Si Kecil Mengidap Batuk Rejan, Ibu Harus Apa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Februari 2019
Si Kecil Mengidap Batuk Rejan, Ibu Harus Apa? Si Kecil Mengidap Batuk Rejan, Ibu Harus Apa?

Halodoc, Jakarta - Ketika Si Kecil mengalami batuk rejan, pastinya ibu akan melakukan berbagai cara untuk mengatasinya. Meski mengkhawatirkan, ibu sebaiknya tetap tenang dalam menghadapi kondisi ini. Penanganan yang dapat ibu lakukan saat Si Kecil mengalami batuk rejan adalah dengan memberikan obat antibiotik untuk melawan penyebab infeksi.

Kortikosteroid akan diberikan untuk mengatasi peradangan pada saluran pernapasan. Baik antibiotik dan kortikosteroid dapat diberikan melalui infus. Sedangkan sungkup oksigen dapat diberikan untuk membantu pernapasan.

Batuk rejan yang cukup parah pada bayi dan anak-anak ternyata dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru mereka. Tindakan khusus yang dilakukan rumah sakit akan berkonsentrasi pada pemakaian alat bantu pernapasan (ventilasi) dan pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah mereka.

Pada kondisi yang lebih parah, penanganan dapat dilakukan dengan oksigenasi membran ekstrakorporeal (extracorporeal membrane oxygenation/ECMO). Pada penanganan tersebut, oksigen akan langsung dialirkan ke tubuh tanpa melewati paru-paru. Prosedur ini akan diberikan apabila metode pengobatan lain tidak berhasil dan paru-paru sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Baca juga: 3 Penyebab Batuk Rejan

Namun, jika batuk rejan masih pada tahap awal, ibu dapat melakukan penanganan pertama di rumah dengan melakukan beberapa tindakan berikut ini:

  1. Banyak Minum Air

Salah satu dampak negatif dari batuk rejan adalah dehidrasi. Supaya kesehatan Si Kecil tidak memburuk, jangan pernah lupa untuk memberikan asupan banyak cairan. Namun, hindari pemberian minuman atau cairan yang mengandung rasa, seperti sirup dan minuman ringan lainnya.

  1. Konsumsi Makanan dalam Porsi Kecil

Mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak saat Si Kecil batuk rejan dapat membuat ia tersedak dan malah semakin memperparah batuknya. Maka dari itu, berikanlah Si Kecil makanan dengan porsi kecil dan cukup lunak, sehingga tidak menyakiti kerongkongannya.

  1. Istirahat yang Cukup

Istirahat sangat penting untuk memulihkan kondisi tubuh serta meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil. Maka dari itu, jangan lupa untuk selalu mengingatkan Si Kecil untuk beristirahat agar tidak terlalu lelah.

Baca juga: Begini Cara Bedakan Batuk Rejan dan Batuk Biasa

  1. Perlancar Sirkulasi Udara di Rumah

Pergantian udara yang baik di dalam rumah sangat penting untuk menjaga kesehatan pernapasan Si Kecil. Karenanya, sering-seringlah untuk membuka jendela agar terjadi pergantian udara yang baik bagi kesehatan Si Kecil.

  1. Mandi Air Hangat

Mandikan Si Kecil dengan air hangat, karena dengan mandi air hangat dapat membantu membersihkan paru-paru dan memudahkan Si Kecil untuk bernapas.

Penyebab terjadinya batuk rejan pada anak adalah menyebarnya bakteri bordetella pertussis melalui udara. Bakteri ini masuk kemudian menyerang dinding saluran napas pengidap dan melepaskan racun.

Pembengkakan saluran pernapasan merupakan salah satu cara tubuh bereaksi terhadap racun yang dilepaskan bakteri. Saluran napas yang membengkak dapat membuat pengidap harus menarik napas dengan kuat melalui mulut, karena sulitnya bernapas. Hasil dari tarikan napas kuat inilah yang membuat munculnya bunyi yang panjang.

Baca juga: Batuk Rejan Bisa Tanda 4 Penyakit Serius

Cara lain yang akan dilakukan tubuh saat bakteri menginfeksi saluran napas adalah dengan memproduksi lendir kental. Kemudian, saluran pernapasan akan merespon untuk mencoba mengeluarkan lendir kental tersebut dengan batuk.

Pemberian vaksinasi pertusis merupakan cara terbaik untuk mencegah batuk rejan. Biasanya, dokter akan memberikan vaksin pertusis bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, polio (vaksin DPT), dan Hib. Jadwal pemberian vaksin pada anak akan dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 1,5 sampai 2 tahun, dan 5 tahun.

Vaksin pertusis sangat aman, tetapi terdapat beberapa efek samping yang mungkin dapat muncul setelah penyuntikan dilakukan. Di antaranya adalah rasa nyeri, kulit memerah, dan pembengkakan pada bagian yang disuntik. Di samping itu, kemungkinan anak akan menjadi rewel atau demam.

Apabila kamu mengetahui Si Kecil mengalami batuk rejan, sebaiknya segera tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai penanganan dan pemberian obat yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dapat diterima secara praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan