Vaksin Booster COVID-19 Sebabkan Infeksi HIV, Mitos atau Fakta?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   18 Maret 2022

“Kehadiran narasi yang mengatakan kalau vaksin booster COVID-19 dapat sebabkan infeksi human immunodeficiency virus (HIV), cukup membuat khawatir khalayak ramai. Padahal, vaksin booster seharusnya sama sekali tidak meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi HIV. Lantas, seperti apa fakta sebenarnya?”

Vaksin Booster COVID-19 Sebabkan Infeksi HIV, Mitos atau Fakta?Vaksin Booster COVID-19 Sebabkan Infeksi HIV, Mitos atau Fakta?

Halodoc, Jakarta – Demi melawan pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus tipe SARS-CoV-2, program pemberian vaksin booster sudah mulai dijalankan pemerintah Indonesia sejak 12 Januari 2022 lalu. Sayangnya, di tengah pelaksanaannya, muncul sederet hoaks atau berita palsu yang menimbulkan kekeliruan. 

Salah satunya seperti sebuah narasi baru-baru ini mengatakan kalau vaksin booster COVID-19 dapat menyebabkan infeksi HIV. Namun, benarkah demikian? Apakah narasi tersebut merupakan sebuah mitos atau fakta? Yuk, simak jawabannya di sini!

Vaksin Booster COVID-19 Sebabkan HIV?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, baru-baru ini beredar sebuah narasi di media sosial yang mencatut foto virolog asal Prancis, yakni Luc Montagnier. Narasi tersebut menyebutkan kalau suntikan vaksin COVID-19 dosis penguat (booster) dapat menimbulkan infeksi  HIV.

Dilansir dari laman resmi situs pemerintah Indonesia covid19.go.id, faktanya informasi tersebut tidaklah benar. Hal ini juga didukung oleh dokter sekaligus peneliti yang berbasis di Cardiff Inggris yang fokus menangani vaksin COVID-19, Bnar Talabani. Dirinya juga menyebutkan kalau informasi tersebut tidak masuk akal. Lantaran vaksin yang mengandung HIV sudah pasti tidak akan diloloskan pada tahap pengujian. Selain itu, perlu diluruskan kalau vaksin COVID-19 tidak dapat menyebabkan HIV/AIDS, atau membuat seseorang rentan tertular virus lainnya.  

Hal senada juga disampaikan oleh Ahli Imunologi Institut Pendidikan dan Penelitian Sains India, Pune Vineeta Bal. Dirinya berujar bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan kalau Virolog Montagnier mengklaim hal tersebut. Vineeta Bal juga berujar bahwa vaksin booster COVID-19 sama sekali tidak meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi HIV.

Artinya, dapat disimpulkan bahwa narasi yang mengatakan kalau vaksin booster COVID-19 dapat sebabkan infeksi HIV, murni sebuah hoaks belaka yang tidak perlu dipercaya.

Kenali  Manfaat Vaksin COVID-19

Sering kali manfaat dari vaksinasi dipertanyakan oleh khalayak ramai. Maka dari itu, sebaiknya kamu ketahui beberapa manfaatnya, antara lain:

1. Merangsang Sistem Kekebalan Tubuh

Vaksin yang terdiri dari berbagai produk biologi dan bagian dari virus yang sudah dilemahkan yang disuntikkan ke dalam manusia, akan merangsang timbulnya imun atau daya tahan tubuh seseorang.

2. Mengurangi Risiko Penularan COVID-19

Setelah seseorang disuntikan vaksin COVID-19, hal ini akan merangsang antibodi untuk mengenali virus yang telah dilemahkan. Alhasil, tubuh akan mengenali virus tersebut, sehingga seseorang yang telah divaksinasi akan memiliki risiko terpapar virus COVID-19 lebih rendah, dibandingkan yang belum vaksin.

3. Mencegah Keparahan Gejala Bila Terinfeksi

Salah satu tujuan dari vaksinasi COVID-19 adalah untuk mencegah keparahan gejala bilamana seseorang terinfeksi. Sebab, tubuh telah mengenali virus tersebut melalui vaksinasi, sehingga dampak atau gejala infeksi akan mengalami pelemahan. Tak hanya itu saja, menurut studi vaksin COVID-19 juga bisa menurunkan angka perawatan di rumah sakit pada mereka yang terinfeksi COVID-19.

4. Mencapai Herd Immunity

Herd immunity atau kekebalan kelompok dapat terealisasikan ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok, sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Nah, herd immunity untuk setiap penyakit memiliki angka yang berbeda. Sebagai contoh, polio membutuhkan sekitar 80 persen orang dari suatu kelompok untuk divaksinasi.

Bagi COVID-19, Ketua Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan, menjelaskan bahwa SARS-CoV-2 adalah virus yang mudah menular, sehingga diperlukan setidaknya 60-70 persen populasi untuk menimbulkan kekebalan (terhadap virus), agar dapat benar-benar memutus rantai penularan.  Ujarnya dalam laman WHO Episode #1 – Herd immunity.

Merujuk pada penjelasan WHO tersebut, artinya herd immunity COVID-19 di Indonesia dapat tercapai jika 160 juta hingga 187 juta penduduk Indonesia sudah divaksinasi. Hal ini juga didukung oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro. “Dua pertiga jumlah penduduk Indonesia dibutuhkan kira-kira 180 juta yang harus divaksinasi” ujarnya.

Itulah penjelasan mengenai narasi yang mengatakan kalau vaksin booster COVID-19 dapat sebabkan infeksi HIV yang merupakan hoaks belaka. Sebab, vaksin booster COVID-19 sama sekali tidak meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi HIV. Di samping itu, kalau pun ada vaksin yang mengandung HIV, maka sudah pasti tidak akan diloloskan pada tahap pengujian.

Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar vaksin COVID-19, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa tanya dokter seputar vaksinasi COVID. Lewat fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang!

Referensi:

covid19.go.id. Diakses pada 2022. Awas Hoaks: Vaksin Booster Sebabkan HIV.
UPK.Kemkes. Diakses pada 2022. 4 Manfaat Vaksin Covid-19 yang Wajib Diketahui.
WHO. Diakses pada 2020. Episode #1 – Herd immunity.
Halodoc. Diakses pada 2022. Jumlah Vaksin Corona yang Dibutuhkan untuk Capai Herd Immunity.