Skizofrenia, Penyakit yang Membuat Pengidapnya Dianggap Gila
Halodoc, Jakarta - Skizofrenia adalah penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir. Itu sebabnya, pengidap skizofrenia tidak dapat membedakan dunia nyata dan dunia khayal. Pengidapnya juga akan kesulitan untuk berpikir dan memahami masalah, serta mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Hal inilah yang membuat pengidap skizofrenia sering dianggap gila oleh masyarakat.
Penyebab Skizofrenia
Jumlah pengidap skizofrenia di Indonesia diperkirakan ada 400 ribu orang. Sayangnya, penyebab penyakit ini belum dapat dipastikan. Namun, ada dugaan bahwa skizofrenia disebabkan oleh susunan senyawa kimia otak, perbedaan struktur otak, faktor genetik, faktor lingkungan, serta konsumsi obat-obatan tertentu. Meski dapat menyerang siapa saja, penyakit ini lebih rentan terjadi pada orang dengan faktor risiko berikut ini:
- Mengidap penyakit autoimun.
- Menggunakan penghambat atau stimulus otak pada usia dini.
- Manajemen stres yang buruk, sehingga terjadi stres berkepanjangan.
- Ada anggota keluarga yang mengidap skizofrenia, terutama orangtua dan saudara kandung.
- Infeksi virus, kekurangan gizi, dan keracunan saat dalam kandungan, terutama saat enam bulan pertama kehamilan.
Tanda dan Gejala Skizofrenia
Tanda dan gejala skizofrenia dibagi menjadi dua, yaitu negatif dan positif.
1. Gejala Negatif
- Sulit berkonsentrasi dan perubahan pola tidur.
- Tidak bersemangat, kehilangan minat dan motivasi untuk hidup, salah satunya untuk bergaul dengan orang lain. Hal ini membuat pengidap skizofrenia enggan bersosialisasi dan merasa tidak nyaman bergaul dengan orang lain, sehingga lebih sering menyendiri di rumah.
- Apatis dan datar tanpa emosi. Misalnya, berbicara dengan nada monoton, tanpa ekspresi wajah, dan tanpa kontak mata. Ini juga membuatnya acuh terhadap keadaan lingkungan sekitar, termasuk pada kebersihan dan penampilan diri.
2. Gejala Positif
- Halusinasi, yaitu kondisi di mana pancaindra seseorang terangsang oleh sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Itu sebabnya, pengidap skizofrenia merasa mendengar suara-suara atau melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi ini dianggap nyata oleh pengidap skizofrenia.
- Delusi, yaitu keyakinan kuat yang tidak didasari dengan logika dan kenyataan sebenarnya (realita). Misalnya, pengidap skizofrenia merasa ada yang selalu mengawasi, mengikuti, hingga menyakiti dirinya.
- Pikiran kacau dan perubahan perilaku, menyebabkan pengidap skizofrenia sulit berkonsentrasi, pikiran menjadi kacau, dan kata-kata yang diucapkan membingungkan. Hal ini yang membuat perilakunya menjadi tidak terduga dan tidak beralasan.
Penanganan Pengidap Skizofrenia
Penanganan skizofrenia harus dilakukan oleh ahli jiwa atau psikiater. Meski tidak dapat disembuhkan secara total, beberapa gejala skizofrenia dapat ditangani dengan terapi perilaku kognitif dan obat-obatan tertentu. Cara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Semakin cepat ditangani, semakin besar kemungkinan pengidap skizofrenia bisa kembali ke masyarakat. Namun pada kasus yang lebih berat, skizofrenia perlu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) demi keselamatan pengidap dan orang-orang di sekitarnya.
Itulah fakta skizofrenia yang perlu diketahui. Jika kamu atau ada anggota keluarga yang memiliki gejala di atas, sebaiknya segeralah berbicara dengan dokter Halodoc. Sebab melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa berbicara dengan Psikiater kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!