Penyebab Disleksia dan Cara Mengatasinya yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   26 April 2018
Penyebab Disleksia dan Cara Mengatasinya yang Perlu DiketahuiPenyebab Disleksia dan Cara Mengatasinya yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Normalnya anak bisa membaca ketika menginjak usia enam atau tujuh tahun. Sayangnya, ini tidak terjadi pada anak yang mengidap disleksia, karena rata-rata sampai usia 12 tahun, anak tersebut belum bisa membaca dan menulis dengan lancar. Bahkan ada juga yang masih kesulitan membaca dan menulis sampai usia dewasa sekalipun.

Disleksia sendiri adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan seperti kesulitan membaca, menulis, dan mengeja. Tanda anak disleksia harus disadari sejak dini agar orangtua bisa memberi pola asuh yang lebih tepat pada anak. Berikut pemaparan tentang penyebab dan cara mencegah disleksia yang perlu kamu ketahui.

Penyebab Disleksia

Hingga saat ini penyebab seseorang mengalami disleksia belum diketahui secara pasti. Namun, diduga disleksia terjadi karena adanya kelainan pada susunan saraf, pengaruh interaksi lingkungan, dan faktor keturunan. Bila disleksia disebabkan karena faktor gen dan keturunan, maka ada kelainan pada otak yang berfungsi untuk pengaturan bahasa.

Namun disleksia berbeda dengan kurangnya intelegensi. Anak dengan disleksia memang memiliki kesulitan belajar, namun ini bukan berarti bahwa anak memiliki tingkat intelegensi rendah. Juga sebaliknya, anak dengan intelegensi rendah bukan berarti mengidap disleksia. Bisa jadi, kesulitan belajar anak disebabkan oleh pola didik yang kurang maksimal, seperti tidak diajarkan membaca atau tidak mendapatkan kesempatan belajar.

Kondisi disleksia tidak bisa disembuhkan sehingga kondisi ini akan diidap seumur hidup, dan hingga kini masih belum ada obatnya. Namun, bila pengidap disleksia mendapat pengobatan dan pengajaran yang sesuai, sebagian besar anak-anak disleksia mampu belajar dan berprestasi dengan baik di sekolah. Bukan hanya itu, penting juga untuk memberikan dukungan moral dan emosional bagi pengidap disleksia agar bisa berhasil belajar dengan baik.

Jika anak kamu menunjukkan gejala disleksia, pastikan terlebih dulu dengan menanyakan pada dokter. Deteksi ini bisa membuat kamu lebih siap dalam mengatur pola asuh dan pola didik anak.

Cara Mencegah Disleksia

Karena muncul karena faktor genetik, mencegah disleksia secara total adalah hal yang hampir tidak bisa dilakukan. Namun tentunya, dengan diagnosis dini dan penanganan yang tepat, orangtua bisa meminimalisasi risiko kesulitan belajar dan perkembangan anak.

Mengetahui Ciri-Ciri Disleksia

Mengetahui ciri-ciri disleksia bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah disleksia. Pengidap disleksia umumnya menunjukkan ciri-ciri seperti kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf, menggabungkan huruf menjadi kata, membaca, mencerna instruksi verbal, bingung membedakan konsep ruang dan waktu, serta artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik.

Beri Asupan Makanan Bergizi

Memberi asupan makanan bergizi pada anak bisa menjadi salah satu cara yang bisa kamu lakukan, untuk mencegah agar gejala disleksia tidak menjadi makin parah. Pada beberapa kasus disleksia, ditemukan adanya kekurangan asam lemak essensial. Kamu perlu memberikan makanan bergizi terutama yang banyak mengandung DHA, asam lemak omega-3, protein, dan vitamin D untuk mencegah perkembangan disleksia. Selain itu makanan bergizi juga dapat meningkatkan kecerdasan otak.

(Baca juga: 7 Kandungan Nutrisi Alpukat dan Manfaatnya)

Cara Mengatasi Disleksia

Salah satu bentuk cara mengatasi disleksia adalah dengan melakukan pendekatan edukasi khusus. Biasanya, penentuan jenis pendekatan didasarkan pada tingkat keparahan disleksia yang dialami dan berdasarkan hasil dari tes psikologi pengidap.

Untuk dileksia pada anak, cara paling efektif untuk meningkatkan kemampuan baca dan tulis adalah dengan fokus pada kemampuan fonologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia. Metode ini biasanya disebut fonik yang dimulai dengan mengajari elemen-elemen dasar, seperti belajar mengenali satuan bunyi terkecil dalam kata, memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut, memahami bacaan, membaca cara membunyikan kata, hingga membangun kosakata.

Orang tua juga sangat berperan penting untuk meningkatkan kemampuan anak. Langkah yang bisa kamu lakukan antara lain:

  1. Bekerjasama dengan sekolah. Kamu bisa membicarakan kondisi anak dengan guru atau kepala sekolahnya untuk mendiskusikan cara yang paling tepat untuk membantu anak mengikuti pelajaran di sekolah.
  2. Membacakan buku untuk anak-anak. Kamu bisa mulai membacakan buku, saat anak berusia 6 bulan, atau bahkan lebih muda. Ketika anak sudah berusia lebih besar, kamu bisa mencoba membaca bersama dengan anak.
  3. Memberikan waktu lebih banyak untuk membaca di rumah. Pengulangan ini bisa meningkatkan kemampuan anak untuk memahami cerita yang kamu bacakan. Sehingga anak tidak lagi merasa asing dengan tulisan dan cerita. Kamu juga bisa memberikan waktu untuk anak kamu membaca sendiri tanpa bantuan kamu.
  4. Buatlah suasana membaca menjadi suatu kegiatan yang lebih menyenangkan dengan memilih topik bacaan ringan dan menyenangkan. Membaca di taman bisa menjadi salah satu pilihan.
  5. Menyemangati dan membujuk anak untuk membaca buku, kemudian mendiskusikan isinya bersama-sama.
  6. Jangan mencela bila anak melakukan kesalahan agar kepercayaan diri anak bisa dibangun.

Metode edukasi bukan hanya berguna untuk anak yang mengidap disleksia saja, tapi bisa juga diterapkan untuk remaja dan orang dewasa untuk meningkatkan kemampuan baca dan tulis mereka. Bisa juga dengan menggunakan bantuan teknologi seperti program komputer dengan perangkat lunak pengenalan suara.

Yang perlu diingat, penanganan disleksia memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Maka dari itu, keluarga dan juga pengidap disarankan untuk bersabar menjalaninya. Dukungan serta bantuan dari anggota keluarga serta teman dekat akan sangat membantu.

Itu dia informasi terkait penyebab dan cara mencegah disleksia. Bila kamu masih memiliki pertanyaan, kamu bisa menanyakan pada dokter yang ada di Halodoc. Di aplikasi Halodoc, kamu bisa memilih dokter anak yang ingin kamu ajak bicara melalui pilihan komunikasi Chat, Voice/Video Call pada layanan Contact Doctor.

Sementara bila ingin membeli kebutuhan medis seperti obat atau vitamin bisa menggunakan layanan Pharmacy Delivery yang akan mengantarkan pesananmu ke tempat tujuan dalam waktu tidak kurang dari satu jam. Halodoc juga melengkapi fiturnya dengan layanan Lab Service yang bisa membantu kamu melakukan pemeriksaan darah dan juga menentukan jadwal, lokasi, dan petugas lab yang akan datang ke lokasi tujuan. Hasil lab bisa dilihat langsung pada aplikasi layanan kesehatan Halodoc. Tak perlu ragu lagi ayo download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga.

(Baca juga: Latihan Ini Dapat Bantu Anak Disleksia Lancar Membaca)

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan