Submissive: Amankah untuk Dilakukan?
Submissive adalah peran dalam hubungan yang melibatkan penyerahan kendali secara sukarela, yang dapat meningkatkan keintiman dan kepercayaan jika dilakukan secara konsensual dan komunikatif.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Submissive?
- Aspek Psikologis Submissive
- Jenis-Jenis Submissive
- Komunikasi dalam Hubungan Submissive
- Keamanan dan Batasan
- Manfaat Potensial dari Hubungan Submissive
- Kesalahpahaman Umum tentang Submissive
- Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
- Kesimpulan
Dalam dunia hubungan interpersonal, dinamika antara dominasi dan kepatuhan menjadi topik yang menarik untuk dipahami.
Salah satu peran yang sering muncul dalam dinamika ini adalah submissive, yaitu kecenderungan seseorang untuk secara sukarela menyerahkan kendali kepada pihak lain.
Meski sering disalahartikan, peran ini sebenarnya bisa menjadi bagian dari hubungan yang sehat, selama dijalani atas dasar persetujuan bersama dan komunikasi yang terbuka.
Apa Itu Submissive?
Dalam konteks hubungan interpersonal, istilah “submissive” mengacu pada kecenderungan atau peran seseorang untuk tunduk, patuh, dan menyerahkan kontrol kepada pihak lain.
Peran ini seringkali ditemukan dalam dinamika hubungan yang melibatkan dominasi dan kepatuhan, di mana satu pihak mengambil peran dominan dan pihak lainnya berperan sebagai submissive.
Submissive bukan hanya tentang kepatuhan, tetapi juga tentang rasa aman dan nyaman dalam menyerahkan kendali kepada orang lain.
Hal ini bisa menjadi bagian dari preferensi seksual atau ekspresi diri dalam hubungan romantis atau relasi lainnya.
Aspek Psikologis Submissive
Perilaku submissive dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis. Beberapa orang mungkin merasa nyaman dalam peran ini karena mengurangi stres pengambilan keputusan.
Bagi yang lain, submissive dapat menjadi cara untuk mengeksplorasi fantasi dan keinginan yang berkaitan dengan penyerahan diri dan kepatuhan.
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh American Psychological Association, preferensi peran dalam hubungan, termasuk submissive, adalah bagian dari spektrum keragaman manusia dan tidak secara inheren patologis.
Jenis-Jenis Submissive
Submissive dapat bervariasi dalam ekspresi dan intensitasnya. Beberapa jenis umum meliputi:
- Submissive Seksual: Terkait dengan praktik seksual di mana seseorang menikmati penyerahan kendali kepada pasangan.
- Submissive Emosional: Menyerahkan kendali atas emosi dan keputusan kepada pasangan dalam hubungan sehari-hari. Pahami lebih dalam tentang pentingnya Kesehatan Mental – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatan.
- Submissive Situasional: Menunjukkan perilaku submissive dalam situasi tertentu, tetapi tidak secara konsisten.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki preferensi yang unik, dan cara mereka mengekspresikan submissive dapat sangat bervariasi.
Komunikasi dalam Hubungan Submissive
Komunikasi yang jelas dan jujur sangat penting dalam hubungan yang melibatkan dinamika submissive. Kedua belah pihak harus merasa nyaman untuk mengungkapkan kebutuhan, batasan, dan harapan mereka.
Tanpa komunikasi yang efektif, potensi risiko kesalahpahaman dan ketidaknyamanan dapat meningkat.
Menurut World Health Organization (WHO), komunikasi yang sehat adalah fondasi dari setiap hubungan yang sukses dan memuaskan.
Keamanan dan Batasan
Keamanan fisik dan emosional harus menjadi prioritas utama dalam setiap hubungan submissive.
Penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan menyepakati “kata aman” yang dapat digunakan jika salah satu pihak merasa tidak nyaman atau ingin menghentikan aktivitas tertentu. Konsen yang berkelanjutan dan sukarela adalah kunci.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya informed consent dalam setiap interaksi yang melibatkan aspek kesehatan dan kesejahteraan (Kemenkes RI, 2022).
Manfaat Potensial dari Hubungan Submissive
Ketika dijalankan dengan sehat dan konsensual, hubungan submissive dapat menawarkan beberapa manfaat, termasuk:
- Peningkatan keintiman dan kepercayaan.
- Eksplorasi diri dan pemahaman yang lebih baik tentang preferensi pribadi.
- Pengurangan stres dan peningkatan relaksasi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa manfaat ini hanya dapat terwujud jika hubungan didasarkan pada rasa hormat, kejujuran, dan kesetaraan.
Kesalahpahaman Umum tentang Submissive
Ada beberapa kesalahpahaman umum tentang submissive yang perlu diluruskan:
- Submissive tidak berarti lemah atau tidak berdaya. Ini adalah pilihan dan preferensi pribadi.
- Hubungan submissive tidak selalu berkaitan dengan seks. Dinamika ini dapat muncul dalam berbagai konteks hubungan.
- Submissive bukanlah bentuk pelecehan atau eksploitasi jika dilakukan dengan konsen dan saling menghormati. Oleh sebab itu, pahami tentang cara aman melakukan Hubungan Seks – Tips & Informasi Lengkap untuk Pria dan Wanita.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika dinamika submissive dalam hubungan menyebabkan stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
Terapis yang berpengalaman dalam isu-isu hubungan dan seksualitas dapat memberikan dukungan dan panduan yang tepat.
Jika butuh konseling cepat, kamu bisa menghubungi psikolog di Halodoc. Nah, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa kamu hubungi.
Kesimpulan
Submissive adalah peran dalam hubungan yang melibatkan penyerahan diri dan kepatuhan kepada pihak lain.
Memahami aspek psikologis, jenis, dan pentingnya komunikasi yang efektif dapat membantu individu untuk menjalani hubungan submissive dengan sehat dan aman.
Jika terdapat masalah atau kekhawatiran, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Kamu bisa menghubung psikiater di Halodoc terkait hal ini.
Jangan khawatir, psikiater di Halodoc tersedia 24 jam dan privasi kamu pasti aman terjaga. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!


