Serba-serbi Tonometri dan Prosedurnya yang Perlu Diketahui

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Juni 2023

“Tonometri merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi glaukoma. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara sedikit meratakan korena atau menggunakan perangkat untuk mengukur tekanan intraokular mata.”

Serba-serbi Tonometri dan Prosedurnya yang Perlu DiketahuiSerba-serbi Tonometri dan Prosedurnya yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Tonometri adalah prosedur medis yang biasa dokter gunakan untuk mengukur tekanan intraokular (TIO) mata. Dengan mengukur tekanan tersebut, pemeriksaan ini bisa membantu dokter mata dalam mendiagnosis dan memantau kondisi seperti glaukoma. 

Lantas, seperti apa prosedurnya? Yuk, ketahui serba-serbi tentang tonometri di sini!

Serba-serbi Tonometri 

Tonometri berperan penting dalam perawatan mata karena prosedur medis tersebut membantu dalam deteksi dini dan pengelolaan glaukoma, penyakit mata progresif yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani. Nah, peningkatan tekanan intraokular mata adalah salah satu faktor risiko utama glaukoma.

Dengan melakukan tonometri, dokter bisa mengetahui apakah kamu berisiko mengalami penyakit mata tersebut dan memulai pengobatan yang tepat.

Berikut serba-serbi mengenai tonometri yang perlu kamu ketahui:

1. Berbagai jenis tonometri

Ada beberapa metode tonometri, masing-masing menggunakan teknik yang berbeda untuk mengukur TIO. Beberapa jenis tonometri yang umum dokter gunakan, antara lain:

  • Applanation (Goldmann) tonometri: Teknik ini melibatkan penggunaan alat untuk meratakan area kecil kornea untuk mengukur TIO secara akurat.
  • Tonometri Non-kontak: Kalangan medis mengenalnya juga sebagai tonometri embusan udara, metode ini mengukur TIO dengan mengarahkan embusan udara ke kornea dan kemudian menganalisis responsnya.
  • Tonometri tono-Pen (elektronik): Sebuah perangkat genggam dengan ujung membundar seperti pena menyentuh kornea dengan lembut untuk menentukan TIO.

Setiap jenis tonometri memiliki kelebihan dan keterbatasan, dan pemilihan teknik bergantung pada faktor-faktor seperti usia pasien, kenyamanan, dan adanya kondisi mata tertentu.

Kelompok orang yang perlu menjalani tonometri

Orang-orang yang berisiko tinggi mengalami glaukoma perlu menjalani pemeriksaan tonometri. Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), kamu mungkin berisiko tinggi terkena penyakit mata tersebut bila:

  • Berusia lebih dari 40 tahun.
  • Memiliki riwayat keluarga glaukoma.
  • Mengidap rabun dekat atau rabun jauh.
  • Memiliki kondisi mata kronis lainnya.
  • Pernah mengalami cedera mata di masa lalu.
  • Mengidap gula darah tinggi.
  • Memiliki tekanan darah tinggi.
  • Memiliki sirkulasi darah yang buruk.
  • Sudah menggunakan obat kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama.

Dokter spesialis mata mungkin juga akan menganjurkan kamu untuk melakukan pemeriksaan mata tersebut bila kamu mengalami gejala, seperti:

  • Mengalami penurunan penglihatan, terutama di bagian pinggir mata.
  • Memiliki tunnel vision, penglihatan seperti melihat dari terowongan. 
  • Sakit mata yang parah.
  • Penglihatan kabur.
  • Melihat lingkaran pelangi di sekitar lampu atau cahaya.
  • Mata merah.

Nah, agar kamu bisa terhindar dari penyakit mata tersebut, Ketahui Cara Mencegah Glaukoma di Usia Muda ini.

Prosedurnya

Berikut prosedur tonometri berdasarkan jenisnya:

1. Applanation tonometri

Jenis tonometri ini adalah standar emas yang bisa mengukur TIO secara akurat. Tonometer aplanasi yang paling banyak dokter gunakan adalah tonometer Goldmann. 

Selama prosedur, pasien biasanya akan mendapat obat tetes yang membuat matanya mati rasa untuk meminimalkan ketidaknyamanan. Lalu, sebuah strip kertas yang mengandung zat pewarna akan menyentuh mata kamu atau diberikan obat tetes mata yang mengandung pewarna. Pemberian pewarna bertujuan untuk memudahkan dokter melihat kornea. 

Dokter mata kemudian menempatkan prisma atau probe tonometer kecil pada kornea, dan memberikan tekanan yang kamu perlukan untuk meratakan area kornea tertentu yang diukur. Hasilnya tercatat sebagai milimeter air raksa (mmHg), yang mewakili TIO.

2. Tonometri tono-Pen

Metode ini menggunakan perangkat genggam yang berbentuk seperti pulpen. Kamu akan diberi obat tetes mata mati rasa untuk mengurangi ketidaknyamanan selama pemeriksaan. Kemudian, dokter akan menggunakan perangkat tersebut untuk menyentuh permukaan kornea dan langsung merekam tekanan mata.

3. Tonometri Non-kontak

Metode terakhir adalah metode nonkontak (tiupan udara). Pada metode ini, kamu tidak perlu mendapatkan bius tetes. Berikut prosedur yang akan kamu jalani:

  • Kamu akan meletakkan dagu pada penopang dan menatap langsung ke perangkat pemeriksaan sesuai arahan dokter. 
  • Saat kamu berada pada jarak yang benar dari perangkat, seberkas cahaya kecil memantul dari kornea kamu ke detektor.
  • Saat tes berlangsung, embusan udara akan ditiupkan ke mata kamu dalam waktu singkat. Kamu akan merasakan sensasi sejuk atau tekanan ringan pada mata.
  • Tonometer mencatat TIO dari perubahan cahaya yang dipantulkan dari kornea. Pengujian ini bisa kamu lakukan beberapa kali pada masing-masing mata.

Nah, itulah serba-serbi mengenai tonometri yang perlu kamu ketahui. Bila kamu memiliki masalah mata atau penglihatan, coba bicarakan saja pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Tonometry.
Mount Sinai. Diakses pada 2023. Tonometry.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan