Penjelasan Hasil Rapid Test dan Swab Test Kadang Berbeda

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 November 2020
Penjelasan Hasil Rapid Test dan Swab Test Kadang BerbedaPenjelasan Hasil Rapid Test dan Swab Test Kadang Berbeda

Halodoc, Jakarta - Rapid test merupakan salah satu cara untuk mendeteksi keberadaan virus corona yang dilakukan di Indonesia guna mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus penyebab penyakit COVID-19 atau tidak. Pemeriksaan ini sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu rapid tes antibodi dan rapid test antigen yang kemudian lebih dikenal dengan istilah swab antigen. 

Ternyata, masih banyak orang yang menganggap bahwa kedua metode deteksi virus corona tersebut adalah sama. Padahal, keduanya jelas berbeda. Dilihat dari Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI, penanganan virus corona di Indonesia menggunakan kedua metode pemeriksaan tersebut untuk mengetahui adanya kasus suspek virus corona.

Penjelasan Hasil Rapid Test dan Swab Test yang Berbeda

Swab antigen merupakan metode pemeriksaan cepat untuk mendeteksi keberadaan virus corona yang dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari tenggorokan atau rongga hidung. Antigen akan diketahui ketika virus sedang berkembang dengan aktif. 

Baca juga: Novel Coronavirus Ditemukan Sejak 2012, Fakta atau Hoaks?

Inilah alasan mengapa rapid test antigen sebaiknya dilakukan ketika seseorang baru saja terinfeksi virus corona. Pasalnya, sebelum antibodi muncul dan melawan virus tersebut, antigen akan terlebih dahulu mempelajarinya. Saat inilah eksistensi antigen bisa terdeteksi. 

Meski begitu, kamu juga perlu tahu bahwa mungkin saja terdapat hasil swab antigen yang tidak akurat, meski pemeriksaan ini dinilai memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan rapid test antibodi. Ini terjadi karena virus yang dipelajari oleh antigen bisa saja virus lain, seperti flu dan bukan virus corona.

Sementara itu, pemeriksaan virus corona dengan metode rapid test antibodi dilakukan secara cepat guna mendeteksi antibodi yang ada di dalam darah. Ketika terinfeksi oleh virus penyebab penyakit COVID-19, tubuh akan mengeluarkan antibodi dalam waktu beberapa hari setelah infeksi terjadi.

Baca juga: 10 Fakta Virus Corona yang Wajib Diketahui

Respon antibodi pada orang yang terinfeksi virus corona akan terlihat biasanya dalam waktu dua minggu setelah infeksi terjadi. Sayangnya, respon ini bisa berbeda pada setiap orang. Banyak faktor yang memengaruhi kondisi ini, seperti nutrisi, usia, tingkat parahnya penyakit, dan adanya masalah kesehatan lain yang menyertai.

Tidak hanya itu, ada pula kemungkinan terjadinya reaksi silang munculnya antibodi karena ada dua jenis virus lain selain virus corona. Pasalnya, metode pemeriksaan ini tidak memeriksa virus penyebab COVID-19 secara mendetail dan spesifik. Jadi, hasil pemeriksaan tetap bisa positif atau bersifat reaktif, tetapi bukan karena kamu terinfeksi oleh virus corona.

Kelemahan Swab Antigen dan Rapid Test Antibodi

Rapid test antibodi menjadi metode pemeriksaan untuk mendeteksi virus corona yang paling lemah, karena hanya memiliki tingkat akurasi sebesar 18 persen. Jadi, sebenarnya tes skrining ini tidak dianjurkan lagi untuk dilakukan dan masyarakat diimbau untuk menggunakan swab antigen ketika melakukan pemeriksaan.

Baca juga: Selain Virus Corona, Ini 12 Wabah Mematikan Lainnya dalam Sejarah

Meski begitu, swab antigen pun tidak bisa dibilang sangat akurat, karena memang masih ada tes PCR dengan tingkat akurasi tertinggi di antara ketiga metode pemeriksaan virus corona ini. Meski tingkat akurasinya mencapai 97 persen, swab antigen juga bisa saja salah, karena virus yang terdeteksi mungkin saja bukan virus corona. 

Nah, jika kamu masih bingung perbedaan antara rapid test antibodi dengan swab antigen atau mengapa hasil pemeriksaan keduanya bisa berbeda, kamu bisa tanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Bahkan, sekarang melakukan skrining swab antigen di klinik atau rumah sakit pun lebih mudah dari aplikasi Halodoc, karena kamu bisa menemukan langsung lokasi terdekat dan membuat janji.



Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. How do COVID-19 antibody tests differ from diagnostic tests?
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
WHO. Diakses pada 2020. Advice on the use of point-of-care immunodiagnostic tests for COVID-19.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan