Rutin Aerobik Cegah Terjadinya Penuaan Otak, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Juli 2018
Rutin Aerobik Cegah Terjadinya Penuaan Otak, Benarkah?Rutin Aerobik Cegah Terjadinya Penuaan Otak, Benarkah?

 

Halodoc, Jakarta – Ada banyak sekali manfaat yang akan didapatkan tubuh dengan rajin berolahraga. Tubuh menjadi lebih bertenaga, bugar, sehat, dan terhindar dari berbagai serangan penyakit. Kerja jantung dan aliran darah pun menjadi lebih lancar ketika kamu berolahraga. Namun, ternyata olahraga juga baik untuk kesehatan otak, lho!

Belum lama ini, sebuah studi yang telah dilakukan membuktikan bahwa rutin berolahraga juga mencegah seseorang dari kepikunan dini atau gejala Alzheimer. Temuan ini dikaitkan dengan manfaat lain berolahraga yang saling berhubungan, termasuk pada kesehatan otak yang berperan dalam mencegah penuaan otak.

Seorang ahli psikologi klinis untuk demensia dan penuaan asal Universitas Exeter, Linda Clare mengatakan bahwa gerakan tubuh atau olahraga seperti jalan cepat, senam, jalan kaki, aerobik, dan bersepeda juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam membantu otak melakukan regenerasi untuk mencegah terjadinya kepikunan dini.

Rutin Aerobik Mampu Mencegah Terjadinya Penuaan Otak

Penelitian lain yang telah dipublikasikan dalam jurnal NeuroImage mengemukakan bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan dalam senam aerobik memberikan dampak baik pada otak bagian hippocampus yang berperan dalam mengatur emosi, daya ingat, juga pembelajaran. Dampak ini tentu baik untuk mencegah penuaan otak. 

Baca juga: 4 Senam Sehat untuk Orang Tua

Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, fungsi hippocampus akan mengalami penurunan. Ini merupakan gejala awal dari penyakit kepikunan atau Alzheimer. Kondisi ini umum terjadi pada lansia. Inilah mengapa olahraga menjadi hal yang wajib dilakukan setelah usia menginjak lebih dari 50 tahun.

Penelitian lain yang dilakukan oleh University of Texas Southwestern Medical Center pun mengungkapkan hasil yang sama terhadap olahraga aerobik yang membantu mengurangi risiko terjadinya demensia, terutama pada lansia. Gerakan aerobik yang cenderung bertempo cepat akan membantu meningkatkan kebugaran tubuh, dan ini juga berdampak pada kinerja otak.

Olahraga Aerobik di Mana Saja

Tak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa aerobik adalah jenis olahraga yang hanya bisa dilakukan di dalam ruangan dengan jenis gerakan yang mirip seperti gerakan senam atau menggunakan alat bantu untuk meningkatkan massa otot. Padahal, aerobik sendiri lebih kepada jenis olahraga yang membutuhkan banyak asupan oksigen dan melibatkan kinerja otot besar. Aerobik dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama dengan intensitas yang terbilang rendah.

Baca juga: 7 Manfaat Senam Zumba untuk Kesehatan

Tidak hanya membantu mengurangi risiko demensia atau Alzheimer, olahraga aerobik juga baik untuk meningkatkan kesehatan jantung serta menurunkan berat badan. Inilah mengapa orang dengan risiko obesitas dianjurkan untuk mengikuti kelas aerobik. Olahraga ini juga membantu mengurangi stres dan menurunkan lemak tubuh yang berlebih.

Olahraga aerobik tidak harus berupa gerakan senam dengan tempo yang relatif cepat. Penting untuk dipahami, bahwa aerobik menjadi jenis olahraga yang akan meningkatkan kenyamanan saat dilakukan, seperti misalnya berenang, bersepeda, berjalan kaki, atau bahkan berdansa. Setiap jenis olahraga ini tentu memiliki durasi yang berbeda.

Tujuan utama olahraga aerobik adalah agar asupan oksigen yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak, terutama di bagian jantung dan otot. Semakin banyak suplai oksigen yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menjadi lebih segar dan sehat, sehingga risiko penyakit berbahaya seperti jantung dan hipertensi pun dapat dihindari.

Lakukan olahraga aerobik cukup selama 30 menit dengan jangka waktu tiga kali dalam satu minggu untuk bisa merasakan berbagai dampak positifnya. Kalau kamu butuh informasi lain seputar demensia atau Alzheimer, jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Selain bertanya pada dokter, kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk cek lab atau membeli obat tanpa harus keluar rumah, lho.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan