“Usia ideal wanita untuk hamil adalah 20 tahun hingga 30 tahun. Kehamilan di bawah umur 20 tahun bisa meningkatkan risiko komplikasi. “

Halodoc, Jakarta – Hamil di bawah umur 20 tahun bukanlah hal yang disarankan. Sebab, usia wanita yang terlalu muda saat hamil bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Hal itu bisa berbahaya bagi ibu hamil maupun janin yang tengah dikandung. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui usia ideal bagi wanita untuk hamil.
Sebenarnya, kondisi tubuh dan kesiapan organ-organ di dalamnya berbeda pada setiap orang. Hal ini tentu akan memengaruhi usia yang paling pas untuk hamil. Namun, secara umum, usia ideal wanita untuk hamil dan melahirkan adalah di atas 20 tahun hingga 30 tahun. Hamil di bawah umur bisa membahayakan karena kondisi tubuh belum siap, terutama panggul.
Bahaya Hamil di Bawah Umur 20 Tahun
Panggul menjadi bagian tubuh yang paling berperan dan berpengaruh pada proses persalinan. Pada wanita berusia di bawah 20 tahum, perkembangan panggul biasanya belum sempurna. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya hambatan dan kesulitan dalam persalinan. Bagian tubuh lainnya mungkin juga belum sempurna dan belum siap untuk menerima perubahan-perubahan pada masa kehamilan.
Dampak dan bahaya dari hamil di bawah umur bisa dialami oleh bumil maupun janin yang dikandung. Pada bumil, ada beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi, antara lain:
- Kurang Informasi Mengenai Perawatan Kehamilan
Selain fisik yang belum siap, bumil di bawah usia 20 tahun biasanya juga masih belum memiliki informasi yang cukup terkait kehamilan dan persalinan. Hal ini bisa menyebabkan bumil tidak mendapatkan perawatan prenatal yang tepat. Padahal, hal tersebut dibutuhkan pada masa-masa awal kehamilan.
- Stres dan Depresi
Bumil yang masih berusia terlalu muda juga rentan mengalami stres dan depresi, salah satunya karena kurang mendapat dukungan dari pasangan atau orang tua. Hamil di bawah umur 20 tahun juga meningkatkan risiko ibu mengalami baby blues setelah melahirkan.
- Hipertensi
Komplikasi kehamilan selanjutnya yang bisa terjadi adalah tekanan darah tinggi alias hipertensi selama hamil. Hal ini bisa meningkatkan risiko bumil mengalami preeklamsia.
- Anemia
Selain tekanan darah tinggi, hamil di usia kurang dari 20-an juga bisa menyebabkan anemia. Jika ini terjadi maka perkembangan janin pun bisa terganggu.
Akibatnya, janin tidak bisa tumbuh dengan baik dan memiliki kemungkinan lahir dengan berat badan yang rendah. Penyebab utamanya adalah kurangnya kesadaran ibu untuk menjaga asupan gizi secara sempurna untuk dirinya dan calon bayi.
Risiko yang Biasa Terjadi pada Janin
Selain pada ibu, hamil di bawah umur 20 tahun juga bisa memicu risiko dan gangguan kesehatan pada janin. Komplikasi yang bisa terjadi adalah bayi lahir lebih cepat alias kelahiran prematur.
Semakin cepat bayi dilahirkan, maka semakin besar pula risiko terjadinya gangguan kesehatan, masalah tumbuh kembang, hingga cacat bawaan lahir. Saat bayi lahir prematur, fungsi pernapasan dan pencernaannya tentu belum berkembang sempurna. Hal ini juga bisa memicu masalah pada janin.
Komplikasi selanjutnya yang juga bisa menyerang janin adalah lahir dengan berat badan rendah. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan bahkan kematian janin. Pada beberapa kasus, wanita yang terlalu muda saat hamil juga memiliki risiko tinggi mengalami keguguran.
Memang, tidak semua kehamilan di usia muda pasti berisiko. Namun, lebih baik mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Biar kehamilan lancar, pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter kandungan.
Biar lebih mudah, gunakan aplikasi Halodoc untuk membuat janji medis dengan dokter kandungan terbaik. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!