Sering Kesemutan, Tanda Adanya Penyakit Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc Redaksi Halodoc   12 Desember 2017
Sering Kesemutan, Tanda Adanya Penyakit IniSering Kesemutan, Tanda Adanya Penyakit Ini

Halodoc, Jakarta – Tahukah kamu jika kesemutan bisa terjadi karena adanya tekanan pada saraf? Misalnya, ketika kamu duduk bersila terlalu lama, tidur sambil menindih tangan dengan kepala, dan lain sebagainya.

Namun bukan cuma karena tekanan pada saraf, kesemutan bisa jadi tanda dari penyakit yang mesti kamu waspadai, lho. Beberapa kemungkinan penyakit yang muncul dengan tanda kesemutan adalah saraf terjepit, gangguan aliran darah pada pembuluh darah tepi, diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan darah.

Yang perlu kamu waspadai lagi adalah adanya paresthesia atau kesemutan kronis. Biasanya, kesemutan jenis ini muncul sebagai gejala dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Gangguan ini bisa jadi merupakan tanda dari stroke dan stroke mini, ensefalitis, multiple sklerosis, dan mielitis transversa.

Pada kasus tertentu, kesemutan juga bisa disebabkan oleh tumor yang menekan otak atau sumsum tulang. Sehingga kesemutan kronis yang muncul pun biasanya dibarengi dengan rasa nyeri. Jadi, jangan anggap remeh kesemutan apabila muncul terus menerus, ya.

Lalu seperti apa sih tanda kesemutan yang mengindikasikan penyakit tertentu? Yuk, cari tahu berikut ini agar kamu bisa memberikan tindakan yang tepat, ya:

Stroke
Adanya penyumbatan pada pembuluh darah di otak bisa menyebabkan kesemutan dan merupakan tanda stroke ringan. Tapi bukan cuma kesemutan saja, tanda lain dari stroke adalah kebas pada separuh badan, lumpuh pada separuh badan, tidak dapat melihat pada sebelah mata, kesulitan berbicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.

Penyakit jantung
Komplikasi jantung dengan sarafnya dapat menimbulkan kesemutan. Misalnya jika terjadi penyumbatan di otak dan mengenai sister sensorik, maka pengidapnya bisa merasakan kesemutan. Kalau ini memengaruhi sistem motorik maka bisa menyebabkan kesemutan yang disertai dengan kelumpuhan.

Diabetes melitus (DM)
Jika kesemutan terjadi pada pengidap diabetes melitus, maka dapat dikatakan merupakan tanda pembuluh darah yang rusak. Biasanya gejala ini bisa diredakan dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat dan konsumsi vitamin B1, gabapentin, dan B12.

Spasmofilia (tetani)
Kesemutan karena penyakit ini terjadi karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Hal ini disebbakan oleh turunnya tegangan karbondioksida dalam paru-paru. Biasanya, kesemutan pada penyakit ini juga ditandai dengan gejala lain seperti sulit tidur, kejang pada tungkai, emosi yang labil, lemah, takut, sakit kepala sebelah atau migrain, dan pingsan.

Cytomegalovirus (CMV)
Biasanya kamu akan mengalami flu berat sebelum akhirnya merasa kesemutan yang hebat. Kesemutan ini terjadi pada ujung jari yang naik hingga ke pusar. Kalau sudah begini, pengidap jadi mengalami kesulitan berjalan, merasa kebas, karena sumsum tulang belakang yang meradang. Umumnya, ini terjadi karena serangan virus cytomegalovirus.

Jangan anggap remeh kesemutan, kamu perlu tahu penyebabnya agar bisa diberi tindakan medis jika diperlukan. Meski enggak selalu kesemutan menjadi tanda dari penyakit yang berbahaya. Tak ada salahnya untuk selalu menjaga kesehatan, dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan yang tinggi serat.

Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bicara langsung dengan dokter kapan saja, dimana saja. Jadi walau kamu sibuk dan enggak sempat ke rumah sakit kamu tetap bisa bicara dengan dokter. Selain itu, kamu juga bisa membeli produk kesehatan yang kamu butuhkan melalui Halodoc. Pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.