinder
  9. Kesimpulan

Mata silinder, atau astigmatisme, adalah kondisi umum yang menyebabkan penglihatan kabur atau terdistorsi.

Kondisi ini terjadi ketika kornea atau lensa mata tidak memiliki kelengkungan yang sempurna. Alih-alih berbentuk bulat seperti bola, permukaannya lebih menyerupai bentuk telur.

Ketidaksempurnaan ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus dengan benar pada retina, sehingga menghasilkan penglihatan yang buram pada jarak dekat maupun jauh.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelainan refraksi seperti astigmatisme adalah penyebab utama gangguan penglihatan di seluruh dunia yang dapat diatasi.

Gejala Mata Silinder yang Perlu Kamu Ketahui

Gejala mata silinder bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki astigmatisme.

Gejala umum mata silinder meliputi:

  • Penglihatan kabur atau terdistorsi pada semua jarak.
  • Mata tegang atau merasa tidak nyaman.
  • Sakit kepala, terutama setelah membaca atau menggunakan komputer.
  • Kesulitan melihat di malam hari.
  • Menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas.
  • Sensitif terhadap cahaya.

Jika kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala ini, sebaiknya segera periksakan mata ke dokter.

Penyebab Penglihatan Mata Silinder

Penyebab pasti mata silinder belum sepenuhnya dipahami. Namun, kondisi ini seringkali disebabkan oleh faktor genetik.

Artinya, jika orang tua memiliki mata silinder, kamu lebih mungkin untuk mengalaminya juga.

Selain itu, beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan mata silinder, termasuk:

  • Cedera pada mata.
  • Operasi mata sebelumnya.
  • Penyakit kornea tertentu.
  • Keratokonus (penipisan kornea secara progresif).

Diagnosis Mata Silinder

Mata silinder didiagnosis melalui pemeriksaan mata komprehensif oleh dokter mata atau optometris. Pemeriksaan ini meliputi:

  • Pemeriksaan ketajaman visual: Mengukur seberapa baik kamu melihat pada berbagai jarak.
  • Refraksi: Menentukan resep lensa korektif yang tepat untuk mengoreksi astigmatisme.
  • Keratometri: Mengukur kelengkungan kornea.
  • Topografi kornea: Membuat peta permukaan kornea untuk mengidentifikasi ketidakberaturan.

Cara Mengatasi Penglihatan Mata Silinder

Ada beberapa cara untuk mengatasi mata silinder, tergantung pada tingkat keparahan dan kebutuhan individu. Pilihan pengobatan meliputi:

  • Kacamata: Kacamata dengan lensa khusus dapat mengoreksi penglihatan buram akibat astigmatisme.
  • Lensa kontak: Lensa kontak torik dirancang khusus untuk mengoreksi astigmatisme.
  • Operasi refraktif: Prosedur seperti LASIK atau PRK dapat mengubah bentuk kornea secara permanen untuk mengoreksi astigmatisme.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya pemeriksaan mata rutin untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap gangguan penglihatan, termasuk astigmatisme.

Pencegahan Mata Silinder: Mitos atau Fakta?

Karena mata silinder seringkali disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi bawaan, tidak ada cara pasti untuk mencegahnya.

Namun, menjaga kesehatan mata secara umum dapat membantu mencegah komplikasi atau memperburuk kondisi yang sudah ada.

Beberapa tips untuk menjaga kesehatan mata meliputi:

  • Rutin memeriksakan mata ke dokter.
  • Melindungi mata dari cedera.
  • Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan vitamin dan mineral.
  • Mengelola kondisi medis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
  • Menggunakan pencahayaan yang baik saat membaca atau bekerja.
  • Mengistirahatkan mata secara teratur saat menggunakan komputer atau perangkat digital lainnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Kamu sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter mata jika mengalami gejala mata silinder yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Selain itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata rutin, terutama jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan mata silinder atau faktor risiko lainnya.

Hubungi Dokter Ini untuk Info Perawatan Mata Silinder

Apabila kamu membutuhkan info perawatan mata silinder lebih lanjut, kamu bisa hubungi dokter spesialis mata via Halodoc.

Dokter spesialis mata di Halodoc telah memiliki pengalaman selama bertahun-tahun serta mendapatkan rating yang baik dari pasien sebelumnya.

Berikut beberapa dokter yang bisa kamu hubungi melalui Halodoc:

  • dr. Febria Restissa, Sp.M: Dokter spesialis mata dengan pengalaman 13 tahun. Lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (2011, 2018). Kini berpraktik di Tangerang, Banten. Anggota PERDAMI dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Cynthia Dewi M, M.Biomed, Sp.M: Dokter spesialis mata dengan pengalaman 17 tahun. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (2007, 2019). Saat ini berpraktik di Tabanan, Bali. Anggota PERDAMI dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Lilianty Fauzi, Sp.M, M.Kes: Dokter spesialis mata dengan pengalaman 13 tahun. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (2011) dan Universitas Sriwijaya (2022). Kini berpraktik di Bandar Lampung. Anggota PERDAMI dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.

Itulah dokter yang siap memberikan informasi perawatan mata silinder drngan lebih akurat dan sesuai kondisimu.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Kesimpulan

Mata silinder adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi kualitas penglihatan.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mengoreksi penglihatan dan mencegah komplikasi.

Jika kamu mengalami gejala mata silinder, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.

Lakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika kamu memiliki faktor risiko.

Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2025. Blindness and vision impairment.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Panduan Pelayanan Kesehatan Mata.