Perbedaan Molnupiravir dan Paxlovid dalam Mengatasi COVID-19

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 November 2021

“Molnupiravir (Lagevrio) dan paxlovid (nirmatrelvir/ritonavir) adalah dua obat antivirus oral yang diizinkan untuk mengobati COVID-19 ringan hingga sedang. Pil COVID-19 ini hanya direkomendasikan untuk orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah.”

Perbedaan Molnupiravir dan Paxlovid dalam Mengatasi COVID-19Perbedaan Molnupiravir dan Paxlovid dalam Mengatasi COVID-19

Halodoc,  Jakarta – COVID-19 adalah penyakit akibat virus SARS-CoV-2, yang pertama kali muncul pada akhir tahun 2019 dan telah menyebar ke seluruh dunia. Virus ini telah menyebabkan jutaan kematian dan memberikan dampak pada banyak aspek kehidupan. Untuk mengatasi pandemi COVID-19, ilmuwan dan peneliti telah berusaha untuk mengembangkan obat-obatan dan vaksin yang efektif.

Dalam upaya tersebut, dua obat terbaru yang dikembangkan untuk mengatasi COVID-19 adalah Molnupiravir dan Paxlovid. Kedua obat tersebut adalah jenis obat antiviral yang harapannya dapat menghambat replikasi virus SARS-CoV-2 dan mengurangi tingkat keparahan penyakit COVID-19.

Mengenal Molnupiravir

Dalam uji klinis, molnupiravir terbukti memiliki aktivitas antivirus terhadap SARS Cov-2. Molnupiravir merupakan prodruk oral dari beta-D-N4-hydroxycytidine (NHC). Penyerapan NHC oleh virus RNA-dependent RNA-polimerase ini akan menghasilkan mutasi virus dan mutagenesis yang mematikan.

U.S. Food and Drug Administration (FDA) telah mengeluarkan izin terkait dengan penggunaan molnupiravir sebagai pengobatan orang dewasa yang terkena COVID-19 ringan hingga sedang.  Obat ini bisa digunakan pada pasien yang dalam 5 hari setelah timbulnya gejala, berisiko tinggi berkembang menjadi penyakit parah. Para ahli pun berharap agar obat ini aktif melawan varian Omicron dan subvariannya.

FDA menyimpulkan bahwa pengobatan molnupiravir selama 5 hari memiliki risiko genotoksisitas yang rendah. Oleh karena itu, pasien rawat inap berusia di atas 18 tahun dengan gejala COVID-19 ringan, sedang, hingga berisiko tinggi bisa menggunakan obat ini selama lima hari. Dosisnya adalah 800 mg, sebanyak dua kali sehari. Bahkan, pengobatan bisa dimulai sesegera mungkin dan dalam waktu 5 hari setelah timbulnya gejala.

Namun sayangnya, obat ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. Pasien ibu hamil baru bisa mengonsumsinya jika tidak ada pilihan pengobatan atau terapi lain. 

Mengenal Paxlovid

Paxlovid adalah pengobatan antivirus oral yang dapat kamu gunakan di rumah untuk mencegah pasien COVID-19 yang berisiko tinggi mengalami gejala berat. Mengutip Halodoc, obat ini dikembangkan oleh Pfizer dan uji klinisnya melibatkan lebih dari 2.220 pasien bergejala dan tidak divaksinasi dengan faktor risiko seperti diabetes, obesitas, atau lanjut usia. Hasilnya, obat ini mampu mengurangi risiko rawat inap atau kematian hingga 89 persen.

Agar memenuhi syarat untuk mendapatkan resep Paxlovid, seseorang harus berusia 12 tahun atau lebih, memiliki berat badan minimal 44 kg, dinyatakan positif COVID-19, bergejala, dan berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit COVID-19 yang parah.

Obat ini akan bekerja dengan efektif jika kamu memulainya selama lima hari sejak timbulnya gejala. Obat ini terdiri dari dua senyawa yang berbeda yakni nirmatrelvir berperan mengganggu replikasi virus, dan ritonavir berperan meningkatkan efektivitas nirmatrelvir dengan memperlambat kecepatan metabolismenya di hati. 

Meski aman, kamu tetap bisa mengalami efek samping setelah meminumnya. Beberapa efek samping tersebut misalnya indra perasa yang berubah atau terganggu, sakit perut, peningkatan tekanan darah, dan nyeri otot.

Perbedaan antara Molnupiravir dan Paxlovid

Dua obat ini merupakan obat antiviral yang berpotensi untuk mengatasi COVID-19. Namun, ada beberapa perbedaan antara keduanya, yaitu:

  1. Cara kerja: Molnupiravir bekerja dengan menghambat replikasi virus RNA, sementara Paxlovid bekerja dengan memblokir aktivitas enzim yang diperlukan oleh virus SARS-CoV-2 untuk bereplikasi dalam sel manusia.
  2. Bentuk dan dosis: Molnupiravir tersedia dalam bentuk tablet dan diminum 4 kapsul melalui mulut dua kali sehari setiap 12 jam selama 5 hari. Paxlovid juga tersedia dalam bentuk tablet dan diminum 2 tablet nirmatrelvir dan 1 tablet ritonavir.
  3. Efektivitas: Molnupiravir menurunkan risiko COVID-19 rawat inap atau kematian sekitar 30 persen pada orang berisiko tinggi dalam studi awal. Paxlovid hampir 90 persen efektif mencegah perawatan di rumah sakit atau kematian akibat COVID-19 pada orang berisiko tinggi. Perbedaan efektivitas ini mungkin menjadi salah satu alasan para ahli menyarankan untuk menggunakan molnupiravir hanya jika pengobatan lain tidak tersedia atau sesuai.

Itulah perbedaan molunpiravir dan paxlovide dalam pengobatan COVID-19. Namun karena penggunaannya yang masih sangat terbatas, kedua obat ini tidak bisa kamu dapatkan dengan mudah. Jadi, jika kamu atau orang terdekat memiliki gejala yang mirip dengan COVID-19, segera lakukan pemeriksaan.

Proses pemeriksaan dapat dengan mudah kamu dapatkan melalui Halodoc. Dengan Halodoc, kamu bisa membuat janji temu dengan dokter di rumah sakit terdekat. Tunggu apa lagi, download Halodoc sekarang juga dan nikmati kemudahannya!

Referensi:
Good RX Health. Diakses pada 2023. Paxlovid vs. Molnupiravir (Lagevrio): How Do They Compare for COVID-19?
MIT Medical. Diakses pada 2023. Paxlovid: What you need to know.
National Institutes of Health. Diakses pada 2023. COVID-19 Treatment Guidelines.
Pubmed. Diakses pada 2023. COVID-19 rebound after Paxlovid and Molnupiravir during January-June 2022.
The Lancet. Diakses pada 2023. PANORAMIC: important insights into molnupiravir use in COVID-19.