Sering Diabaikan, Ini 5 Hal yang Sering Memicu Depresi pada Remaja

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Oktober 2024

“Depresi pada remaja adalah masalah serius yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada kesehatan mental dan fisiknya. Ada berbagai faktor pendorong yang bisa memicunya, mulai dari peristiwa traumatis hingga penggunaan narkoba.”

Sering Diabaikan, Ini 5 Hal yang Sering Memicu Depresi pada RemajaSering Diabaikan, Ini 5 Hal yang Sering Memicu Depresi pada Remaja

DAFTAR ISI:


Halodoc, Jakarta – Depresi adalah masalah kesehatan mental yang serius dan dapat memengaruhi siapa saja, termasuk remaja. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 10-20% remaja mengalami gangguan mental, termasuk depresi. 

Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui berbagai faktor pemicu depresi pada remaja, serta cara mengatasi masalah kesehatan mental tersebut. Selain itu, jaga ragu untuk meminta bantuan pada psikolog atau psikiater untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat. 

Nah, berikut beberapa penyebab depresi pada remaja yang perlu diketahui. 

Penyebab Depresi pada Remaja

Depresi adalah masalah kesehatan mental yang serius yang dapat memengaruhi seseorang pada berbagai tingkat keparahan. 

Pada remaja, kondisi ini seringkali dikaitkan dengan gejala seperti perasaan sedih, perubahan suasana hati, hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati, kelelahan, perubahan dalam pola makan dan tidur, dan pikiran tentang bunuh diri.

Sayangnya, kondisi ini seringkali diabaikan dan terkadang sulit untuk diidentifikasi pada remaja. Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Penyebab Depresi pada Remaja yang Sering Diabaikan.

Apa yang Menjadi Pemicu Depresi pada Remaja?

Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu depresi pada remaja, seperti:

1. Mengalami peristiwa traumatis

Alasan paling umum adalah pengalaman traumatis kaum muda. Ini seperti kehilangan orang tersayang atau hewan peliharaan ketika orang tua bercerai atau menikah lagi.

Setiap kejadian yang menyebabkan stres atau trauma, atau bahkan perubahan gaya hidup yang besar, dapat memicu depresi pada kelompok berisiko.

Ada berbagai cara mengatasi depresi, mulai dari konseling hingga terapi obat-obatan yang diresepkan oleh psikiater. Simak Pilihan Obat Penenang Depresi yang Biasa Diresepkan Dokter pada artikel ini. 

2. Situasi sosial atau keadaan keluarga

Contohnya mereka mengalami kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan narkoba, hidup dalam kemiskinan atau memiliki masalah keluarga lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan stres berkepanjangan yang dapat memicu depresi. 

3. Faktor genetik

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa depresi terkait dengan faktor genetik dalam keluarga. Namun, remaja yang berada di lingkungan keluarga yang mengalami depresi, tidak pasti mengalami depresi di kemudian hari.

Demikian pula remaja tanpa riwayat keluarga depresi, mereka juga bisa saja mengalami depresi di masa mendatang bila mengalami berbagai hal yang bisa memicu depresi. 

4. Depresi pada orang muda karena sakit

Terkadang gejala depresi juga bisa menjadi tanda penyakit lain. Misalnya hipotiroidisme atau masalah kesehatan lainnya.

Selain itu, orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti pengidap kanker dan penyakit gula, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi.

5. Penyalahgunaan zat dan narkoba

Memang benar bahwa beberapa jenis obat resep dapat menyebabkan depresi sebagai efek sampingnya. Namun, obat-obatan terlarang atau tidak terdaftar resmi legal dapat menyebabkan depresi. 

Peran Orang Tua dalam Membantu Remaja Mengatasi Depresi

Orang tua berperan penting dalam membantu remaja mengatasi depresi. Berikut ini beberapa hal yang dapat orang tua lakukan, seperti:

1. Mendengarkan

Orang tua harus selalu siap mendengarkan dan berbicara dengan remaja mereka. Remaja seringkali merasa kesepian, cemas, dan terisolasi, jadi orang tua harus menunjukkan bahwa mereka peduli dan dapat menjadi teman untuk mengobrol. 

Sebagai pendengar yang baik, kita juga perlu memahami kondisi mental orang tersebut agar bisa memahami cara terbaik untuk mengatasinya. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menyarankan remaja yang mengalami depresi untuk meminta bantuan profesional ataupun mengkonsumsi obat antidepresan yang dapat membantu memulihkan keadaan. 

Sebelum melakukan proses pemulihan dengan minum obat, ketahui dahulu Kapan Seseorang Perlu Konsumsi Obat Antidepresan. 

2. Menyediakan dukungan emosional

Orang tua harus menyediakan dukungan dan cinta tanpa syarat untuk remaja. Orang tua harus terbuka dan jujur ​​dalam berbicara dengan remaja mereka tentang topik yang sensitif.

Ini dapat membantu remaja merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi.

3. Meningkatkan komunikasi

Orang tua harus memahami bahasa tubuh dan bahasa non-verbal remaja agar dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dalam berbicara. Konsumsi dua arah menjadi penting agar remaja dapat memberi dan menerima respon terbuka atas apa yang sedang mereka alami dan rasakan. 

4. Mengarahkan remaja pada bantuan profesional

Orang tua harus membantu remaja mereka dalam mencari bantuan profesional. Konseling, psikoterapi, dan obat-obatan dapat membantu remaja mengatasi depresi mereka.

5. Mengedepankan hal-hal positif

Pastikan untuk memperhatikan hal-hal positif yang bisa dilakukan anak remaja. Tujuannya untuk meningkatkan perasaan positif pada diri anak yang mengalami depresi. 

Sebagai orang tua, kamu juga bisa melakukan refleksi diri dengan mengevaluasi apakah kamu sudah menyampaikan hal positif, atau memperlakukan anak dengan cara yang baik dan sabar.

Dengan mengedepankan hal-hal positif, anak remaja akan memahami bahwa ada orang-orang yang bangga terhadap setiap hal yang mereka lakukan. Dengan begitu, perasaan dihargai pun akan timbul dalam diri anak tersebut. 

Jangan pernah mengabaikan tanda atau gejala depresi. Segera temui psikolog atau psikiater jika anak menunjukkan gejala yang menunjukkan depresi.

Kamu juga bisa menghubungi psikolog Halodoc yang sudah tepercaya, jika merasa memiliki gejala yang mengarah pada depresi.

Referensi:
Child Mind Institute. Diakses pada 2024. What to Do if You Think Your Teenagers is Depressed. Verywell Mind. Diakses pada 2023. Depression in Teens.
Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. Diakses pada 2023. Cumulative Prevalence of Psychiatric Disorders by Young Adulthood: A Prospective Cohort Analysis From the Great Smoky Mountains Study.
Arch Gen Psychiatry. Diakses pada 2023. Prevalence, Persistence, and Sociodemographic Correlates of DSM-IV Disorders in the National Comorbidity Survey Replication Adolescent Supplement.