Perceraian Bisa Picu Gangguan Mental, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   02 Oktober 2019
Perceraian Bisa Picu Gangguan Mental, Benarkah?Perceraian Bisa Picu Gangguan Mental, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Tidak ada satu pasangan pun yang menginginkan terjadinya perceraian. Namun, jika kondisi tidak memungkinkan lagi dan perceraian merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikannya, mau tidak mau semuanya harus dihadapi.

Sebelum memutuskan untuk menjalani perceraian, perlu diketahui bahwa perceraian dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental. Bukan hanya rasa sedih dan sakit, perceraian juga bisa memicu terjadinya gangguan mental. Kondisi gangguan mental terjadi akibat hilangnya proses penemuan jati diri yang harus dijalani setelah perceraian. Tidak sedikit orang yang merasa tidak puas atas keputusan perceraian yang dihadapinya, sehingga menyebabkan tekanan secara psikologis dan membuat dirinya tidak bisa move on

Fase Masalah Kehidupan

Perceraian merupakan masalah dalam fase kehidupan yang sulit diterima oleh sebagian orang. Oleh karena itu, perasaan marah, dendam, kebingungan, takut, malu, hingga cemas dapat muncul setelah perceraian. Pelakunya akan menganggap bahwa peristiwa ini merupakan malapetaka pada kesehatan mental maupun fisik. 

Baca juga: 4 Gangguan Mental yang Terjadi Tanpa Disadari

Gangguan kesehatan mental pasca perceraian berbeda dengan gangguan kesehatan mental yang terjadi secara spontan atau alasan selain perceraian. Pergumulan psikologis ini didasari atas peristiwa-peristiwa penting tertentu yang mengganggu kemampuan kamu untuk mencapai keselarasan dan fungsi emosional dengan cara yang sehat. 

Orang yang mengalami perceraian kebanyakan akan merasa terisolasi dari diri sendiri, bahkan keluarga dan teman-teman. Ia akan mengalami rasa tidak aman dalam bertindak, dan apapun yang dilakukannya akan terasa seperti tidak biasa. Akibatnya, pikiran akan terganggu dan merasa berat dalam pengambilan keputusan-keputusan lainnya di kemudian hari. 

Perceraian kini menjadi hal yang umum, banyak pakar medis yang telah mengenali dampak yang merusak pada kesejahteraan emosional dan fisik. Orang yang mengalaminya membutuhkan perawatan yang dirancang khusus untuk mendukung orang-orang yang berjuang setelah perceraian. Jika kamu salah satu orang yang mengalami perceraian, dan merasa kesehatan mentalmu terganggu, kamu dapat mencurahkan perasaanmu pada psikolog melalui aplikasi Halodoc. 

Baca juga: 10 Tanda Kalau Kondisi Psikologis Sedang Terganggu

Cara Move On Setelah Bercerai

Move on setelah bercerai memang tidak mudah. Walau bagaimanapun peristiwa ini sangat luar biasa beratnya. Namun, kamu harus tetap berjalan maju ke depan demi keberlangsungan hidup yang lebih baik. Meski tidak mudah, ada beberapa hal yang dapat kamu usahakan untuk melewati penyesuaian kembali setelah bercerai melalui cara berikut:

1. Penerimaan Akan Perasaan Sedih

Kamu perlu mengetahui bahwa tidak masalah jika memiliki perasaan yang berbeda. Merupakan hal yang normal untuk merasa sedih, marah, lelah, frustasi, dan bingung. Kamu juga mungkin merasa cemas tentang masa depan. Terimalah bahwa reaksi ini akan berkurang seiring berjalannya waktu, meskipun pernikahan yang tidak sehat dan menjalani kehidupan baru itu menakutkan. 

2. Istirahatkan Diri

Berikan dirimu waktu untuk istirahat. Biarkan dirimu merasakan dan berfungsi pada tingkat yang kurang optimal dalam jangka waktu tertentu. Kamu mungkin tidak dapat menjadi cukup produktif di pekerjaan atau kegiatan yang biasa kamu lakukan untuk sementara waktu. Ketahuilah bahwa tidak ada yang namanya manusia super. Luangkan waktu untuk menyembuhkan diri secara mental supaya bisa berenergi lagi.

3. Jaga Diri secara Emosional dan Fisik

Ada baiknya kamu menjaga diri secara emosional maupun fisik. Luangkan waktu untuk berolahraga, makan enak dengan baik, dan relaksasi. Pertahankan rutinitas normal sebanyak mungkin. Coba pula untuk menghindari membuat keputusan yang besar atau perubahan rencana dalam hidup. Jauhi alkohol, obat-obatan, atau rokok sebagai pelampiasan untuk mengatasinya. Pasalnya, hal tersebut hanya akan menambah masalah. 

Referensi:

Bridges to Recovery. Diakses pada 2019. When Marriage Ends: The Impact of Divorce on Mental and Behavioral Health.

Mental Health America. Diakses pada 2019. Coping With Separation and Divorce.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan