Perlu Tahu, Ini Perbedaan Berpikir Kritis dan Overthinking

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   29 November 2023

“Berpikir kritis merupakan sebuah keterampilan yang dapat dikembangkan, karena ada keuntungan jika kamu memilikinya. Sementara overthinking merupakan sebuah gangguan yang dapat menyebabkan kamu cemas dan stres.”

Perlu Tahu, Ini Perbedaan Berpikir Kritis dan OverthinkingPerlu Tahu, Ini Perbedaan Berpikir Kritis dan Overthinking

Halodoc, Jakarta – Berpikir kritis dan overthinking mungkin sama-sama melibatkan otak secara intens, tetapi dua hal ini jelas merupakan hal yang berbeda. Berpikir kritis adalah proses menganalisa fakta untuk membentuk penilaian.

Pada dasarnya, berpikir kritis adalah berpikir tentang apa yang dipikirkan.  Sementara itu, overthinking adalah ketika kamu berulang kali memikirkan pikiran atau situasi yang sama sehingga hal tersebut menghambat kehidupan.

Sebab, saat overthinking seseorang kerap tetap tak mampu mengambil keputusan meski sudah banyak memikirkannya berulang-ulang.

Apa Itu Berpikir Kritis?

Berpikir kritis adalah sebuah keterampilan yang berguna di dunia pendidikan maupun kerja. 

Jika kamu memiliki keterampilan berpikir kritis, akan mudah dalam memecahkan masalah serta membangun strategi yang lebih baik terkait pekerjaan dan tugas. 

Orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan menggunakan rasionalitas untuk menentukan apa yang harus dilakukan atau diyakini dalam situasi tertentu.

Orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis biasanya juga memiliki sifat reflektif, mandiri, dan kompeten. 

Seseorang yang berpikir kritis tidak hanya mengumpulkan informasi dengan baik, tapi juga dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan fakta dan menentukan hasil. 

Kemampuannya membuat konsep, menjadikan pemikir kritis cenderung lebih baik dalam memecahkan masalah dibandingkan orang yang hanya menghafal informasi. 

Berikut ini ciri-ciri lainnya dari berpikir kritis:

  • Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
  • Punya kemampuan menganalisa.
  • Mawas diri.
  • Taat aturan.
  • Berpikiran terbuka.
  • Mampu menentukan relevansi.
  • Komunikator yang efektif.

Kabar baiknya, berpikir kritis bisa kamu kembangkan. Beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan pemikiran kritis yaitu:

  • Tentukan pertanyaan, karena pertanyaan penting untuk mengingat tujuan. Ketahui apa yang ingin dicapai, lalu cari tahu cara terbaik untuk mencapainya. 
  • Kumpulkan informasi yang kredibel, untuk mencegah bias atau prasangka.
  • Ajukan pertanyaan yang tepat yang akan membawamu pada jawaban yang tepat pula. 
  • Selalu melihat dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini penting saat mencari solusi.
  • Jelajahi semua pilihan jawaban, kemudian pikirkan secara matang sampai kamu menemukan kesimpulan.

Kamu pun bisa baca artikel ini untuk info lebih lengkap: Apa Itu Berpikir Kritis? Ini Manfaat dan Cara Mengasahnya.

Apa Itu Overthinking?

Jika berpikir kritis merupakan sebuah keterampilan, overthinking justru sebuah gangguan berpikir.

Overthinking melibatkan pemikiran tentang topik atau situasi tertentu secara berlebihan, dan menganalisa dengan cara yang tidak efektif.

Ketika overthinking berlebihan, kamu justru akan kesulitan berpikir fokus pada hal lain. Hal tersebut justru akan menghambatmu untuk melakukan hal lain.

Melansir jurnal di ScienceDirect, sebuah penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak berpikir atau overthinking berkaitan dengan gangguan kesehatan mental. Seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).

Berikut ini ciri-ciri overthinking  yang perlu kamu kenali:

  • Tidak mampu memikirkan hal lain.
  • Tak bisa santai.
  • Selalu merasa khawatir atau cemas.
  • Merasa segalanya di luar kendali.
  • Kerap merasa lelah secara mental.
  • Memiliki banyak pikiran negatif.
  • Selalu memutar ulang situasi atau pengalaman dalam pikiran.
  • Menebak-nebak keputusan.
  • Selalu memikirkan kemungkinan terburuk.

Overthinking bisa berdampak pada kesehatan mental. Selain itu, kondisi stres, depresi, dan kecemasan dapat membuat orang lebih rentan untuk berpikir secara berlebihan.

Ibarat “lingkaran setan”, pemikiran yang berlebihan itu pada akhirnya kembali memicu stres, kecemasan, dan depresi yang lebih buruk. 

Ada beberapa cara untuk mengatasi overthinking, yaitu:

  • Tantang atau cegah pikiran negatif menguasaimu.
  • Latih keterampilan interpersonal.
  • Coba latih penerimaan diri. 
  • Dapatkan pertolongan profesional dan terapi. 

Itulah yang perlu kamu ketahui tentang perbedaan berpikir kritis dan overthinking. Jika kamu memiliki masalah terkait overthinking, jangan ragu untuk bertanya pada psikolog di Halodoc tentang cara mengatasinya.

Sementara itu, jika kamu tertarik untuk mengetahui masalah kesehatan mental lainnya, kamu bisa cek di sini: Jelajahi Topik Konseling Umum.

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Very Well Mind. Diakses pada 2023. How to Stop Overthinking
Forbes Health. Diakses pada 2023. What Causes Overthinking—And 6 Ways To Stop
Able. Diakses pada 2023. 9 characteristics of critical thinking (and how you can develop them)
University of the People. Diakses pada 2023. Why Is Critical Thinking Important? A Survival Guide
Indeed. Diakses pada 2023. Critical Thinking: What It Is and Why It’s Important.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan