Penyebab Munculnya Keloid yang Sering Terjadi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 September 2021
Penyebab Munculnya Keloid yang Sering TerjadiPenyebab Munculnya Keloid yang Sering Terjadi

Walaupun tidak membahayakan kesehatan, keloid dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang. Kondisi kulit yang satu ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Contohnya seperti telah menjalani pembedahan, memiliki bekas jerawat, hingga melakukan tindik atau tato di bagian badan tertentu.”

Halodoc, Jakarta – Saat kulit terluka, jaringan fibrosa yang disebut jaringan parut terbentuk di atas luka untuk memperbaiki dan melindungi luka tersebut. Dalam beberapa kasus, jaringan parut ekstra yang bertekstur halus dan keras tumbuh. Nah, jaringan itulah yang sering disebut sebagai keloid. 

Keloid bahkan bisa berukuran jauh lebih besar dari luka aslinya. Walaupun dapat muncul di bagian tubuh manapun, keloid paling sering terbentuk di bagian dada, bahu, daun telinga, dan pipi.

Meskipun keloid tidak membahayakan kesehatan, keloid dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang. Menurut American Academy of Dermatology (AAD) biasanya keloid terbentuk 3-12 bulan setelah luka sembuh. Bekas luka ini bisa terasa gatal atau sakit saat tumbuh, tetapi gejalanya berhenti ketika keloid berhenti berkembang.

Baca juga: 4 Jenis Penyakit Kulit yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Munculnya Keloid

Keloid terbentuk ketika fibroblas, sel yang ditemukan di jaringan ikat yang berfungsi mengeluarkan kolagen, bereaksi berlebihan sehingga menghasilkan kolagen dalam jumlah tinggi sebagai respons terhadap luka. Bila kamu termasuk orang yang rentan mengalami keloid, semua jenis cedera kulit berpotensi mengembangkan keloid. Beberapa penyebab umum keloid antara lain:

  • Telah menjalani pembedahan.
  • Bekas jerawat dan cacar air.
  • Luka bakar.
  • Melakukan tindik badan atau telinga.
  • Melakukan tato.
  • Gigitan serangga.
  • Suntik vaksinasi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, keloid dapat terbentuk pada kulit yang tidak terluka. Ini disebut sebagai keloid spontan. AAD juga mengidentifikasi berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena keloid, seperti:

  • Keturunan Afrika, Asia, atau Hispanik
  • Punya riwayat keluarga dekat yang mengidap keloid sebanyak sepertiga orang. Keluarga dekat meliputi orang tua atau saudara kandung.
  • Berusia antara 10-30 tahun. Kebanyakan orang mengalami perkembangan keloid di usia dua puluhan, meskipun bekas luka ini bisa muncul lebih awal atau lebih lambat.

Baca juga: 4 Penyakit Langka yang Menyerang Kulit

Bagaimana Cara Mengobatinya?

Keputusan untuk mengobati keloid bisa menjadi hal yang rumit. Jaringan parut keloid sebenarnya adalah hasil dari upaya tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri. Setelah menghilangkan keloid, jaringan parut dapat tumbuh kembali dan terkadang tumbuh lebih besar dari sebelumnya. Sebelum memutuskan prosedur medis apa pun, sebaiknya pertimbangkan perawatan di rumah terlebih dahulu.

Minyak pelembab, yang banyak dijual bebas biasanya dapat membantu menjaga jaringan tetap lembut. Ini dapat membantu mengurangi ukuran bekas luka tanpa memperburuknya. Keloid sebenarnya cenderung menyusut dan menjadi lebih rata dari waktu ke waktu bahkan tanpa pengobatan.

Awalnya, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan yang kurang invasif. Misalnya seperti bantalan silikon, pembalut tekanan, atau suntikan, terutama jika bekas luka keloid cukup baru.

Dalam kasus keloid yang sangat besar atau bekas luka keloid yang lebih tua, operasi pengangkatan mungkin direkomendasikan. Meskipun sudah dioperasi, peluang keloid tumbuh kembali masih tinggi. Cryosurgery adalah jenis operasi yang paling efektif untuk keloid. Operasi ini dilakukan dengan “membekukan” keloid menggunakan nitrogen cair.

Baca juga: Kulit Gatal, Jangan Abaikan Kondisi Kesehatan Ini

Dokter mungkin juga merekomendasikan suntikan kortikosteroid setelah operasi untuk mengurangi peradangan dan menurunkan risiko keloid kembali. Kunjungi dokter bila kamu berencana untuk menghilangkan keloid. Supaya lebih mudah dan praktis, buat janji rumah sakit terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc.

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
American Academy of Dermatology. Diakses pada 2021. KELOIDS: WHO GETS AND CAUSES.
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Keloid Scars.
Everyday Health. Diakses pada 2021. What Are Keloids? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan