Untuk Diabetes, Lebih Pilih Mentega atau Margarin?
“Mengonsumsi mentega sebenarnya masih aman bagi pengidap diabetes, asalkan tidak melebihi dua sendok makan setiap harinya. Meski begitu, konsumsi keduanya bagi pengidap diabetes, masih memerlukan penelitian lebih dalam.”

Halodoc, Jakarta – Pengidap diabetes tentu perlu memperhatikan dengan baik makanan yang hendak dikonsumsi. Sebab, salah dalam memilih makanan, dapat meningkatkan risiko naiknya gula darah secara drastis. Tak hanya makanan yang dikonsumsi, bahan pelengkapnya juga harus diperhatikan.






Contohnya seperti mentega dan margarin yang seringkali dipergunakan untuk olesan pelengkap roti. Namun, di antara mentega atau margarin, manakah yang lebih aman untuk pengidap diabetes? Penasaran akan jawabannya? Yuk, simak penjelasannya di sini!
Masih Memerlukan penelitian Lebih Lanjut
Mentega diketahui mengandung lemak jenuh, sehingga bila dikonsumsi secara berlebihan, dapat menimbulkan lonjakan gula darah. Melonjaknya gula darah berkaitan dengan risiko tekanan darah yang juga meningkat, sehingga dapat memicu kadar kolesterol yang tinggi.
Dilansir dari Medical News Today, mengonsumsi mentega dalam jumlah sedang sebenarnya aman bagi pengidap diabetes. Meski begitu, asupan harian mentega sangat penting untuk diperhatikan, karena mentega tinggi akan lemak jenuh.
Menurut pedoman yang diberikan oleh American Heart Association, 5-6 persen dari total kalori dapat berasal dari lemak jenuh. Takaran mentega yang sesuai adalah dua sendok makan setiap harinya. Perlu diingat bahwa takaran tersebut termasuk dari mentega yang digunakan untuk memasak, atau asupan lemak jenuh dari sumber makanan seperti keju, susu, daging sapi, dan sebagainya.
Sementara itu, margarin diyakini dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan dengan mentega. Sebab, margarin terbuat dari minyak nabati, sehingga mengandung beberapa lemak baik tak jenuh, yakni lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal.
Kandungan lemak tersebut dipercaya membantu menjaga kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) dalam tubuh. Meski begitu, perhatikanlah dengan baik porsi saat mengonsumsi margarin. Di samping itu, kandungan nutrisi margarin juga perlu diperhatikan karena beberapa jenis margarin memiliki kandungan lemak trans, yaitu salah satu jenis lemak jenuh.
Kesimpulannya, margarin diharapkan dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk dikonsumsi bagi pengidap diabetes. Namun, jangan sampai margarin dikonsumsi berlebihan. Sebab, baik mentega maupun margarin, keduanya sama-sama tinggi lemak dan tinggi kalori. Keduanya pun masih memerlukan penelitian lebih mendalam mengenai konsumsinya terhadap pengidap penyakit tersebut.
Alternatif Sumber Lemak Selain Mentega atau Margarin
Sebuah penelitian berjudul High-monounsaturated-fat diets for patients with diabetes mellitus: a meta-analysis yang dilakukan pada pengidap diabetes, menunjukkan bahwa diet tinggi lemak tak jenuh tunggal meningkatkan profil lipoprotein serta kontrol glikemik, sekaligus mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL).
Di samping itu, lemak tak jenuh tunggal juga dianggap sebagai bagian dari diet sehat dan seimbang karena efek perlindungannya terhadap jantung, seperti yang dilansir dari American Diabetes Association.
Nah, lemak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun atau minyak kanola tentunya dapat dijadikan sebagai pengganti dari mentega maupun margarin bagi pengidap diabetes. Selain minyak zaitun, lemak tak jenuh tunggal juga banyak terkandung di berbagai makanan. Contohnya seperti alpukat, kacang almond, kacang tanah, hingga selai kacang. Namun, pastikan untuk selalu memperhatikan porsi ketika mengonsumsinya, karena layaknya semua lemak, makanan dan minyak tersebut juga tinggi akan kalori.
Hal yang perlu Diperhatikan pengidap Diabetes
Meski diabetes tidak dapat disembuhkan, tapi penerapan pola hidup sehat dapat menurunkan risiko komplikasi. Maka, selain memperhatikan asupan dan porsi makanan yang dikonsumsi, pengidap diabetes juga perlu melakukan berbagai hal berikut:
- Berolahraga secara rutin, untuk membantu sel-sel tubuh lebih responsif terhadap hormon insulin, dan menghindari risiko obesitas.
- Mengelola stres dengan baik, karena stres yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah pada tubuh.
- Rutin memeriksakan kadar gula darah, cek gula darah juga dapat membantu pengidap diabetes mengetahui bagaimana tubuh bereaksi terhadap makanan tertentu.
- Tidur antara 7-9 jam setiap harinya, karena kurang tidur maupun kelebihan tidur sama-sama dapat menghambat sekresi atau pelepasan insulin.
Nah, itulah penjelasan mengenai mana yang lebih sehat antara mentega atau margarin pada pengidap diabetes. Apabila dilihat dari kandungan lemaknya, margarin diharapkan lebih sehat dibanding mentega.
Namun, mengonsumsi mentega sebenarnya masih aman bagi pengidap diabetes, asalkan tidak melebihi dua sendok makan setiap harinya. Meski begitu, baik mentega dan margarin tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Konsumsi keduanya juga masih memerlukan penelitian lebih dalam, terutama bagi pengidap diabetes.
Oleh sebab itu, sebaiknya tanyakan pada dokter spesialis endokrinologi terlebih dahulu, agar benar-benar mengetahui mana makanan yang sebaiknya dikonsumsi, dan mana yang tidak. Pasalnya, setiap pengidap diabetes akan memiliki tingkat keparahan penyakit yang bervariasi.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa menghubungi dokter spesialis untuk menanyakan hal tersebut. Lewat fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang!
