Advertisement

Tidak Sama, Ini Perbedaan Tes PCR dan Swab Antigen

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   19 Juni 2025

Sering disangka sama, PCR dan swab antigen adalah dua tes berbeda yang sama-sama digunakan untuk mendeteksi COVID-19.

Tidak Sama, Ini Perbedaan Tes PCR dan Swab AntigenTidak Sama, Ini Perbedaan Tes PCR dan Swab Antigen

Daftar Isi:


Tes PCR (polymerase chain reaction) dan swab antigen sering dianggap sama karena sama-sama menggunakan metode swab, padahal keduanya memiliki perbedaan penting.

Perbedaan utama terletak pada teknik dan jenis deteksi virus yang digunakan. PCR mendeteksi materi genetik virus (RNA), sedangkan swab antigen mendeteksi protein (antigen) yang dihasilkan oleh virus.

Kedua tes ini digunakan untuk mendiagnosis infeksi COVID-19, namun cara kerja, akurasi, dan kecepatan hasilnya tidak sama. Bagi banyak orang, hal ini bisa membingungkan, apalagi prosedur pengambilan sampelnya terlihat serupa.

Lalu, kapan sebaiknya memilih PCR atau swab antigen? Dan apa saja keunggulan serta kekurangan masing-masing tes? Yuk, cari tahu perbedaannya dalam penjelasan berikut ini!

Apa Itu Tes PCR?

Tes PCR adalah salah satu pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi COVID-19. Tes ini merupakan rekomendasi yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak pandemi melanda dunia.

Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi penyakit dengan cara mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang dikumpulkan. Sampelnya yang dikumpulkan ini diambil melalui teknik usap hidung atau tenggorokan (swab).

Materi genetik yang ada di tiap sel, termasuk virus, dapat berupa deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA). kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya. Nah, DNA merupakan materi genetik berantai ganda, sementara RNA berantai tunggal. 

Menariknya, tiap DNA dan RNA makhluk hidup membawa informasi genetik akan tubuhnya. Keberadaan DNA dan RNA ini bisa dideteksi oleh teknologi PCR lewat teknik amplifikasi atau perbanyakan. Keberadaan material genetik dan suatu jenis penyakit akibat infeksi bakteri atau virus seperti COVID-19 bisa terdeteksi. 

Ingat, SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 merupakan virus RNA. Oleh sebab itu, cara untuk mendeteksi virus ini diawali dengan mengubah (konversi) RNA yang ditemukan di sampel (hasil pengambilan swab lewat tenggorokan atau hidung, berupa dahak atau lendir) menjadi DNA. 

Setelah diubah menjadi DNA, proses selanjutnya memperbanyak materi genetik tersebut lewat alat PCR. Andaikan mesin PCR mendeteksi adanya RNA virus corona pada sampel, maka hasilnya dinyatakan positif. 

Lantas, siapa saja yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes PCR?

Menurut laman Indonesia.go.id, berikut ini kelompok orang yang perlu melakukan tes PCR: 

  • Orang dengan kategori suspek karena ada gejala sesak napas, sakit tenggorokan, batuk, disertai demam 38 derajat Celcius.
  • Memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19.
  • Orang yang terkonfirmasi reaktif berdasarkan hasil rapid test.
  • Orang yang bepergian keluar kota atau luar negeri pada 14 hari terakhir. 

Pengambilan spesimen ini dilakukan maksimal dua hari setelah munculnya gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas.

Apa Itu Swab Antigen?

Menurut ahli di Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tes antigen adalah immunoassay yang mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu, yang menunjukkan infeksi virus saat ini.

Tes antigen ini kini dilakukan melalui teknik swab pada hidung atau tenggorokan, seperti halnya pengambilan sampel PCR. Masih menurut CDC, tes swab antigen ini paling efektif cepat bekerja dilakukan ketika seseorang dites pada tahap awal infeksi SARS-CoV-2. Sebab di masa ini viral load umumnya paling tinggi.

Swab antigen ini mengambil sampel antigen, yaitu protein yang dikeluarkan oleh virus seperti SARS-CoV-2. Nah, antigen ini terdeteksi ketika ada infeksi yang sedang berlangsung di tubuh seseorang. Singkat kata, tes swab antigen bisa mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada tubuh seseorang. 

Saat ini, baik rapid test antibodi atau antigen, digunakan untuk mendeteksi kasus suspek (sebelumnya disebut PDP, pasien dalam pengawasan), atau pada mereka yang memiliki gejala berat COVID-19.

Hal yang perlu ditegaskan, menurut Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia, pemeriksaan rapid test tidak digunakan untuk diagnostik. Rapid test seperti swab antigen dilakukan pada kondisi dengan keterbatasan kapasitas pemeriksaan RT-PCR.

Di samping itu, rapid test dapat digunakan untuk skrining pada populasi spesifik dan situasi khusus. Contohnya seperti pada pelaku perjalanan, penguatan pelacakan kontak seperti di lapas, panti jompo, panti rehabilitasi, asrama, pondok pesantren, serta pada kelompok-kelompok rentan. 

Namun, seiring melandainya kasus COVID-19 di Indonesia, PCR swab antigen tidak lagi jadi syarat perjalanan. Simak selengkapnya di sini → Kabar Terbaru, PCR dan Antigen Tak Lagi Jadi Syarat Perjalanan

Sekali lagi, pemeriksaan rapid test antibodi atau antigen hanya merupakan skrining awal. Dengan kata lain, hasilnya harus tetap dikonfirmasi menggunakan RT-PCR.

Perbedaan Mendasar Tes PCR dan Swab Antigen

Berikut ini beberapa perbedaan mendasar tes PCR dan swab antigen:

Perbedaan waktu deteksi antara PCR dan antigen

  • Tes PCR dapat mendeteksi virus beberapa hari setelah infeksi, bahkan sebelum gejala muncul.
  • Swab antigen biasanya efektif mendeteksi virus pada saat viral load tinggi, yaitu sekitar 1-5 hari setelah munculnya gejala.

Tingkat akurasi

  • PCR memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan swab antigen. Sensitivitas PCR berkisar antara 95-98%
  • Sensitivitas swab antigen bervariasi, umumnya antara 70-90%, tergantung pada merek dan metode yang digunakan.

Spesifisitas kedua tes ini umumnya tinggi, di atas 98%.

Ketahui Jenis Obat Corona yang Ampuh dan Pernah Digunakan.

Kenapa PCR Masih Positif Padahal Sudah Tidak Ada Gejala?

Kamu mungkin pernah mengalami hasil PCR masih positif, padahal sudah tidak mengalami gejala. Tidak perlu panik ya, karena ada penjelasan mengenai hal ini.

Tes PCR pada dasarnya dapat mendeteksi materi genetik virus corona atau SARS-CoV-2. Termasuk virus yang masih utuh atau aktif, yang sudah rusak sebagian karena perlawanan dari kekebalan tubuh, dan juga sisa virus yang sudah tidak aktif.

Jadi kemungkinan penyebab hasil PCR masih positif padahal sudah tidak bergejala adalah karena tes ini mendeteksi adanya sisa materi genetik virus. Namun, pada kondisi ini, virus tidak lagi menyebabkan gejala atau menular.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes

Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil tes PCR dan antigen, antara lain:

  • Waktu pengambilan sampel: Pengambilan sampel yang terlalu dini atau terlalu lambat setelah infeksi dapat mempengaruhi hasil.
  • Teknik pengambilan sampel: Teknik yang tidak tepat dapat mengurangi jumlah virus yang terambil.
  • Kualitas reagen: Kualitas reagen yang digunakan dalam tes sangat mempengaruhi akurasi hasil.
  • Viral load: Jumlah virus dalam tubuh saat pengambilan sampel.

Saat ini, Swab Test Antigen Bisa Dilakukan Cepat Melalui Aplikasi.

Kapan Harus Melakukan Tes Ulang?

Tes ulang mungkin diperlukan dalam beberapa situasi:

  • Jika hasil tes negatif tetapi masih memiliki gejala COVID-19.
  • Jika kontak erat dengan kasus positif dan hasil tes awal negatif.
  • Sesuai rekomendasi dari dokter atau petugas kesehatan.

Kesimpulan

Tes PCR dan swab antigen adalah alat penting dalam diagnosis infeksi virus. PCR lebih akurat dan sensitif, sementara swab antigen lebih cepat dan terjangkau.

Pilihan tes tergantung pada kebutuhan, situasi, dan rekomendasi dari profesional kesehatan.

Jika memiliki gejala atau riwayat kontak erat, segera lakukan tes untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan mencegah penyebaran penyakit.

Segera hubungi dokter di Halodoc apabila mengalami gejala-gejala COVID-19 untuk mendapatkan diagnosa yang tepat dengan penanganan yang cepat dari ahlinya.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.

Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Kementerian Kesehatan Indonesia. Diakses pada 2025. Dalam Waktu Dekat Pemerintah akan Tes Corona Massal
Indonesia. go.id. Diakses pada 2025. Kapan dan Bagaimana Tes Swab Dilakukan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/413/2020 TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
CDC. Diakses pada 2025. Interim Guidance for Rapid Antigen Testing for SARS-CoV-2
Lab Test Online. Diakses pada 2025. Polymerase Chain Reaction (PCR).
WebMD. Diakses pada 2025. Coronavirus Testing.
CDC. Diakses pada 2025. CDC Diagnostic Tests for COVID-19